61. Farewell Latter

51 10 17
                                    

Tanggal penulisan :

13 Oktober 2022 pukul 21.13 (belum termasuk revisi)

Tuhan memang tak selalu memberi kesedihan dalam kehidupan seseorang. Pasti ada kebahagiaan setelah air mata yang menyakitkan.

Setelah kejadian pingsannya Nayeon malam itu, kondisinya memang tak bisa di bilang stabil dan aman. Terkadang dia terlihat baik-bik saja layaknya orang sehat pada umumnya. Tapi terkadang, dia juga terlihat sekarat karena kesulitan bernafas yang membuat semua orang ketakutan.

Semua terlewati dengan perasaan tak tenang juga harapan. Hingga pada akhirnya, keajaiban itu benar-benar datang. Nayeon mendapatkan donor jantung yang dia butuhkan. Dan hari ini, dia akan menjalani operasi itu untuk kembali merasakan detak jantung yang sempat terlupakan.

"Kau gugup?" Tanya Jisoo yang sejak tadi tak pernah lepas mengenggam tangan sang kekasih.

"Hm." Sahut Nayeon tanpa mengalihkan pandangannya dari langit-langit kamar rawatnya.

Sejak pagi tadi, tak hanya keluarganya yang ada di kamarnya dan menemaninya. Tapi juga Jisoo yang sejak 2 minggu kemarin tak pernah absen untuk selalu menampakkan dirinya.

"Aku takut~" Ucap Nayeon terhenti karena Jisoo segera memotongnya.

"Ssstt.... Gwenchana. Semuanya pasti akan baik-baik saja." Sahut Jisoo mengusap kepala Nayeon dengan lembut seolah memberinya ketenangan juga keberanian.

"Jisoo-ya?" Panggil Nayeon memalingkan wajahnya menatap Jisoo di sebelahnya.

"Hm?"

"Jadilah orang pertama yang aku lihat saat aku membuka mata nanti." Pinta Nayeon penuh harap.

"Pasti." Balas Jisoo dengan sebuah senyuman meyakinkan.

Tok tok tok..
Ceklek.

Pintu terbuka. Memperlihatkan beberapa perawat yang sudah siap untuk membawa Nayeon pergi.

"Permisi. Sudah saatnya pasien dipindahkan ke ruang operasi." Ucap sang perawat wanita pada mereka.

"Eomma?" Panggil Nayeon pada sang ibu yang terlihat mengizinkan.

"Kenapa sayang?"

"Bisa tunggu sebentar lagi? Mina belum datang."

Hanya dengan memberikan kode tatapan mata dan anggukan kepala, perawat itu langsung mengerti dengan apa yang Sunmi inginkan.

"Baik Pimpinan."

5 menit berselang pintu kembali di buka. Mereka pikir itu Mina, tapi ternyata Jennie.

"Jennie-ya, kau tahu dimana Mina?" Nayeon menjadi orang pertama yang bertanya. Dia pikir jika calon adik iparnya itu tahu tentang keberadaan sang adik.

"Mina? Aku juga sedang mencarinya sekarang." Beritahu Jennie karena tadi dia berpikir jika Mina ada di ruang rawat sang kakak.

"Ada apa kau mencarinya?" Tanya Sunmi penasaran.

"Hanya ingin membicarakan sesuatu saja."

Hendak kembali membuka suara untuk bertanya tapi tak jadi saat pintu kembali di buka. Kali ini, benar Mina yang datang dengan wajah polosnya.

"Ada apa?" Tanyanya pada semua orang. Sama sekali tak peka jika mereka tengah menunggunya.

"Kami semua menunggumu sayang. Kau darimana saja, hm?" Tanya Sunmi tersenyum sekaligus menjelaskan.

"Ah, mian. Tadi aku membeli sesuatu sebentar." Ucap Mina seraya memperlihatkan paper bag yang di bawanya.

"Nayeon unnie belum mau di bawa ke ruang operasi karena menunggumu." Beritahu Sana menatap keduanya bergantian.

Jaljayo, goodnightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang