Tanggal penulisan :
18 November 2021 pukul 17.24 - 21 November 2021 pukul 11.04 (belum termasuk revisi)
Enjoy gays....
Suara mesin yang tak pernah berhenti seolah menjadi lagu penghantar tidur ternyaman Nayeon untuk saat ini. 2 minggu sudah gadis mungil itu terbaring di ranjang rumah sakit dengan ruangan yang begitu dingin tanpa pernah mau terbangun.
Mereka, selalu bergantian menyempatkan waktu untuk datang dan mengajak Nayeon bicara, meski nyatanya tak pernah ada satupun jawaban yang keluar dari bibir mungilnya. Atau setidaknya, sedikit gerak yang Nayeon perlihatkan pada mereka.
"Nona, waktu besuknya sudah habis. Anda bisa kembali lagi besok pagi." Tegur seorang perawat yang bertugas di sana.
"Bisakah.... Aku lebih lama disini?" Pinta Mina sedikit ragu. Ia tahu kalau permintaannya ini menyalahi aturan dan sangat tidak di perbolehkan. Tapi, ia ingin sedikit lebih lama tinggal.
"Tapi Nona~"
"Suster, tak apa. Biarkan dia tetap di sana." Sahut Dokter Kwang memotong ucapan perawat itu yang hendak melarang Mina untuk tetap ada di sana.
"Baik Dokter."
Siapa yang berani melarang jika anak dari pemilik rumah sakit sudah berkeinginan. Toh, ruang ICU itu memang di peruntukan untuk pasien seorang. Jadi, tak ada alasan keberadaannya di sana mengganggu pasien lain.
Setiap hari, Mina memang selalu datang. Tapi sekalipun, dia tak pernah mengatakan apapun di depan Nayeon. Hanya duduk di samping ranjang seraya terus menggenggam tangan sang kakak. Lalu pergi setelah jam besuknya habis. Tapi hari ini, entah kenapa, Mina ingin tinggal lebih lama disini. Menghabiskan waktunya untuk menemani malam Nayeon yang pasti sangat sepi dan sunyi.
***
Sana terbangun karena tiba-tiba alam memanggilnya, meski sudah mencoba untuk di tahan karena rasa kantuk yang menyerang, tapi Sana tak bisa lagi. Terpaksa, Sana pun bangkit dari tempat tidurnya untuk menuju kamar mandi. 10 menit berlalu, Sana kembali. Melihat tempat di sampingnya masih kosong, Sana melihat jam dindingnya. Pukul 2 malam dan Mina masih belum pulang.
Tak mau berspekulasi, Sana membawa kakinya melangkah menuju lemari, mengambil jaket atau hoodie yang bisa ia gunakan untuk menutupi penampilannya saat ini, sekaligus melindunginya dari hawa dingin yang pasti akan menyelimuti.
***
Hawa dingin yang semakin membelenggu disertai tubuh yang mulai merasa tak nyaman karena posisi tidur yang sama sekali tak menguntungkan, membuat Mina terpaksa terbangun dari tidurnya meski rasa kantuk dan lelah masih ingin hinggap. Meregangkan tubuhnya sejenak, Mina melihat jam dinding yang terpasang di sana. Pukul 3 malam, dia tertidur di ruang ICU itu dengan posisi duduk tanpa ia sadari. Lagi, Mina menggenggam tangan dingin itu lalu menghembuskan nafasnya cukup dalam. Tubuhnya terangkat membungkuk untuk membisikkan sesuatu pada sang kakak untuk pertama kalinya.
"Unnie..... Ini aku. Terimakasih sudah menemani tidurku malam ini. Lain kali.... Bolehkah aku menginginkannya lagi?" Tak ada air mata yang Mina teteskan meski ia begitu sedih dan ingin menangis. Sejenak, ia tersenyum, bangga akan dirinya sendiri yang mulai berani. Sebelum pergi, sebuah kecupan singkat Mina daratkan di sudut bibir sang kakak. Dia sungguh berharap jika Nayeon akan merasakan kehadirannya kali ini.
Lepasnya genggaman tangan seiiring perginya Mina dari ruangan itu tanpa di sadari membuat Nayeon menitihkan air matanya. Entah apa yang gadis itu rasakan dan inginkan. Karena nyatanya, hanya itu yang bisa dia lakukan.
***
Senyum bahagia tercetak jelas di wajah Sana kala feeling dan instingnya tak pernah salah. Melihat Mina baru saja keluar dari ruang ICU, membuat Sana sedikit mempercepat langkahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jaljayo, goodnight
Fanfictionaku tak tahu bagaimana kehidupanku di masa lalu, aku tak tahu kenapa aku terlahir di dunia. Namun satu hal yang pasti aku tahu.... kehadiranku.... tak pernah diharapkan olehnya.