Tanggal penulisan :
14 Maret 2022 pukul 23.48 - 20 Maret 2022 pukul 12.09 (belum termasuk revisi)
Happy reading gaya....
Perjalanan cerita ini masih sangat panjang dan mungkin akan sedikit melelahkan atau bahkan membosankan. Aku berharap kalian masih bisa terhibur dan menjadikan cerita ini salah satu cara untuk kalian membunuh waktu dan menghilangkan kebosanan.
Bua yang masih bersabar menunggu kelanjutan cerita the last sheet aku harap kesabaran kalian gak setebal tisu yang di basahi akhir. Thank you for supporting me gays... 😇😇😇 Love you.
Ini adalah hari pertama Mina mulai bertugas di rumah sakit milik sang ibu. Jika kalian pikir Mina dengan mudah mendapatkan persetujuan itu, kalian salah besar. Faktanya. Dari hasil rapat anggota dewan direksi dan para pemegang saham, hampir kesuluruhan dari mereka menolak Mina untuk melakukan ujian prakteknya di sana. Tentu, dengan alasan karena Mina yang mengidap penyakit multiple sclerosis. Jelas, hal itu akan membahayakan pasien jika sampai penyakit itu kambuh di saat Mina tengah bekerja.
Untungnya, Jennie sebagai Dokter yang merawat kondisi Mina selama ini, bisa memberikan penjelasan dan pengertian terhadap mereka mengenai penyakit yang Mina derita. Ya, meskipun tidak mudah dan cenderung alot, tapi Jennie beruntung bisa meyakinkan mereka untuk memberi Mina kesempatan. Walaupun, ada sesuatu yang harus dia dan ibunya pertaruhkan tentunya.
"Selamat pagi Mina-ssi." Sapa seorang Dokter yang baru saja berpapasan dengannya di pintu masuk rumah sakit.
"Selamat pagi." Balas Mina dengan ramah.
"Selamat pagi Dokter." Sapa seorang petugas yang lain yang juga baru saja datang sama seperti Mina.
"Selamat pagi."
"Selamat pagi Dokter Mina." Sapa seorang Dokter lain yang kali ini membuat Mina menghentikan langkahnya dan tersenyum menatapnya.
"Selamat pagi Dokter Jennie."
"Bagaimana? Apa kau sudah siapa untuk tugasmu hari ini?" Tanya Jennie bersemangat seraya mengusap kepala Mina penuh kasih sayang.
"Sangat siap. Aku sudah tidak sadar dan sangat bersemangat sekarang."
"Itu bagus. Aku yakin kau pasti bisa melakukannya. Yang terpenting, kau tetap tenang dan percaya dengan dirimu sendiri. Mengerti?"
"Hm."
Melangkah bersama, keduanya memilih menaiki tangga ketimbang lift karena ingin mengobrol lebih banyak dan sedikit lebih lama.
"Permisi. Maaf Dokter Mina, Presdir memanggil anda untuk datang ke ruangannya." Tegur seorang perawat wanita menghampiri keduanya.
"Baik. Terimakasih suster."
"Sama-sama Dokter. Kalau begitu saya permisi."
"Lihat. Disini, status kalian bukan lagi sebagai seorang ibu dan anak. Tapi sebagai seorang atasan dan bawahan. Alih-alih menelpon mu secara langsung untuk datang ke ruangannya, ibumu justru meminta bantuan perawat untuk memanggilmu." Kekeh Jennie menghentikan langkahnya di ujung lorong setelah kepergian perawat wanita itu.
"Arra. Ibuku memang selalu begitu kalau sudah menyangkut pekerjaan. Dia pasti akan sangat serius dan profesional."
"Nah, itu kau tahu. Jadi Berhati-hatilah dan jangan buat kesalahan sedikitpun."
"Arraseo."
"Fighting!" Ucap Jennie tersenyum sembari mengepalkan tangannya memberikan Mina semangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jaljayo, goodnight
Fanfictionaku tak tahu bagaimana kehidupanku di masa lalu, aku tak tahu kenapa aku terlahir di dunia. Namun satu hal yang pasti aku tahu.... kehadiranku.... tak pernah diharapkan olehnya.