Tanggal penulisan :
1 Oktober 2022 pukul 22.57
Masih di kota Zurich, Swiss. Hari ketiga mereka awali dengan bersepeda mengelilingi taman nasional Swiss yang ada di pegunungan rhetian barat sembari menyakisikan kehidupan liar yang ada di kawasan ini.
Meskipun udara di sana cukup dingin, tapi sama sekali tak menyurutkan rasa semangat mereka untuk menikmati keindahan yang ada. Mereka juga menyempatkan waktu untuk berhenti di spot-spot yang menarik guna mengambil gambar atau hanya sekedar beristirahat.
***
Selepas makan siang, Mina membawa Sana untuk mengunjungi salah satu pabrik coklat terbaik di Swiss. Maison Cailler Chocolate factory di Broc namanya. Bukan tanpa alasan Mina menjadikan pabrik itu sebagai salah satu destinasi wisata yang harus mereka kunjungi selama di Swiss, karena keduanya memang seorang yang suka dengan coklat.
Selain bisa menikmati banyak varian coklat yang tersedia di sana, keduanya juga di manjakan dengan berbagai miniatur dan hiasan yang terbuat dari coklat. Mulai dari bentuk kelinci, mobil, rumah kayu, hingga coklat raksasa.
Tak hanya itu, ada juga pemandu tur yang akan menjelaskan sejarah coklat secara umum dan coklat Cailler secara khusus. Jadi, selain hiburan, keduanya juga bisa mendapat wawasan.
"Aku akan mengirimnya pada Nayeon unnie. Dia pasti sangat menyukainya." Ucap Mina seraya memotret coklat berbentuk kelinci dan mengirimkan gambar itu lewat pesan untuk sang kakak. Sementara Sana, terlihat masih mengagumi beberapa koleksi yang ada di sana.
"Permisi. Apa kami juga bisa membuat coklat kami sendiri?" Tanya Sana pada pria yang memang jadi pemandu tur mereka.
"Tentu Nona." Sahut sang pria dengan ramah.
"Honey?" Tegur Sana pada Mina yang tengah asyik dengan ponselnya. Senyumnya menandakan jika pesan yang dia kirimkan sudah di respon oleh sang kakak.
"Hm?"
"Aku ingin membuat coklat." Pinta Sana manja.
"Apa kami bisa membuat coklat kami sendiri?" Tanya Mina pada pria itu. Dia tak menyadari jika Sana sudah menanyakan hal yang sama tadi.
"Tentu Nona."
"Aku sudah menanyakannya tadi. Tapi kau terlihat asyik dengan ponselmu." Gerutu Sana terdengar kesal karena sang kekasih sempat tak memperhatikannya.
"Bisa kami membuatnya sekarang?"
"Tentu Nona. Mari ikuti saya."
"Kajja."
Keduanya pun melangkah mengikuti kemana pria itu akan membawa mereka.
Sebuah dapur berukuran cukup besar dengan berbagai perlengkapannya sudah tersedia di sana. Siap untuk Mina dan Sana memulai kegiatan yang akan menjadi pengalaman baru untuk mereka.
Mula-mula, keduanya diajarkan bagaimana cara membuat coklat dengan menggunakan cetakan. Lalu setelah, keduanya diberi kesempatan untuk membuat coklat mereka sendiri dan menghiasnya dengan berbagai hiasan yang sudah disiapkan.
Hampir satu jam keduanya sibuk dengan dunia masing-masing, akhirnya Mina yang terlebih dulu menyelesaikan coklatnya, lalu di susul Sana. Tak hanya satu, tapi Mina membuat beberapa coklat batang dengan berbagai hiasan yang berbeda. Dari mulai yang berbentuk kelinci, kucing, kartun pikachu, hiasan bunga tulip, dan lain-lain. Total, mungkin ada 10 coklat batang yang Mina buat.
Sementara Sana, dia membuat bola-bola coklat yang sangat banyak dengan bermacam isian di dalamnya. Tak lupa, dia juga membuat coklat berbentuk hati dengan bertuliskan inisial nama mereka.
Sembari menunggu coklat buatan mereka di siapkan untuk di bawa pulang, keduanya menunggu di salah satu ruangan sembari menikmati secangkir coklat hangat yang memang sudah disiapkan untuk mereka.
