48. Happiness

68 8 4
                                    

Tanggal penulisan :

14 September 2022 pukul 22.44 (belum termasuk revisi)



Selama ketiganya bermain ski bersama, Sana memang terlihat bahagia dan sangat menikmatinya. Dia bahkan tertawa lepas saat meluncur dari ketinggian atau terjatuh. Tapi, setelah mereka selesai dan Sana melihat jam di ponselnya, Sana kembali terlihat murung dan tak bersemangat.

Nayeon dan Momo yang menyadari perubahan itu, hanya bisa menebak jika Sana kecewa karena Mina belum juga datang. Apalagi, saat Nayeon memperlihatkan sesuatu dari ponselnya pada Momo, menandakan jika tebakan keduanya memang benar.

"Sana-ya?" Tegur Momo mengusap bahu Sana pelan.

"Tadi, sebelum kita datang kemari, aku tak sengaja melihat ada restoran yang bagus. Ingin mampir sebentar ke sana sebelum pulang?" Ucapnya saat Sana hanya menatapnya tak bersemangat.

"Mina mungkin akan sedikit terlambat, kita makan siang dulu, ya?" Tawar Nayeon berharap kali ini Sana mau menurutinya lagi.

Tak menjawab apa-apa, Sana langsung masuk ke dalam mobil begitu saja. Membuat keduanya spontan menghela nafas bersama.

"Bagaimana unnie?" Tanya Momo meminta saran sebelum keduanya memutuskan untuk pergi.

"Kita bawa saja dia ke sana." Putus Nayeon tanpa pikir panjang.

"Baiklah."

Keduanya pun melangkah masuk ke dalam mobil. Sama seperti tadi, kali ini tetap Nayeon yang menyetir.

***

Jarak tempat ski dan rumah mereka memang tak cukup jauh, mungkin sekitar 30 menit perjalanan. Sesuai kesepakatan, mereka mampir ke restoran yang Momo maksud sebelum pulang.

Baru melangkah masuk, mereka sudah di sambut oleh seorang pelayan wanita yang tiba-tiba menghampiri mereka.

"Dengan Nona Minatozaki Sana?" Tanyanya pada ketiganya.

Sebagai jawaban ketiganya kompak mengangguk.

"Mari ikut saya." Pinta pelayan wanita itu berjalan lebih dulu.

Meski bingung, mereka tetap mengikuti pelayan wanita itu pergi ke mana. Ternyata, mereka di arahkan di sebuah meja yang sudah di tata sedemikian rupa. Dengan berbagai hidangan yang tersedia di atas meja juga hiasan romantis yang sangat mempesona.

"Apa aku terlambat?" Tanya seseorang dari arah belakang mengejutkan ketiganya.

Ketiganya kompak membalikkan badan saat mendengar suara yang begitu familiar. Sebuah senyuman lebar yang terpancar membuat Nayeon dan juga Momo ikut tersenyum. Sedangkan Sana, dia langsung berlari dan memeluk Mina dengan begitu erat.

Masih ingat tentang sesuatu yang Nayeon perlihatkan pada Momo saat mereka sedang ada di area ski? Ya, itu adalah pesan dari Mina yang meminta sang kakak untuk membawa Sana makan siang terlebih dulu ke tempat yang sudah dia sebutkan. Kebetulan, restoran yang Mina maksud sama dengan restoran yang Momo maksud.

Membalas pelukan tak kalah erat, Mina masih terlihat tersenyum seraya mengusap punggung dan belakang kepala Sana. Momen seperti ini, dia sangat merindukannya.

"Maaf, membuatmu cemas." Ucap Mina diiringi senyuman saat pelukan terlepas.

"Gwenchana?"

"Hm. Gwenchana."

"Terimakasih karena sudah membawanya jalan-jalan." Ucap Mina pada keduanya bergantian.

"Kau harus membayarnya mahal untuk itu." Sahut Momo menggoda keduanya.

Jaljayo, goodnightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang