Tanggal penulisan :
9 februari 2022 pukul 8.23 - 12 februari 2022 pukul 8 53 (belum termasuk revisi)
Happy reading gays...
Setelah belasan jam melakukan penerbangan, kini keduanya pun tiba di bandara internasional New York. Tak peduli jika tubuh mereka lelah dan butuh istirahat. Jo Kwon dan Sunmi memilih untuk segera menuju rumah sakit. Memastikan keadaan sang putri benar baik-baik saja atau tidak. Meskipun bodyguard mereka telah memberitahu lewat sambungan telepon.
***
Entah sudah berapa banyak dan dengan cara bagaimana lagi Mina membujuk sang adik untuk turun dari ranjangnya dan segera bersiap. Karena pasalnya, hari ini adalah hari pertamanya untuk masuk kuliah.
Ya, meskipun hanya bersenang-senang dan masa pengenalan, tapi tak etis rasanya jika Chaeyoung harus melewatkan masa-masa itu hanya karena ingin menemani dirinya yang di rawat di rumah sakit. Nayeon dan Sana yang ikut membantu pun sudah tak sanggup menghadapi sikap Chaeyoung jika sudah kekeh dan keras kepala seperti ini.
"Permisi. Waktunya pasien melakukan pemeriksaan." Tegur seorang perawat yang tiba-tiba masuk dan menghentikan perdebatan di antara mereka.
"Hey Chaeng, turunlah. Dokter tidak bisa memeriksa kondisiku kalau kau ada disini." Pinta Mina karena sang adik yang hanya diam dan tak kunjung beranjak.
Dengan wajah cemberut, Chaeyoung terpaksa turun dari tempat tidur untuk membiarkan sang kakak di periksa. Tentu, dia juga ingin tahu bagaimana kondisi kakaknya sekarang.
"Bagaimana Dokter? Apa kondisinya sudah membaik?" Tanya Nayeon penasaran setelah Dokter wanita itu selesai memeriksa.
"Syukurlah, kondisi pasien sudah sangat membaik. Siang nanti pasien sudah boleh pulang." Ucap Dokter itu dengan senyum lebar.
"Terimakasih Dokter."
"Walaupun begitu, saya harap pasien tidak melakukan kegiatan yang berat terlebih dahulu. Perbanyak istirahat dan asupan nutrisi." Ucapnya berpesan seraya melirik Mina sekilas.
"Baik Dokter."
"Kalau begitu saya permisi."
Setelah kepergian Dokter dan perawat itu, Nayeon langsung melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar mandi. Tak lama berselang, dia kembali dengan baskom berisikan air hangat serta handuk kering
"Jja, waktunya untuk mandi." Ucap Nayeon seraya meletakkan baskom yang dia bawa di atas meja.
"Unnie, Sana dimana?" Tanya Mina menahan tangan sang kakak yang hendak membuka kancing bajunya.
"Dia keluar sebentar. Membeli sarapan."
Mengangguk sekali, Mina pun melepas tangannya dan membiarkan Nayeon untuk melakukan tugasnya.
"Unnie, biar aku saja yang melakukannya." Pinta Chaeyoung ketika sang kakak baru saja mencelupkan handuk kering itu ke dalam baskom dan memerasnya.
Sama sekali tak keberatan jika posisinya di gantikan, Nayeon pun memberikan handuk itu pada sang adik
"Chaeyoung-ah." Panggil Mina tersenyum bahagia menikmati perhatian juga kasih sayang di berikan adik satu-satunya itu.
"Hm."
"Saranghae." Ungkap Mina tiba-tiba setelah berhasil mencuri kecupan di pipi sang adik.
"Nado saranghae unnie." Ikut tersenyum bahagia, Chaeyoung membalas perlakuan yang sama pada sang kakak. Seakan mereka lupa jika di sana tak hanya ada mereka. Tapi juga Nayeon yang seketika kesal melihat tingkah kedua adiknya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jaljayo, goodnight
Fanficaku tak tahu bagaimana kehidupanku di masa lalu, aku tak tahu kenapa aku terlahir di dunia. Namun satu hal yang pasti aku tahu.... kehadiranku.... tak pernah diharapkan olehnya.