"Honey?" Tegur Sana setelah menyesap minumannya.
"Kenapa sayang?" Sahut Mina menanggapi seraya meletakkan cangkirnya dan tersenyum manis.
"Ambil foto berdua?"
"Kemarilah, lebih dekat." Sama sekali tak menolak, Mina langsung merelakan ponselnya untuk foto seraya memberi isyarat Sana untuk mendekatinya.
Cekrek.
Meskipun hanya foto selfie seperti biasanya, tapi Mina selalu menganggap jika semua momen yang mereka miliki saat ini adalah hal paling berharga dalam hidupnya.
"Permisi Nona." Tegur seorang pria menghentikan keromantisan diantara mereka.
"Ini coklat anda berdua." Ucapnya seraya mengulurkan 2 paper bag besar yang ada di tangannya.
"Terimakasih." Balas keduanya saat menerima paper bag itu.
"Sama-sama. Kalau begitu saya permisi."
Setelah pria itu pergi, keduanya kompak melihat isi paper bag milik mereka. Rupanya, tak hanya coklat yang mereka buat, tapi juga ada berbagai macam jenis coklat lain yang tadi sempat Mina dan Sana beli.
"Setelah ini kita pergi kemana lagi?" Tanya Sana seraya menggenggam tangan Mina yang menganggur.
"Naik kapal?"
"Lagi?"
"Hm. Bagaimana?"
"Aku menyukainya. Kali ini tempat berbeda kan?" Mina hanya tersenyum dan mengangguk sebagai jawaban lalu keduanya melangkah bersama keluar dari pabrik itu.
***
Menikmati keindahan kota Zurich dengan berlayar memang tak akan pernah ada habisnya. Salah satunya, adalah dengan menyususri sungai limmat dengan ditemani semilir angin dan bangunan-bangunan tua yang ada di sepanjang aliran sungai. Benar-benar menjadi keindahan yang sayang untuk dilewatkan. Apalagi, cahaya senja yang menemani juga ikut menyempurnakan.
Dipuaskan dengan pemandangan alam yang tak akan tergantikan selama hampir 1 setengah jam lamanya, kini keduanya telah kembali ke daratan. Melanjutkan kembali perjalanan sekaligus mencari tempat yang pas untuk makan malam.
***
Hari-hari berikutnya di Swiss mereka habiskan untuk menjelajah seluruh gunung, danau, gereja, museum dan semua tempat wisata yang ada di sana.
Mulai dari bermain salju di gunung toblerone yang sama persis dengan kemasan coklat terkenal Swiss, menikmati karya seni yang ada di museum of art atau lebih dikenal dengan kunsthaus Zurich dan museum Nasional Swiss, menaiki berminat express yang melewati jalur naik turun pegunungan Alpen dari tirano Italia dan berakhir di chur Swiss atau sebaliknya yang ditempuh selama 4 jam lamanya.
Tak hanya itu, keduanya juga menghabiskan salah satu waktu makan siang mereka di piz gloria yang merupakan restoran berputar di puncak schilthorn yang terkenal karena pemandangan indahnya.
Selain Zurich, mereka juga mengunjungi kota-kota lain di Swiss. Seperti Bern, Zermatt, Lauterbrunnen, Engelberg, Montreux, St. Moritz, Thun, Lucerne, dan beberapa kota yang lainnya.
Tak ayal, rencana menatap yang awalnya satu minggu berubah menjadi satu bulan lamanya karena Sana yang ingin benar-benar menikmati semua keindahan di Swiss yang memang sayang untuk dilewatkan.
Pekalongan, 14 April 2023
Notes :
Di Swiss itu, banyak banget tempat wisata yang menarik banget buat di kunjungi. Aku gak bisa nyebutin satu-satu karena takut kalian yang baca justru bingung.
So, searching di google aja ya gays biar kalian lebih ngerti dan paham.... 😇😇😇
Semoga, di kapan waktunya, kita semua bisa berkunjung ke sana. Amin....
KAMU SEDANG MEMBACA
Jaljayo, goodnight
Fanficaku tak tahu bagaimana kehidupanku di masa lalu, aku tak tahu kenapa aku terlahir di dunia. Namun satu hal yang pasti aku tahu.... kehadiranku.... tak pernah diharapkan olehnya.