Tanggal penulisan :
12 November pukul 15.51 (belum termasuk revisi)
Enjoy gaya... 😇😇😇
Kesibukan nampak terlihat jelas di restoran barbeque itu. Tak ada satupun pelayan yang terlihat menganggur dan tak mengerjakan apapun. Semua sibuk mondar-mandir dari satu meja ke meja yang lain. Mengantarkan pesanan pelanggan, menyiapkan pesanan, membersihkan meja-meja yang kotor dan melayani pelanggan yang baru saja datang. Semua mereka lakukan seakan tanpa henti tak kenal lelah.
Sana yang sedari tadi duduk dan memperhatikan saja lelah. Apalagi mereka yang menjalaninya, hanya memiliki waktu istirahat satu jam dengan pekerjaan yang menurutnya berat tapi dengan gaji sedikit.
"Bukankah dia gadis yang selalu datang dengan Mina?" Tanya seorang pria yang tengah mencuci peralatan restoran pada temannya yang tengah menyiapkan pesanan. Seraya sesekali melirik Sana yang tampak fokus memperhatikan Mina bekerja.
"Hm. Hampir satu minggu ini aku melihatnya ada disini. Sepertinya, dia selalu ikut kemanapun Mina pergi." Sahutnya lalu pergi mengantarkan pesanan ke salah satu meja.
"Di lihat dari caranya berpenampilan, sepertinya dia bukan gadis dari golongan biasa. Untuk apa dia mengikuti Mina?" Pria itu kembali bertanya saat temannya sudah kembali dan meletakkan nampannya di atas meja.
"Kenapa bertanya padaku? Tanyakan saja sendiri dengan orangnya." Baru saja menarik nafas sejenak, pria itu harus kembali menyiapkan pesanan karena ada pelanggan yang baru saja datang.
"Mina-ya." Panggilnya pada Mina yang baru saja meletakkan peralatan kotor dan hendak kembali ke kasir untuk melayani pembeli yang lain.
"Nde."
"Gadis di ujung sana, kau mengenalnya?" Tanyanya seraya menatap Sana dan melepas sarung tangan cuci piringnya.
"Kenapa memangnya?" Meskipun tak melihatnya, tapi Mina tahu betul siapa gadis yang temannya maksud.
Sembari mengobrol dengan sang teman, Mina tak lupa untuk menyiapkan pesanan pelanggan.
"Khamsahamidha." Ucapnya ramah pada pelanggan yang baru saja membayar dan langsung pergi.
"Aku hanya bertanya. Kalau iya, kenalkan dia padaku."
"Dia penasaran karena setiap hari kau datang dengannya." Sahut temannya tadi yang baru saja kembali seraya menepuk pundak temannya itu.
Sejenak, Mina menatap Sana yang juga tengah menatapnya, melemparkan sedikit senyuman lalu kembali fokus dengan pekerjanya yang tengah menyiapkan pesanan untuk pelanggan.
"Dia bukan gadis yang mudah untuk di ajak berkenalan. Setahuku, dari banyaknya pria yang mendekatinya, tidak ada satupun yang berhasil meraih perhatiannya." Beritahu Mina menjelaskan.
"Benarkah?" Keduanya tampak terkejut dengan apa yang baru saja Mina katakan. Secara bersamaan, mereka menoleh ke arah Sana yang memang tengah memperhatikan mereka. Tepatnya memperhatikan Mina. Jika dilihat, gadis itu adalah tipe orang yang ramah dan welcome dengan siapapun.
"Seleranya terlalu tinggi. Pria seperti kalian bukan termasuk dalam list tipe idamannya."
"Bagaimana kau bisa tahu?" Tanya Minho masih penasaran.
"Karena aku kekasihnya. Kami juga sudah bertunangan." Sahut Mina tersenyum bangga seraya memperlihatkan cincin yang melingkar di jari manis tangan kirinya.
"Tahu begitu harusnya aku tidak bertanya tadi." Sesal Minho malu juga kecewa.
"Pupus sudah harapan." Sahut sang teman tertawa puas seraya menepuk bahu Minho pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jaljayo, goodnight
Fanfictionaku tak tahu bagaimana kehidupanku di masa lalu, aku tak tahu kenapa aku terlahir di dunia. Namun satu hal yang pasti aku tahu.... kehadiranku.... tak pernah diharapkan olehnya.