40. Maybe It's okay

56 6 0
                                    

Tanggal penulisan :

29 Mei 2022 pukul 10.06 (belum termasuk revisi)

Enjoy gays....

2 minggu berada di Jepang dan menemani Sana menjalani kesehariannya, tak ada satupun hal mencurigakan yang Mina temui di sana. Semua tampak normal dan biasa-biasa saja.

Meski begitu, kewaspadaan dan kehati-hatian tetap di tingkatkan agar sesuatu yang tidak diinginkan tidak terjadi.

"Honey?"

Teguran lembut menubruk telinga di berikan berbarengan dengan sepasang tangan yang melingkar di leher jenjang serta kecupan singkat di pipi tanpa sadar mengejutkan Mina dari lamunan.

"Kamu melamun? Memikirkan apa?" Tanya Sana melepas pelukan.

"Hanya sesuatu yang tidak penting." Sahut Mina tersenyum sembari menarik Sana ke atas pangkuannya dan memeluknya dari belakang.

"Kau tahu? Kau bukan orang yang pandai berbohong." Ucap Sana sembari menyamankan posisinya.

"Arra."

"Tak berniat untuk membaginya? Aku bukan orang yang buruk untuk menjadi pendengar yang baik." Tawaran di berikan sembari menatap wajah sang kekasih dari samping dan mengusap tangan Mina yang melingkar di perutnya dengan lembut.

"Untuk saat ini belum."

"Baiklah. Aku tidak akan memaksa."

"Lusa, aku berencana untuk kembali ke Korea. Eomma sudah menanyakan kapan aku pulang dan Jennie unnie juga sudah menyuruhku untuk segera kembali. Sedangkan Dokter yang menjadi pembimbingku sudah sangat cerewet menghubungiku. Tak apa kan?"

"Apa kau akan tetap disini jika aku melarangnya?" Mina mengangguk sebagai jawaban.

"Aku mengizinkannya. Lagipula, itu juga demi kebaikanmu dan masa depanmu juga. Toh, keberadaan mu selama 2 minggu di aini sudah cukup untuk mengobati rasa rinduku. Jadi pergilah."

"Gumawo."

Menikmati keindahan malam di balkon kamar Sana rupanya menjadi momen yang cukup berharga di hati Mina meski hanya sederhana.

"Sayang, apa aku boleh meminta sesuatu?" Tanya Mina tiba-tiba seraya mengalihkan pandangannya dari arah langit ke wajah cantik Sana.

"Apa? Katakan saja. Asalkan jangan aneh-aneh."

"Ini." Ucap Mina dan mendaratkan kecupannya berkali-kali di pipi dan bibir Sana.

Sana yang menerimanya pun hanya bisa tertawa karena menahan geli.

"Kau tahu? Akhir-akhir ini kau lebih berani untuk memintanya ketimbang menungguku yang memintanya sendiri." Ucap Sana menangkup kedua pipi Mina untuk menghentikan aksinya. Tapi setelahnya, justru dia yang memberikan Mina kecupan di bibir dengan suka rela.

"Apa aku tidak boleh melakukannya?"

"Tentu kau boleh memintanya karena aku memang milikmu. Terlebih, aku suka melihatmu yang mendominasi daripada harus pasrah." Dengan senyuman menggoda, Sana kembali mendaratkan ciumannya. Membuat keduanya sama-sama tersenyum karena saling menginginkan.

"Dasar gadis nakal." Kekeh Mina lalu menggendong Sana ala bridge style untuk masuk ke dalam kamar.

Malam ini, biarlah bintang dan bulan yang menjadi saksi kehangatan cinta mereka.

***

Kepulangan Mina ke Korea hari ini memang sengaja tak diantar oleh Sana karena gadis itu yang memiliki jadwal operasi di pagi hari. Terpaksa, Sana membiarkan Mina pergi seorang diri dengan hanya ditemani sang supir pribadi keluarga mereka.

Jaljayo, goodnightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang