Karin melangakhkan kakinya memasuki mansion tempat ia tinggal bersama keluarga dajal si Natasya.
Ia melihat ke arah ruang tamu semua anggota keluarga nya berkumpul disana kecuali Haikal dan mungkin nata.
Ia mengedikan bahu acuh lalu berjalan menuju tangga sebelum sebuah suara menghentikannya.
"Natasya"
Itu suara ayah dari pemilik tubuh ini, ia menghela nafas gusar lalu berbalik.
Plak.
Bunyi tamparan itu begitu nyaring di mansion tersebut,para maid hanya bisa melihat nona nya mendapat siksa dari tuan besarnya tanpa membantu.
'membantu ia sama saja kamu mau saya pecat' ucap sang kepala keluarga saat itu kepada maid yang membantu nata.
Wajah Karin tertoleh kesamping, sudut bibirnya robek dan sudah pasti meninggalkan jejak merah di pipinya.
Mengangkat wajah sambil tersenyum sinis menatap sang kepala keluarga pemilik tubuh.
Dua kali ia hari ini ditampar.
"Apa yang kamu perbuat di sekolah Natasya!"
Saat Tomy hendak menampar lagi Karin langsung menahan tangan Tomy lalu ia hempaskan dengan kasar.
"Bukan urusan anda tuan Tomy"ucap Karin dingin.
Sang kepala keluarga menatap anak bungsunya tak percaya,juga ada nyeri di ulu hatinya saat mendapatkan tatapan yang begitu dingin dari si bungsu.
Tak beda jauh,sang ibu rumah tangga yang berada di belakang suaminya menatap anak bungsunya syok.
"Berani kamu lawan saya!"
"Saya berani sekarang!mau adu jotos dimana?" Tanya Karin datar.
"Maksud Lo apa apaan kayak gitu? Caper Lo sama mamah papah"ucap salsa malas
"Diam Lo anak manja" balas Karin sarkas membuat salsa tak terima,ia hendak maju memberi tamparan pada sang adik namun ditahan oleh abangnya.
"Gak usah cari perhatian sama kita nata!"kata denata tegas.
"Apakah tampang saya bercanda nyonya denata terhormat?"kata Karin sambil menatap denata dingin.
Tomy hendak menampar lagi tetapi..
"PAH!.....udah pah jangan tampar dia lagi"kata Anton.
"Tau apa kamu soal dia Anton"balas Tomy datar.
"Aku mohon sama papah jangan tampar dia lagi,dia cewek anak papah dan mamah juga"
"Cih,mana Sudi saya punya anak seperti dia"decih sinis Tomy.
Karin hanya mengangguk sambil tersenyum tipis melihat nya.
Ia menoleh ke arah sang ibu.
"Saya juga menyesal telah melahirkan mu"ucapnya.
"Kalau gitu kenapa gw ada disini sampai sekarang?" Tanya Karin datar.
"Mulai hari ini-"
"PAPAH!jangan pah" teriak Anton entah kenapa ia ingin sekali dekat dengan adik perempuan nya yang satu itu.
"Ini udah keputusan papah Anton, mulai hari ini kamu keluar dari rumah ini dan jangan pernah kembali"
"Akhirnya keinginan gw terkabul terimakasih tuan Tomy terhormat" kata karin datar lalu ia berjalan menuju kamarnya untuk membereskan barang barangnya.
"Nat maafin gw ya,Lo harus pindah ke apart yang gw beli kemarin" kata Karin sambil memasukkan bajunya kedalam koper.
×××
Haikal memasuki rumahnya,suasana tegang yang ia rasakan saat berjalan di ruang tamu,ia menghampiri orang tuanya dan menyalami tangan keduanya.
"Ini kenapa pada diem dieman kak" tanya Haikal ke salsa.
"Liat aja nanti sama Lo" balas salsa malas.
