Tanggal penulisan :
29 September 2022 pukul 13.48 - 1 Oktober 2022 pukul 19.34 (belum termasuk revisi
Keindahan kota Zurich, Swiss menjadi pemandangan yang Mina lihat malam ini dari balkon kamar mereka. Setibanya di sana, keduanya memang tak langsung memutuskan untuk jalan-jalan, melainkan beristirahat di hotel sampai besok pagi.
"Udara disini lebih dingin, kenapa betah sekali, hm?" Pertanyaan yang menubruk telinga di barengi dengan pelukan hangat dari belakang membawa Mina kembali ke dunia nyata. Ya, dia sempat melamun tadi.
"Memikirkan apa?" Lanjutnya saat menyadari jika sang kekasih sempat tak sesuai dugaannya.
"Hanya menikmati keindahan di depan mata saja." Sahut Mina memperlihatkan senyum manisnya.
"Benarkah?" Balas Sana sedikit tak percaya.
"Hm. Ingat saat kita pergi ke acara winter festival beberapa tahun yang lalu?" Sejenak Sana terdiam. Memutar kembali memori masa lalunya yang sempat terlupakan.
"Kau bilang ingin ke Swiss kan?" Tanya Sana setelah mengingatnya. Dan Mina hanya mengangguk.
"Walaupun hanya kita berdua dan itu tertunda sangat lama, tapi aku tetap bahagia karena kita ada di sini sekarang." Ucap Mina setelahnya.
"Aku juga bahagia kalau kau bahagia honey." Pelukan semakin Sana pererat demi menambah kehangatan diantara mereka.
"Gumawo sudah bertahan dengan ku sangat lama, sayang."
"Sama-sama. Aku juga berterimakasih karena kau sudah menjagaku dan tetap bersama ku sampai sekarang setelah apa yang kita lewati."
"Semoga, setelah ini, apapun masalah dan halangan yang akan kita hadapi, baik aku ataupun dirimu, kita bisa bersama-sama menyelesaikannya. Bukan mengakhiri hubungannya."
"Amin. Semoga saja."
Malam ini, biarlah hati dan pikiran mereka yang bicara tentang bagaimana nanti takdir Tuhan akan menjadikan mereka seperti apa.
***
Selama berada di Paris dan Belanda kemarin, keduanya lebih sering menghabiskan waktu sarapan pagi mereka di hotel atau kedai. Tapi kali ini, ada yang sedikit berbeda dengan rutinitas itu. Semuanya karena Mina. Subuh tadi, dia membangunkan Sana untuk bersiap dan mengatakan jika keduanya akan pergi ke suatu tempat.
Dan ya, disinilah mereka sekarang. Berlayar di danau Zurich yang terkenal dengan ditemani angsa-angsa serta burung-burung yang berterbangan sembari menikmati matahari terbit dari pangkuannya. Meskipun, udara dingin yang harus mereka rasakan jauh berkali-kali lipat lebih terasa dan membelenggu tubuh.
Mina, memang tak pernah gagal untuk membuat Sana bahagia dengan kejutan-kejutan yang di buatnya. Walaupun, dia sangat benci dingin sebenarnya. Tapi, dia tak khawatir karena ada Sana yang selalu setia memeluknya seperti sekarang.
"Apa kau mengantuk?" Tanya Sana sedikit menggoda karena Mina yang berusaha menyembunyikan wajahnya di dadanya.
"Hm, sedikit. Tapi aku tidak ingin tidur."
"Permisi Nona. Sarapan sudah siap." Tegur seorang pria mengagetkan keduanya.
"Terimakasih." Sahut Mina menoleh sekilas lalu kembali ke posisinya semula.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jaljayo, goodnight
Fanfictionaku tak tahu bagaimana kehidupanku di masa lalu, aku tak tahu kenapa aku terlahir di dunia. Namun satu hal yang pasti aku tahu.... kehadiranku.... tak pernah diharapkan olehnya.