Tanggal penulisan :
6 Oktober 2022 pukul 21.31 (belum termasuk revisi)
Happy reading gays...
Hidup, tak akan lengkap rasanya jika tanpa pilihan. Itulah yang harus Mina lakukan saat ini setelah pengorbanan yang dia alami mungkin tak akan mudah di menyerti. Tapi begitulah hidup, terkadang sesuatunya tak sesuai keinginan karena garis takdir Tuhan yang menentukan.
Menginjakkan kakinya di lobby rumah sakit setelah satu tahun lamanya tak terlihat membuat Mina kembali merasakan perasaan asing dalam hatinya. Perasaan yang sama ketika dia datang ke rumah sakit itu sebagai Dokter magang.
Dengan senyum mengembang dan langkah tegap, Mina melintasi setiap lorong rumah sakit untuk menuju tempat tujuannya. Beberapa perawat dan Dokter yang berpapasan dengannya pun tak lupa memberikan sambutan mereka juga salam hormatnya pada Mina.
"Hey, Keon Mina!" Tegur seseorang menghentikan langkah Mina yang baru saja keluar dari lift.
"Anyonghaseo Dokter Bae." Sapa Mina tersenyum ramah. Tak lupa, dia juga menundukkan kepala sebagai tanda hormat.
"Lama tidak bertemu."
"Ne. Lama tidak bertemu senior. Bagaimana kabar Anda Dokter?"
"Apa yang kau lakukan disini, hm?"
"Menemui ibuku."
"Kau berniat melanjutkan magangmu?"
"Ani. Aku sudah memutuskan untuk tidak menjadi Dokter."
"Tiba-tiba?" Mina menggeleng.
"Waeyo?"
"Aku memang tak bercita-cita untuk menjadi Dokter."
"Ibumu menyetujuinya?" Kali ini anggukan kepala yang Mina berikan.
"Keputusanmu, akan menimbulkan kegaduhan di jajaran deean direksi."
"Arra."
"Kau tahu?"
"Hm. Aku tahu semuanya."
"Ya..... Kau benar-benar menjadi dirimu yang sesungguhnya. Menarik perhatian banyak orang."
Mina terkekeh geli mendengar image itu yang melakat di dirinya. Jangan-jangan, kesan pertama orang di depannya saat bertemu dengannya adalah hal itu?
"Aku menyukainya." Ucap Mina tersenyum.
"Sepertinya aku harus pergi sekarang."
"Semoga kau selalu sehat Dokter Bae."
"Aku berharap kita bisa bertemu lagi." Ucapnya sebelum pergi meninggalkan Mina.
***
Tok tok tok..
Ceklek.Terbukanya pintu mengalihkan atensi Sunmi yang tengah fokus mempelajari laporan kesehatan di iPadnya. Dia tersenyum melihat Jennie yang menunduk hormat di ambang pintu dengan senyum canggung nya
"Anda memanggil saya Direktur?" Tanya Jennie bingung tak tahu harus bagaimana.
"Eoh. Duduklah." Sahut Sunmi tersenyum lembut mempersilahkan. Dia pun juga bangkit dari kursinya.
"Kau suka minum teh atau kopi?" Tanya Sunmi memberi tawaran seraya melangkah mendekati pantry kecil yang ada di ruangannya.
"Ne?"
"Kenapa tiba-tiba canggung begitu? Santai saja." Melihat tingkah Jennie yang tak seperti biasa justru membuat Sunmi terkekeh geli karena merasa terhibur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jaljayo, goodnight
Fanfictionaku tak tahu bagaimana kehidupanku di masa lalu, aku tak tahu kenapa aku terlahir di dunia. Namun satu hal yang pasti aku tahu.... kehadiranku.... tak pernah diharapkan olehnya.