Tanggal penulisan :
1 November 2021 pukul 14.43 (belum termasuk revisi)
Happy reading gays... 😇😇😇
Kebanyakan orang akan melayangkan protes atau marah yang berujung dengan sikap pasrah ketika seseorang menyeretnya untuk pergi padahal baru saja terbangun di pagi hari. Tapi nampaknya, hal itu tidak berlaku untuk Sana yang justru tersenyum bahagia dan dengan senang hati ikut bersama Mina. Padahal, keduanya belum sempat untuk membersihkan diri atau sekedar mencuci muka.
Ya, tadi, pagi-pagi sekali, sang adik kesayangan menelpon Mina untuk segera pulang secepatnya. Tak peduli jika kakaknya itu baru saja tersadar dari tidurnya dan mengharuskannya untuk sampai dalam waktu kurang dari 30 menit. Padahal, jarak rumah Sana dengan rumah mereka sekitar 45 menit.
Seenaknya memang, tapi Mina tetap melakukannya demi untuk tidak membuat Chaeyoung kecewa. Alhasil, disinilah mereka sekarang. Di dalam kamar Mina yang begitu luas dengan berbagai pernak-pernik menarik.
Sementara menunggu Mina membersihkan dirinya, Sana justru terlihat asyik mengamati segala sesuatu yang ada di sana. Mulai dari bermacam-macam hiasan yang tertata rapi di atas meja dan lemari, koleksi berbagai foto di salah satu pojok ruangan, serta banyaknya hasil karya lukisan yang tergantung rapi di salah satu tembok bersama sebuah biola tua di tengahnya.
"Igo." Ucap Mina yang tiba-tiba muncul dengan wajah segar seraya memberikan pakaian di tangannya.
"Kau.... Bisa memainkannya?" Tanya Sana ragu sembari menerima pakaian itu.
"Hm."
"Mainkan satu lagu untukku?" Pintanya tanpa rasa sungkan sembari berjalan mendekati Mina yang tengah duduk di tepi tempat tidur.
"Tidak mau." Penolakan tegas diberikan.
"Wae?"
"Permainanku bukan untuk orang sembarangan." Ungkapan penuh percaya diri dilontarkan, lalu berjalan ke arah meja rias demi memoles sedikit wajah untuk mengawali pagi.
"Pokoknya, kau harus memainkan satu lagu untukku." Tak menyerah, kalimat paksaan Sana layangkan.
"Dasar pemaksa."
Seolah tak peduli dengan penolakan yang Mina berikan, Sana justru tersenyum lalu melenggang pergi begitu saja masuk ke dalam kamar mandi.
***
Beberapa pekerja yang ada di rumah itu nampak tengah disibukkan dengan tugas mereka pagi ini. Dari mulai menyiapkan mobil untuk sang majikan, membersihkan halaman dan menyiram tanaman, memberi makan setiap hewan peliharaan, sampai semua pekerjaan rumah kecuali memasak. Karena kegiatan itu hanya boleh di lakukan oleh Sunmi seorang tanpa bantuan siapapun.
Salah seorang pekerja wanita yang tengah mengumpulkan sampah dari setiap sudut ruangan yang ada di rumah itu, di kejutkan dengan sebuah paper bag yang ia temukan dari keranjang sampah milik Nona mudanya. Dilihat dari logo yang tertera di sana, ia yakin betul jika barang itu bukanlah barang murah. Tapi kenapa ada di keranjang sampah padahal isinya masih utuh dan belum tersentuh?
Wanita itu pun terlihat ragu untuk memindahkannya ke dalam keranjang sampah. Dia takut jika sang Nona muda memang lupa dan tiba-tiba mencarinya.
"Bibi Ahn? Ada apa?" Chaeyoung yang baru saja keluar dari kamarnya melempar pertanyaan pada sang pelayanan yang terlihat bimbang dengan sesuatu yang ada di tangan.
"Eoh? Nona Chaeng? Saya menemukan ini di keranjang sampah milik Nona Nayeon. Saya pikir ini sesuatu yang berharga, jadi saya ragu untuk membuangnya." Ujarnya menyodorkan paper bag itu pada Chaeyoung berharap sang Nona muda tidak salah paham.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jaljayo, goodnight
Fanficaku tak tahu bagaimana kehidupanku di masa lalu, aku tak tahu kenapa aku terlahir di dunia. Namun satu hal yang pasti aku tahu.... kehadiranku.... tak pernah diharapkan olehnya.