20. Plan

83 9 3
                                    

Tanggal penulisan :

28 November 2021 pukul 00.46 (belum termasuk revisi)

Enjoy gays...

Setelah melakukan pengecekan medis dan segala kelengkapan yang dibutuhkan, akhirnya hari ini Nayeon sudah diizinkan pulang. Dan satu minggu setelahnya, dia di haruskan kembali untuk memulai terapi penyembuhan pada kakinya.

"Appa." Panggil Nayeon pada sang ayah yang masih sibuk mengemasi barang-barangnya ke dalam tas.

"Nde."

"Setelah aku sembuh nanti, bisakah kita pergi piknik bersama?" Pintanya mengagetkan semua orang yang ada di sana. Termasuk Mina yang tengah fokus memakaikan baju untuknya yang langsung menatapnya dengan tajam.

"Piknik? Tiba-tiba?"

"Aku memang sudah lama menginginkannya. Bisakah appa?"

"Tentu saja nak. Tapi setelah kau benar-benar sembuh."

"Gumawo appa."

"Jo Kwon-ah?" Panggil Sunmi yang baru saja masuk dengan wajah terlihat sedikit kesal.

"Wae?"

"Kepulangan Nayeon sudah tersebar di seluruh media. Dan sekarang, mereka sedang menunggu kita di bawah." Tuturnya seraya duduk di sofa di dekat Jo Kwon.

Bagaimana Sunmi tidak di buat kesal, jika dia baru saja di beritahu oleh salah satu pegawai rumah sakit jika saat ini rumah sakit tengah di penuhi dengan awak media yang menunggu kepulangan Nayeon.

"Secepat itu?" Jo Kwon memang sudah menduga jika kejadian seperti ini akan terjadi. Tapi dia tidak menyangka jika mereka akan bergerak lebih cepat dari perkiraan.

"Kau tau sendiri kan orang-orang media itu seperti apa?"

"Appa, kita tidak mungkin menerobos kerumunan wartawan itu dengan keadaan Nayeon unnie yang seperti ini." Chaeyoung yang sedari tadi hanya diam menunggu, kini ikut bicara.

"Tapi kita juga tidak bisa membiarkan mereka terus menunggu dan ada di sana. Yang ada kita tidak jadi pulang." Mina menyahut saat ia telah selesai memakaikan Nayeon jaket dan syal di lehernya. Karena udara di luar saat ini cukup dingin. Maklum, sebentar lagi musim dingin tiba.

Sebelum semuanya semakin tak terkendali, Jo Kwon yang telah selesai dengan pekerjaannya, mengambil ponsel miliknya yang ia letakkan di atas sofa lalu menelfon seseorang.

"Hello."

"Kau dimana?"


"Saya sudah ada di depan Tuan."

"Singkirkan mereka semua dari sana. Aku tidak ingin kenyamanan dan keselamatan istri dan anak-anakku terancam karena mereka."


"Baik Tuan."

"Katakan pada mereka untuk menunggu kabar dariku."


"Baik Tuan."

Panggilan di matikan. Jo Kwon pun melangkah mendekati ketiga putrinya yang masih berkumpul di tempat tidur Nayeon.

"Setidaknya, kita harus membuat konferensi pers untuk membungkam mereka." Beritahu Jo Kwon entah pada siapa setelah mengakhiri panggilan teleponnya.

"Arraseo." Tanpa di jelaskan lebih lanjut, Sunmi mengerti maksud dari apa yang suaminya itu katakan. Sementara ketiga anak mereka hanya mengangguk mengerti tanpa berkata apa-apa.

"Kajja. Saatnya kita pulang ke rumah sekarang." Ucap Jo Kwon gembira seraya menggendong Nayeon dan memindahkannya ke kursi roda.

"Unnie, Sana unnie tidak datang?" Chaeyoung bertanya saat ia menyadari tidak adanya keberadaan sang gadis Jepang di antara mereka. Padahal biasanya, Sana akan selalu ada di manapun kakaknya itu berada.

Jaljayo, goodnightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang