Tanggal penulisan :
17 Oktober 2022 pukul 18.21
Sudah hampir 3 jam keduanya berkeliling di supermarket besar itu. Tak hanya ada satu atau dua troli yang mereka penuhi dengan belanjaan, tapi lebih dari 10 troli. Dan itu semua, bukan hanya kebutuhan pangan, melainkan juga snack dan minuman.
Membawanya ke kasir, keduanya dengan sabar menunggu semuanya dihitung dan di kemas ke dalam kardus.
"Total semuanya 50.150.000 won." Ucap sang kasir setelah menotal semuanya dengan komputer.
Mina pun mengeluarkan kartunya Untuk membayar semua belanjaan itu.
"Terimakasih." Ucap Mina setelah selesai melakukan transaksi dan kartunya kembali.
"Bagaimana kita bisa membawa ini semua?" Tanya Sana yang bingung dengan banyaknya belanjaan di depannya.
"Tunggu sebentar."
Saat melakukan pembayaran tadi, Mina sudah menghubungi salah satu pengawal yang bersama mereka dan juga supir untuk membantu mereka membawa belanjaan.
Kurang dari 5 menit, 2 orang pria dengan setelan jas hitamnya menghampiri keduanya lalu menunduk hormat.
"Paman tolong ya." Pintar Mina melirik belanjaan di depannya.
"Baik Nona."
Meskipun sangat banyak, kedua pria itu terlihat sama sekali tak kerepotan saat membawa semua belanjaan sang majikan.
"Ingin makan siang sekarang atau nanti di panti asuhan saja?" Tanya Mina sebelum keduanya melangkah pergi.
"Di panti asuhan saja. Aku juga sangat merindukan mereka."
"Baiklah."
Mereka pun menyusul kedua pria itu untuk kembali melanjutkan perjalanan.
***
Selepas dari pemakaman hari itu, Sana sebenarnya mengajak Mina untuk pergi ke panti asuhan karena dia pikir Mina akan membutuhkan tempat itu. Tapi Mina menolak dan memilih untuk kembali ke rumah sakit.
Alhasil, baru sekarang keduanya bisa datang ke sana dengan membawa banyak belanjaan yang tadi mereka beli.
Setibanya di sana, Mina dan Sana langsung di sambut oleh anak-anak yang kebetulan sedang bermain. Melepas rindu sejenak dengan mengobral dan bermain bersama, keduanya juga tak lupa untuk menyuruh supir dan pengawal mereka menurunkan belanjaan. Sebagian di bawa ke dalam panti asuhan dan sebagainya lagi langsung mereka nikmati bersama di taman panti.
Puas berbagi cerita dan menghabiskan waktu dengan anak-anak, Mina akhirnya mengajak Sana untuk masuk ke dalam panti asuhan.
"Nak, kau datang?" Sambut seorang wanita paruh baya yang langsung memeluk Mina dengan sangat erat.
"Eunha~"
"Aku sudah tahu Bibi." Ucap Mina memotong.
Tangis itu pun kembali tak bisa tertahankan saat mengingat kembali bagaimana Eunha meninggalkan mereka.
"Dia benar-benar tak ingin membuat kita semua khawatir tentangnya."
"Apa kalian semua tidak ada yang tahu tentang penyakitnya?"
"Tidak nak, Eunha merahasiakannya."
"Kami semua tahu dari buku yang tertinggal di kamarnya setelah kepergiannya."
"Sekarang, bagaimana keadaan kakakmu? Apa dia sudah membaik?"
"Hm. Nayeon unnie sudah lebih baik sekarang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Jaljayo, goodnight
Fanfictionaku tak tahu bagaimana kehidupanku di masa lalu, aku tak tahu kenapa aku terlahir di dunia. Namun satu hal yang pasti aku tahu.... kehadiranku.... tak pernah diharapkan olehnya.