Setelah Badai (2)

854 64 1
                                    

Mix kembali duduk di sebelahku, kami hanya diam dan tak tahu harus melakukan apa. Bagaimana kami akan hidup seperti perempuan? Bagaimana kami harus meninggalkan kehidupan kami sebagai Mix dan Nanon? Aku menaruh kepalaku dengan payah di atas setir mobil, masih dengan helaan nafas panjang berkali-kali. sedangkan Mix hanya diam dan memandang keluar jendela mobil.

"Aku lapar," gerutunya lemah,

"sama,"

Yah, akhirnya kami menginjak gas mobil dan melaju kea rah rumah makan terdekat. Selama perjalanan kami hanya diam, Mix sesekali mendekap tubuhnya dengan kecemasan, mungkin ia sendiri tengah bergelut dengan pemikirannya.

" Sial! Hari ini padahal aku ada janji dengan perempuan incaranku, kalau hari ini aku tidak menemuinya, si sialan Earth yang pasti akan mengambil perempuan itu... " ucap Mix penuh kekesalan,

" Kau masih mengencani perempuan hanya untuk berlomba dengan si Earth itu.. "

"Tentu saja, aku sudah unggul darinya 3 perempuan, sejak aku mengencani dan tidur dengan gadis dari SMA minggu lalu" katanya penuh kebanggaan,

"Dasar!"

"Hei, jangan seakan-akan Cuma aku disini yang brengsek, kau juga suka mengencani gadis kan.. berapa perempuan yang kau kencani dan buat merana hah?!" ejek Mix sambil memukul pundakku,

"Setidaknya aku masih memakai kondom saat aku melakukan sex, tidak sepertimu... " ejekku lebih ganas,

" Itulah kenikmatannya.."

" perempuan-perempuan itu, hanya dengan sekali perhatian, mereka langsung rela memberikan segalanya untuk kita, dasar lemah... "

" Ayahku selalu mengatakan bahwa perempuan adalah makhluk yang paling manipulative, mereka bisa membuat kita menjadi budak mereka, banyak dari mereka yang bodoh karena terlalu termakan ekspektasi.."

Kami berdua adalah lelaki yang sebenarnya bahkan tidak percaya dengan cinta. Mix, bisa dikatakan dia adalah seorang playboy kelas kakap, dia sangat menikmati memperdaya perempuan dan meninggalkan mereka saat sudah tidak berguna. Dia bahkan sudah memacari hampir ratusan perempuan sejak SMA. Sedangkan aku tidak separah Mix, hanya saja aku membenci perempuan karena sifat mereka yang menyebalkan dan manipulative, tapi aku bukan seorang gay juga. Aku hanya akan berkencan dengan perempuan, untuk melampiaskan nafsuku padanya. Jika dipikir-pikir, kami berdua memang brengsek sejak lama, dan itulah kenapa kami bersahabat.

Sesampainya di salah satu restoran, kami berdua langsung memesan makanan yang menjadi favorit disana. Lalu kemudian menunggu di salah meja, di luar rumah makan itu. aku membuka topi yang semenjak tadi aku pakai, sama halnya dengan Mix. Rambut panjang ini benar-benar merepotkan, sangat membuat gerah dan menyusahkan ketika melakukan apapun.

" bagaimana perempuan bisa sangat menyukai rambut panjang, ini menyebalkan!" gerutuku sembari merapikan rambut hitam panjangku,

" yah, kau benar. Rambut ini membuat panas dan gerah, "

Selama kami menunggu pesanan kami datang, seorang pemuda yang duduk di sebelah kami, terus menerus memandangi kami dengan tatapan menggoda. Sesekali dia memasang wajah seakan ingin melahap kami. Sejujurnya itu sama sekali tidak menggangguku, dulu, tapi sekarang hal itu sedikit menjijikan bagiku. Mix sepertinya juga menyadari gelagat aneh pemuda di samping kami, dan mulai mengalihkan pandangannya.

Tiba-tiba, seorang perempuan yang asing bagiku mendekati kami. Seseorang itu seakan ragu dan mencoba bertanya sesuatu sambil berbisik-bisik pada temannya.

" Permisi, apa kalian dari Universitas terpadu?"Tanya perempuan itu sopan,

"yah, darimana kalian tahu..?"

MAGIC IN THE STORM (ohmnanon x earthmix )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang