Alvaro dan alka masih bingung dengan konfirmasi dokter bahwa elvaira sudah mendapat pendonor darah, dikarenakan stok darah dirumah sakit yang dibutuhkan elvaira hanya tersedia 2 kantong sedangkan elvaira membutuhkan beberapa kantong. Dan tiba tiba dokter berucap elvaira sudah mendapat pendonor tapi pendonor itu tidak mau identitasnya dibocorkan walau hanya gendernya saja...
"KA siapa kira kira yang donorin darahnya buat vaira?" tanya Alvaro yang duduk didekat berangkar elvaira
"Apa perlu gue cek cctv?" alka yang sedang duduk disofa menjawab dengan santai.
"Bisa?"
"Tapi terlalu repot" ucap alka disertai cengiran khasnya
"Golongan Darah vairaa sama golongan darah alam papah sama" Alvaro memandang wajah cantik elvaira
"Hei, cantik banget sih. Bangun yuk udah berhasil jadi onty baik nih, hebat banget adek abang" Alvaro mengelus Surai lembut elvaira sembari memeberi kecupan dikeningnya cukup lama
"Udah Al, elvaira bentar lagi pasti siuman tenang aja" alka menepuk pundak Alvaro
"Gue gagal ya ka jadi Abang buat elvaira?"Alvaro masih setia menatap elvaira
"Enggaklah kalau Lo gagal mungkin elvaira gaakan bertahan sampai sejauh ini, Lo udah jadi peran terbaik buat vaira Lo bisa jadi mamah, papah dan Abang disaat bersamaan buat elvaira. Gue salut sama Lo" alka menepuk pundak Alvaro berkali kali guna menyalurkan kekuatan, Alvaro menghapus sisa air matanya
"Elvaira selalu jadi garda terdepan buat gue ka..." Alvaro menahan ucapannya guna menetralkan nafasnya
"Lo tau ngga gimana bahagia dia pas dia denger gue mau tanggung jawab sama desicha, dia seneng banget ka. Dia Meluk gue..."sesak rasanya ketika ia mengingat bahagianya elvaira yang bahagia melihat Alvaro mau bertanggungjawab
"Dia udah berhasil lindungi calon ponakannya, gue gamau jadi cowok brengsek lagi ka. Gue mau tanggung jawab, cukup kemarin gue ngerusak desicha" Alvaro meghapus air matanya dan menghadap alka yang sedang menatapnya juga
"Ayo ka, bantu gue lupain Ansel" Alvaro menatap penuh mohon pada alka
"Apapun yang terbaik buat sahabat gue, apapun keputusan yang Lo ambil gue selalu dukung asal itu baik, gue percaya sahabat gue yang brengsek ini gak seburuk itu" alka kembali menepuk pundak Alvaro
"Thanks ka"
***
"Lo ngapain donorin darah Lo ke elvaira? "Tanya seorang lelaki pada perempuan cantik didepannya
"Gue Banyak dosa sama dia" perempuan cantik itu hanya menjawab singkat
"Elvaira itu cewek yang gue maksud selama ini" ujar laki laki itu lagi
"Setelah ini gue gak bakal berhubungan lagi sama dia, ini yang pertama dan terakhir"
"Alasan Lo apasih?"
"Kalau tunangan lo tau gimana? "
"Gue mohon jangan sampai dia tau"
"Gue saudara Lo tapi gue ngerasa jauh banget sama Lo"
"Cabut gausah banyak bacot" titah perempuan itu ketus.
Alvaro sedang meminta pada alka agar bisa menjadikan satu ruangan kamar antara elvaira dan desicha. Hal ini bertujuan untuk memudahkan Alvaro menjaga keduanya mengingat ruang inap mereka berdua yang berbeda gedung membuat Alvaro harus bolak balik.
