Tanggal penulisan :
5 September 2022 pukul 15.32 (belum termasuk revisi)
Enjoy your time gays...
Sana memang tak lagi mengamuk saat dia bangun. Tapi, dengan dia yang hanya diam seribu bahasa justru membuat semua orang termasuk Mina bingung dan khawatir bukan main karenanya. Mereka tidak tahu apakah kondisi Sana membaik atau dia tengah memendam beban yang sewaktu-waktu bisa meledak bak bom waktu yang tak pernah terduga.
Setelah melakukan pertimbangan dan observasi selama kurang lebih satu bulan, tim Dokter dan psikiater sepakat untuk mengizinkan Sana keluar dari rumah sakit tanpa harus melakukan perawatan lebih lanjut ke rumah sakit jiwa seperti yang sempat mereka setujui sebelumnya. Tentu dengan keharusan Sana yang tetap melakukan terapi selama satu minggu sekali untuk memantau kesehatan mentalnya.
Karena kedua orang tuanya dan sang kakak sudah kembali ke Korea sejak 2 minggu yang lalu dan kedua orang tua Sana juga tak bisa ikut mengantar kepulangan sang anak, alhasil hanya Mina seorang diri di ruang rawat itu mengemas pakaian Sana ke dalam tas yang pagi tadi memang sengaja dia bawa dari rumah Sana. Sedangkan Sana, gadis itu masih saja diam sembari berdiri memandangi pemandangan luar dari jendela kamar rawatnya.
"Kau ingin kita pergi jalan-jalan sebelum pulang?" Tawaran Mina berikan dibarengi dengan sebuah pelukan hangat dari belakang juga dagu yang dia sandarkan di bahu Sana.
Seperti biasa, Sana tak membalasnya. Dia hanya melepas tangan Mina yang melingkar di perutnya lalu melangkah keluar dari ruang rawatnya.
Bersabar. Hanya itu satu cara yang bisa Mina gunakan saat ini untuk menghadapi sikap diam Sana. Menghembuskan nafasnya sekali, Mina berjalan mengambil tas yang ada di atas meja lalu menyusul Sana yang entah sudah sampai mana.
***
Sepanjang perjalanan, tak ada obrolan yang tercipta diantara keduanya. Sampai tiba-tiba, Mina menghentikan mobilnya di bandara.
"Hari ini Momo unnie dan Nayeon unnie datang ke Jepang." Beritahu Mina meskipun dia tahu Sana tak akan bertanya. Merespon saja Mina sudah sangat bersyukur.
Mengambil ponselnya yang ada di atas dasbor mobil, Mina terlihat sibuk mengetikkan beberapa pesan singkat di sana. Memberitahu Nayeon jika dirinya sudah ada di depan bandara.
Kurang dari 15 menit, 2 orang yang ditunggu sudah terlihat di depan mata. Melepas seatbelt lalu turun dari mobil untuk menyambut keduanya. Pelukan hangat tercipta untuk beberapa saat.
"Kau bersama Sana?" Tanya Nayeon pada sang adik.
"Hm. Dia ada di dalam. Kalian masuklah lebih dulu."
Nayeon dan Momo pun langsung masuk ke dalam mobil sementara Mina menata barang bawaan mereka di dalam bagasi.
Tanpa suara, Mina langsung melajukan mobilnya meninggalkan area bandara.
Ah, jika kalian bertanya kenapa Nayeon datang kembali? Itu karena Momo yang sudah bisa berjalan seperti sediakala dan ingin melihat keadaan Sana secara langsung. Meskipun sebenarnya, Momo sudah mengatakan jika dirinya bisa sendiri. Tapi tetap saja, Nayeon dengan sifat pemaksanya membuat Momo tak mampu berkutik.
***
30 menit mereka habiskan untuk menempuh perjalanan menuju tempat yang saat ini Mina perlihatkan. Sebuah rumah gaya Jepang sederhana tapi tetap terlihat mewah dan elegan.
"Jja, kita sudah sampai." Ucap Mina menghentikan mobilnya di depan rumah seraya melirik kedua kakaknya yang duduk di belakang lewat kaca spion dalam lalu melepas seatbelt nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jaljayo, goodnight
Fanfictionaku tak tahu bagaimana kehidupanku di masa lalu, aku tak tahu kenapa aku terlahir di dunia. Namun satu hal yang pasti aku tahu.... kehadiranku.... tak pernah diharapkan olehnya.