Setelah sadar selama 3hari ini, dan keadaannya mulai membaik elvaira sudah dibolehkan pulang oleh alka. Desicha memang pulang lebih dulu sejak elvaira sadar desicha merengek meminta untuk pulang, akhirnya Alvaro mengiyakan permintaan calon istrinya itu.
"Awss" lirih elvaira yang masih sering merasa sakit dikepalanya
"Masih sakit ya?" tanya Alvaro
"Gak sesakit dulu, ini udah banyak mendingan"
"Ayo bang" ajak elvaira sembari menggandeng tangan Alvaro
Sudah beberapa hari ini Galang berubah menjadi pendiam, ia lebih sering melamun ia lebih sering menjadi seorang pengamat. Entah apa yang ada dipikiran Galang
"Lo gak coba minta maaf sama vaira?" tanya Regan yang riba tiba duduk disebelah Galang
"Terakhir ketemu pas gue mau jengukin dia, dan dicegah sama abangnya waktu itu dia belum sadar dan gatau kalau sekarang"
"Lo galau gara-gara merasa bersalah atau kehilangan desicha?" Regan menaikkan alisnya menatap Galang
"Dua duanya sih" galang menjawab disertai kekehan kecil
"Bangsat, nih dari Alvaro" Regan ikut tersenyum mendengar jawaban Galang dan memberikan sebuah undagan
"Seantero SMA cuma kita yang tau maka dari itu kita yang diundang"
"Deo, Dio udah gue konfirmasi katanya bakal ngikut kalau Lo ikut"
"Gu-e" Galang tidak kuasa meneruskan ucapannya ia tak kuasa melihat undagan bermotif rustic itu
"Gue tau itu berat Lang, tapi ini juga salah satu pilihan Lo kan? Ikhlasin Acha Lang Alvaro sama acha punya tanggung jawab" Regan menepuk punggung Galang seolah menyalurkan kekuatan
"Oke besok gue hadir" Final Galang dengan nafas berat
"Ini baru sahabat gue"
***
Tepat hari ini Alvaro mengucap ijab qobul didepan paman desicha, walau pernikahan nya masih sah Dimata agama saja mengingat desicha yang masih bersekolah. Tapi hal itu tetap membuat Alvaro gugup.
"Aduh Abang aku ganteng banget" puji elvaira ketika masuk kekamar abangnya
"Gerogi ya?" tanya elvaira dengan cengengesan
"Banget El Abang gerogi parah" Alvaro memegang tangan Elvaira, dan disitu elvaira bisa merasakan tangan abangnya yang berkeringat
"Udah lah ayo" elvaira menarik Alvaro untuk keluar dari kamar.
Alvaro keluar dari kamar berjalan mendekati taman belakang rumah yang sudah dihias sedemikan rupa.
Tamu undangan hanya datang dari orang terdekat mempelai saja, seperti Galang, alka, Deo, Dio, paman dan bibi desicha, serta sahabat perempuan desicha. Alvaro juga hanya mengundang berberapa temannya yang menurutnya bisa menjaga rahasia.
Alvaro berjalan menuju ke hadapan penghulu dengan di gandeng elvaira, elvaira juga tidak berhenti menampilkan senyum bahagianya. Benar benar sangat menawan untuk siapa saja yang melihat...
"Abang gue ganteng banget, semangat ya gak usah gugup" elvaira menatap Alvaro yang sepertinya tegang, ia mencoba meyakinkan Alvaro
"EL Abang takut salah ngucap nama"
"Desicha Adriana bang inget desicha adriana" elvaira menepuk pundak Alvaro
"Sudah mempelai sudah siap?" tanya penghulu yang baru saja datang
"Sudah pak bisa dimulai sekarang" ucap Elvaira antusias
Elvaira meninggalkan Alvaro yang duduk dihadapan penghulu, ia duduk di samping tamu undangan sebelah Regan tak jauh dari hadapan Galang.
Galang dapat melihat senyum elvaira yang tak henti hentinya luntur, senyum itu seketika bisa menghanyutkan dirinya. Ia rindu dengan senyum manis elvaira, saapaan elvaira, dan suara indah elvaira.
"Bagaimana para saksi sah?" lamunan Galang seketika buyar ketika penghulu mengucap kata sah
Ia sadar sekarang ia sudah tidak bisa bersama desicha seperti biasanya, kalau biasanya ia berangkat dengan desicha dan selalu bersama desicha pasti sekarang tidak bisa!
Desicha keluar dengan digandeng temannya, mereka heran mereka seperti pernah melihat wanita yang menggandeng desicha tapi siapa dia?
"Dia?" cicit Elvaira yang melihat desicha sedang digandeng oleh perempuan disebelahnya
"Mirip banget sama Ansel..." gumam desicha dengan suara lirih hampir tak terdengar
Desicha sudah menduduki kursi samping Alvaro, Alvaro sempat shock ketika melihat wanita disebelah desicha sangat sangat mirip dengan, Ansel? Mengapa bisa wanita itu mengingatkannya dengan wanita yang pernah mengisi hatinya??
Alvaro dan desicha sudah duduk kembali, mereka memasang cincin dijari manis mereka dan yang terkahir Alvaro membacakan doa setelah itu mencium kening desicha.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUMPANG
Fiksi RemajaElvaira sangat mencintai Galang, tapi entah mengapa Galang enggan menerima cintanya. Banyak penolakan, banyak olokan. Tapi Elvaira tidak menggubris hal hal itu, tapi di lain sisi Galang suka pada desicha. Apapun akan lakukan untuk melindungi desicha...