Brek
Brek
Brek
( Anggap aja suara roda koper diturunin dari tangga)
"Maksudnya apa ini pah mah,bang kak?" Tanya Haikal tak percaya melihat sang adik tengah membawa koper dan tas besar.
"Bang"
"Lo tanya aja sama papah Lo" kata Anton dingin lalu pergi ke luar rumah.
"Kalian semua pastiin gak bakal nyesel saat semuanya sudah terbongkar"ucap Karin menatap satu persatu anggota keluarga nata
"Gak usah banyak bacot Lo!sana pergi" kata salsa sinis.
Karin tersenyum tipis lalu melangkah kan kakinya keluar rumah.
Haikal dengan cepat mengejar Karin.
"Nat-" Haikal menahan tangan kanan Karin.
"Lepas"ucap Karin dingin.
"Lo jangan pergi Nat!"
"Buat apa gw disini kalau cuman jadi beban keluarga Lo!buat apa gw disini kalau setiap hari yang gw dapatkan hanya tamparan dan cacian dari orang yang ngelahirin gw,buat apa gw di sini kalau gw cuman buat malu keluarga Pricilla"
Karin berbalik menatap Haikal lalu menatap kedua orang tua juga kakaknya dan abangnya yang berdiri di depan pintu.
"Mulai hari ini nama gw cuma Natasya Karina gak ada marga Pricilla lagi,dan mulai hari ini hubungan keluarga antara kita putus" kata Karin dingin.
Deg.
Bagai dihantam batu,semuanya mendadak bungkam,apalagi melihat sang nata menyayat jarinya dengan pisau lipat yang Karin bawa.
Sang ibu sudah menangis terisak melihat perubahan putrinya yang begitu menyakitkan.
Sang kepala keluarga menatap putri bungsunya dengan tatapan sendu.
"Gw gak butuh kalian lagi,cabut semua fasilitas yang Lo kasih buat anak yang di tuduh pembunuh ini bajingan" kata Karin kasar kepada Tomy.
"Gw gak butuh belas kasihan Lo semua,Lo semua emang keluarga gak punya otak,keparat dasar!" Kata Karin mengebu ngebu.
"Gw benci kalian semua" kata Karin lalu pergi meninggalkan semua orang yang di penuhi penyesalan.
"Ini semua gara gara papah!" Teriak Anton.
Haikal terus menatap punggung adiknya yang kian lama kian menjauh.
Tangannya terkepal erat,rahangnya mengeras lalu ia beranjak menuju kamarnya.
Denata menahan sesak di dada,ia salah nata adalah darah dagingnya kenapa ia bersikap seperti itu pada anak nya sendiri.
Salsa menahan tangisnya agar tidak terisak melihat kepergian sang adik.
Sang kepala keluarga mendongak menahan air matanya yang hendak turun.
"Semua salah kamu mas,kenapa kamu usir dia?coba aja kamu gak usir dia dia gak bakal mutusin hubungan keluarga antara kita"ucap denata sambil terisak ia berjalan lunglai ke kamarnya.
"Harusnya papah pikir pikir dulu" kata salsa lalu pergi meninggalkan papahnya di ruang tamu.
"Gak,dia memang pantas mendapatkan nya,ya dia pantas mendapatkan hukumannya" kata Tomy pada diri sendiri.
×××
Hahahah
Pada nungguin yaaa
Makasih yaa yang udah nunggu dan selalu kasih vote buat aku..
Besok aku up kapan ya ,🤔 kira kira mau kalian kapan
Jangan lupa vote dan komentar nya
Bye bye
Good night dari Karin
Maaf ya kemaleman aku nya baru muncul ide
Lebak,14 September 2022
22:01
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Badgirl
Teen FictionNamanya Karina Zahra Aprila anak tunggal dari keluarga Aprila, gadis yang di idam idamkan para kaum Adam. Entah kesialan atau keberuntungan, seorang menusuk perutnya dengan dua kali tusukan membuat ia pindah raga. Natasya Karina Pricilla, gadis cu...