"Mau disamping kamar mayat ada tuh ruang kosong lumayan gede" Goda alka
"Pala Lo" Alvaro menoyor kepala alka
"Yaudah tenang gue pindah sesuai request Lo, mana bisa sih gue nolak tamu spesial"
"Tapi gue benci jadi tamu Lo kalo disini bego"
"Semua orang juga sama, sama gasukanya kalo Dateng kesini"
"Lo suka rumah sakit bokap Lo rame" goda Alvaro yang mendapat gelengan dari alka
"Gasuka juga, gue jadi kelihatan sibuk padahal gue pengen kaya cowo cowo diwattpad yang kelihatan kaya tanpa banyak kerja"
"Itu hanya ada di dunia fiksi, goblok" lagi lagi Alvaro memukul kepala alka dan mendapat tawa keras dari alka
"Tutor jadi karakter fiksi dong?"
"Pake tutor segala, sadar diri yang utama"
"Bangsull"
***
"Cha?" sapa Galang yang memasuki ruangan desicha
"Lo Apain elvaira Lang?" Desicha langsung bertanya pada Galang
"Gue reflek nampar dia" tutur Galang dengan nafas tenang
"Lo tau akibatnya? Lo tau keadaan elvaira sekarang?" desicha melotot dan tambah emosi ketika mendengar jawaban Galang
"Gue tau, gue tau semuanya termasuk rencana tanggung jawab Alvaro..." Galang menghela nafas panjang dan menariknya lagi, ia tidak kuat saat berbicara hak ini
"Lo gak bilang ke gue kalau Alvaro udah mau tanggungjawab?" ujar Galang menatap mata indah desicha yang masih terbaring lemah
"Sebenarnya pagi itu gue mau kasih tau Lo, tapi karena kejadian itu semuanya lebur gitu aja"
"Sorry kalo hal itu buat Lo, denger dari orang lain"
"Gue gak denger dari siapa siapa, gue cuma nebak dan ternyata bener Alvaro udah mau tanggung jawab..." benar Galang memang tidak mendengar hal itu dari siapa siapa jelas hal itu ia dengar sendiri dari mulut Alvaro, mengingat Alvaro dan desicha tadi berbicara cukup lama sebelum keduanya membahas elvaira
"Selamat, gue bahagia denger kabar ini maaf gue gabisa ngelakuin apa apa selama ini, maaf Cha" Galang menundukkan kepalanya ia tak sanggup melihat manik indah desicha
"Lang, gue yang harusnya minta maaf, gue gatau diri gue sempet mikir kalo lo bakal mau nikah sama gue ngakuin ini anak Lo, mengingat ungkapan Lo kelas 11 dulu, dan ngelihat tingkah Lo selama ini" desicha menghapus air matanya
"Sorry Cha, gue bukan laki laki sempurna yang kaya Lo maksud, kalaupun gue siap mungkin keluarga gue gak siap sama semuanya" Galang masih setia menunduk
"It's okey lang, seharusnya gue yang tau diri disini. Walaupun gue berharap Alvaro tanggungjawab tapi harapan gue juga Lo mau nikahin gue dan anggep anak ini..."
"Tapi mungkin gak semudah ucapan gue ya Lang? Berat emang, untungnya dan syukurnya Alvaro udah mau tanggung jawab jadi gue gaperlu sedih sedih lagi mikirin tentang ayah anak ini" desicha mengusap air matanya
"Sampai kapanpun Lo tetep jadi cinta pertama gue Cha, walau gaada kata memulai tapi gue ikhlas buat mengakhiri semuanya" Galang ternyata juga mengeluarkan air mata, setelah mengusap air matanya ia menatap netra cantik desicha yang memerah
"Makasih Galang, makasih untuk semua bentuk kebaik Lo selama ini, maaf kalau gue belum sempet bales cinta Lo. Semoga Lo bisa ketemu sama perempuan yang lebih baik dari gue" manik mereka berdua saling bertemu
"Jaga diri Lo, gue sayang sama Lo" ucap Galang dengan mengacak rambut desicha!
KAMU SEDANG MEMBACA
RUMPANG
Novela JuvenilElvaira sangat mencintai Galang, tapi entah mengapa Galang enggan menerima cintanya. Banyak penolakan, banyak olokan. Tapi Elvaira tidak menggubris hal hal itu, tapi di lain sisi Galang suka pada desicha. Apapun akan lakukan untuk melindungi desicha...