Tanggal penulisan :
3 Oktober 2022 pukul 5.14
Memandangi wajah tidur Mima seperti ini memang sudah menjadi hobby yang tak akan pernah bisa di hilangkan dalam kehidupan Sana di setiap ia membuka mata. Tak peduli jika saat ini masih tengah malam karena dirinya yang memang belum tertidur.
Senyum tipis tercipta kala jari jemarinya dengan jail begitu asyik memainkan pipi Mina yang sedikit berisi dan terlihat menggemaskan.
Beberapa saat dengan kegiatan yang sama, Mina pun terganggu dalam tidurnya. Dia melenguh pelan karena sesuatu mengusik wajahnya.
"Sayang?" Rengek Mina manja seraya masuk ke dalam pelukan Sana. Meski belum sepenuhnya sadar dan kedua matanya juga masih terpejam sempurna, tapi Mina tahu jika itu kelakuan kekasihnya, Sana.
Sedangkan Sana, dia malah terkekeh geli sembari tetap melanjutkan aktivitasnya. Walaupun tangan satunya ia gunakan untuk membalas pelukan dan mengeratkan dekapan.
"Jam berapa ini?" Tanya Mina akhirnya membuka mata. Dia tak mungkin bisa melanjutkan tidur saat Sana sedang dalam mood jailnya seperti ini.
"Masih jam 2 pagi."
"Ada apa, hm?" Jarak Mina buat demi bisa menatap wajah Sana yang ada di atasnya. Tapi lingkaran tangan yang ada di perut, tak Mina lepaskan.
"Tidurlah lagi. Maaf sudah mengganggumu." Ucap Sana tersenyum tipis lalu melepas dekapannya dan berbalik memunggungi Mina.
"Hey, sayang." Teguran lembut Mina berikan seraya membalikan tubuh Sana dengan perlahan agar kembali menghadapnya.
Ayolah, dia sudah di ganggu dan tak mungkin bisa tidur lagi begitu saja. Sikap Sana kali ini, terasa sangat aneh untuknya.
"Ada apa, hm?" Tanyanya sekali lagi masih dengan senyumannya.
"Aku menginginkanmu." Ungkap Sana akhirnya berterus terang.
"Ne?" Kaget Mina tak percaya. Apa yang dia dengar barusan, apa itu benar?
"Aku menginginkanmu." Sekali lagi Sana mengatakannya.
Dia tahu jika itu terdengar aneh di telinga Mina. Tapi, dia sungguh menginginkan kekasihnya itu malam ini.
"Tiba-tiba?" Tanya Mina masih tak percaya. Dan Sana hanya mengangguk.
"Jadi, daritadi kau belum tidur karena itu?" Lagi, Sana mengangguk.
"Kenapa tidak mengatakannya? Kau pasti tersiksa menahannya sejak tadi." Sesal Mina yang tak peka dengan keinginan Sana sejak tadi.
"Kau terlihat sangat lelah setelah kita tiba di hotel tadi. Aku tidak ingin membuatmu merasa terpaksa karena harus melayani ku."
Mereka memang sudah ada di Milan, Italia dari 2 hari yang lalu. Banyak waktu yang telah mereka habiskan untuk berkeliling menikmati wisata yang ada di kota itu. Kemarin saja, mereka baru sampai di hotel sekitar pukul 11 malam karena keasyikan belanja. Artinya, Mina baru tertidur sekitar 3 jam lamanya dan dia terbangun karena Sana.
"Hey, sayang. Dengar, hm?" Senyum manis diperlihatkan bersama dengan kedua pipi yang di tangkupkan. Membuat wajah Sana terlihat begitu menggemaskan di matanya.
"Aku tahu batas limit tubuhku seperti apa. Kalau kau memang menginginkannya, katakan saja. Selagi aku masih bisa melayanimu, aku tak akan pernah menolaknya, kau mengerti?" Tutur Mina panjang lebar memberi pengertian.
Tak ada respon apapun yang Sana berikan. Dia justru tertunduk lesu dengan pandangan bersedih.
"Hey~" Mina berusaha kembali menegur tapi lebih dulu di potong oleh Sana karena ucapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jaljayo, goodnight
Fanfictionaku tak tahu bagaimana kehidupanku di masa lalu, aku tak tahu kenapa aku terlahir di dunia. Namun satu hal yang pasti aku tahu.... kehadiranku.... tak pernah diharapkan olehnya.