Tanggal penulisan :
13 September 2022 pukul 21.36 (belum termasuk revisi)
Enjoy....
Keputusannya membawa Sana jauh dari rutinitas dan kerumunan kota rupanya menjadi keputusan paling tepat yang Mina perbuat. Tak hanya itu, kehadiran sang kakak dan Momo bersama mereka juga semakin mempermudah semuanya.
Memang tak ada banyak hal yang bisa mereka lakukan karena akses untuk ke kota saja jauh. Alih-alih menghabiskan waktu untuk bersenang-senang, mereka hanya menjalani rutinitas sehari-hari seadanya. Dari mulai menyiram tanaman, berkebun, memberi makan burung-burung liar hingga membuat api unggun di halaman belakang.
Semua di lewati dan di jalani tanpa beban yang membelenggu hati. Walaupun Sana masih tetap sama, tapi seutas senyum terkadang tercipta tanpa di sadarinya. Entah itu karena kekonyolan mereka atau Sana yang mulai bahagia dan perlahan melupakan trauma nya.
Seperti sekarang. Di saat Nayeon tengah menikmati waktunya menyiram tanaman, Mina justru dengan sengaja mematikan kran dan kembali dinyalakan saat selang itu mengarah ke wajah sang kakak. Sontak, wajah Nayeon pun basah karena semburan air yang tiba-tiba. Alhasil, keduanya pun berakhirkan dengan bermain air bersama dan basah-basahan.
Sana yang tak sengaja melihat kejadian itu dari balkon kamarnya dengan sendiri mengukir senyuman. Ulah dua kakak beradik itu entah kenapa selalu berhasil membuatnya tersenyum tanpa sadar.
Puas bermain-main dan membuat semuanya berantakan, Nayeon melangkah untuk mematikan kran air yang sejak tadi mereka gunakan. Sekujur tubuh yang sudah basah harus segera dikeringkan sebelum keduanya kedinginan.
"Ya! Apa di luar hujan? Kenapa kalian basah kuyup seperti itu?" Teguran bernada keterkejutan Momo lontarkan saat keduanya memasuki rumah.
"Ini semua karena ulahnya." Kesal Nayeon melirik sang adik yang berdiri di sebelahnya. Dia mulai menggigil karena bermain air terlalu lama.
"Jangan salahkan aku. Unnie juga menikmatinya." Sahut Mina tak terima.
"Kalian berdua sama saja." Timpal Momo lalu pergi begitu saja.
Tak ingin melanjutkan perdebatan semakin panjang, Nayeon langsung melangkah masuk ke dalam kamarnya sementara Mina menaiki tangga untuk menuju kamarnya.
Ceklek...
Baru saja membuka pintu, sepasang pakaian dan juga handuk tiba-tiba ada di depan mata. Meski terkejut, Mina tetap tersenyum seraya mengambil pakaian dan handuk yang Sana berikan.
"Terimakasih." Ucapnya lalu pergi menuju kamar mandi.
***
Menyiapkan menu sarapan setiap pagi sudah menjadi kegiatan wajib yang Momo lakukan setelah dirinya bisa kembali berjalan dengan normal. Awalnya, kedua orang tua Mina melarang Momo untuk melakukan itu karena takut gadis itu akan terluka. Tapi, karena Momo berhasil membuktikan jika dirinya baik-baik saja dan sama sekali tak kesulitan, mereka pun membiarkan Momo melakukan apapun yang dia suka. Asalkan, hal itu tidak merugikan dirinya sendiri atau orang lain.
Selama tinggal bersama dua kakak beradik Kwon dan juga Sana, Momo tetap melakukan kegemarannya itu. Terkadang, baik Nayeon maupun Mina keduanya ikut membantu. Tapi, lebih sering Momo yang melakukannya sendiri.
Seperti saat ini. Berhubung keduanya tadi terlalu asyik bermain air, jadi dia sendiri yang harus menyiapkan menu sarapan mereka pagi ini.
"Eoh? Sana?" Kagetnya saat melihat Sana sudah ada di sebelahnya.
"Kau mau apa?" Tanya Momo karena seperti biasa Sana tak memberi respon apa-apa. Tapi, saat melihat Sana mengeluarkan 2 gelas dari dalam lemari, Momo tahu apa yang gadis Jepang itu inginkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jaljayo, goodnight
Fanfictionaku tak tahu bagaimana kehidupanku di masa lalu, aku tak tahu kenapa aku terlahir di dunia. Namun satu hal yang pasti aku tahu.... kehadiranku.... tak pernah diharapkan olehnya.