Tanggal penulisan :
19 Agustus 2022 pukul 8.42 - 2 September 2022 pukul 11.42 (belum termasuk revisi)
Happy reading gays....
Waktu masih pagi, tapi kepanikan sudah terjadi. Siapa lagi pelakunya jika bukan Mina. Buru-buru keluar dari kamarnya, Mina tak sengaja menabrak seorang maid yang tengah melakukan pekerjaannya bersih-bersih rumah. Untung saja keduanya hanya bersenggolan dan tak menimbulkan luka. Mina yang sigap meraih tubuh sang maid untuk tidak terjatuh, dan maid yang reflek memegang pembatas lantai 2.
"Bibi baik-baik saja?" Tanya Mina khawatir seraya membantu maid itu berdiri dengan sempurna.
"Maaf, aku tidak sengaja." Ucap Mina merasa bersalah.
"Saya baik-baik saja Nona. Terimakasih karena sudah menolong saya."
"Bibi benar tidak terluka kan?" Tanya Mina sekali lagi memastikan.
"Tidak Nona. Saya baik-baik saja."
"Aku benar-benar minta maaf. Aku tidak melihat Bibi tadi."
Kembali fokus dengan ponselnya yang sempat terabaikan, Mina pun berlalu pergi dan menuruni tangga dengan tergesa.
"Hey, nak. Bisa kau pelan-pelan? Kau bisa membahayakan dirimu sendiri dan orang lain kalau berjalan dengan bermain handphone seperti itu." Teguran tegas Sunmi keluarkan seraya menahan tubuh Mina yang hendak melanjutkan langkah.
Bagaimana dia tidak menegur jika sang anak hampir saja terjatuh karena melewati satu anak tangga. Untung saja Sunmi yang melihatnya segera berlari dan menahan tubuh Mina agar tidak terjatuh.
"Eomma melihat Nayeon unnie?" Bukannya menggubris nasehat sang ibu, Mina justru menanyakan hal yang lain. Dari ekspresinya, Sunmi tahu jika sang anak tengah gelisah sekarang.
"Kakakmu? Dia pergi jalan-jalan bersama Momo."
"Kemana?"
"Mungkin ke halaman belakang."
Tak mengucapkan apapun lagi atau berterimakasih, Mina melewati sang ibu begitu saja sembari tetap memainkan ponselnya. Sunmi yang melihat itu, hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala karena Mina sama sekali tak mendengar ucapannya.
"Jangan main handphone sambil jalan!" Teriak Sunmi memperingatkan sang anak sekali lagi.
***
Tawa lepas yang terdengar dari keduanya menandakan jika hal itu benar-benar lucu dan menghibur. Karena lelah, keduanya pun memilih untuk duduk di salah satu bangku taman yang ada di sana.
"Unnie dul?" Panggil Mina mengalihkan perhatian mereka.
"Wae geure Mina-ya?" Tanya Nayeon yang langsung menangkap wajah panik dari sang adik.
"Apa hari ini kau dan Sana berkirim pesan atau menelpon?"
"Ani. Waeyo?"
"Aku tiba-tiba tidak bisa menghubunginya. Ponselnya mati."
"Mungkin dia kehabisan baterai. Kau bilang, semalam dia menghadiri pesta kan?" Sahut Momo mencoba memberi pengertian.
"Eoh."
"Sana mungkin lupa mengecek ponselnya dan lebih dulu mati sebelum di cas." Sahut Nayeon menambahkan. Secara tidak langsung meminta sang adik untuk tenang dan berpikir positif.
Apa yang di katakan sang kakak mungkin ada benarnya. Seharusnya, dia juga tidak terlalu berlebihan karena dia bisa menghubungi Sana nanti. Tapi entah kenapa, perasaannya kali ini berkata sebaliknya. Ada sesuatu yang janggal yang mengganggu hatinya saat ini. Tapi Mina tak tahu apa itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jaljayo, goodnight
Fanfictionaku tak tahu bagaimana kehidupanku di masa lalu, aku tak tahu kenapa aku terlahir di dunia. Namun satu hal yang pasti aku tahu.... kehadiranku.... tak pernah diharapkan olehnya.