Season II -Once Again-

406 26 3
                                    

Mix

Setelah sadar, aku melihat kakakku sudah duduk di sampingku sembari berbicara dengan Phi Yok. Phi yok terlihat memerah karena malu, setelah yang ia lakukan pada kami. Dia bahkan berkali-kali minta maaf pada Kevin. Aku yang masih pusing hanya tersenyum geli, melihat betapa lucunya suasana ini.

"Kamu kok gak bilang sih?" tegur Phi yok sambil memukul pelan lenganku,

"Kejadiannya mendadak, mana sempat" protesku dengan wajah cemberut,

"Aku sudah menjelaskan semuanya, jadi tenang lah" kata kevin menenangkan, aku hanya mengangguk pelan.

Aku melirik ke Phi yok, dengan sinis. Seakan sudah paham, dia segera memulai pembicaraan.

"tadi aku juga sudah menjelaskan ke kakakmu, soal kondisi ekonomimu.. " ucap Phi yok,

Loh... loh... aku terheran-heran, selama ini memang pemasukanku hampir 30 persen dari kakaku, tapi sebagian besar masih dari ayahku dan pekerjaan sampinganku.

"Untuk sementara, aku bisa membantumu soal biaya kuliah dan sewa rumah. Tapi untuk kebutuhan dan uang jajanmu, aku tidak bisa, gajiku tidak cukup" katanya,

"aku akan mencari pekerjaan, aku sudah mendapat tawaran.. "

"kau yakin bisa membagi waktumu?" sahut phi yok,

"aku harus bisa.. " jawab tegasku,

Aku tidak punya banyak pilihan, setidaknya aku butuh uang untuk makan.

Saat akan pulang, Kevin sempat memberiku kartu atm yang akan diisi sesuai biaya kuliah dan biaya sewa apartemen. Ia juga sempat mengambil foto bersama denganku, setidaknya ia ingin memiliki kenangan dengan adik perempuan barunya.

"Jangan dekat-dekat dengan sembarang laki-laki, kau pasti paham betul kan? Siapa yang tadi bersamamu? Jangan dekat-dekat dengannya.. " tegasnya padaku, aku hanya dapat mengernyitkan dahi penuh keheranan.

Tepat setelah pintu ditutup, dan kevin sudah jauh dari unit kamarku. Phi yok langsung histeris kegirangan.

"Apakah kakakmu punya pacar?" tanyanya dengan mata berpindar-pindar,

"setahuku dia terlalu sibuk bekerja, jadi belum ada keinginan kesana"

Dia kembali berteriak histeris,

"Dia benar-benar tampan, tipeku banget, bisa nggak jadi culprit kami.. yah..yah..."pintanya lebih agresif,

"entahlah, aku tidak menjamin.. " jawabku judes,

"kenapasih? "

"Kenapa??? Ini lihat, dahiku benjol ini... gara gara wortel sialan.." bentakku kesal,

"aku kan sudah minta maaf," katanya dengan nada kekanak-kanakan.

Sialan, kalau benjol sebesar ini, aku jadi malu keluar. Phi yok berdiri dari sofa, lalu mengambil sebatang es batu di kulkas, dan melemparkannya padaku. Ia menyuruhku mengompres lukaku sendiri.

"apa dia sudah tahu dosa-dosa mu di masalalu?" tanyanya,

" belum, aku tidak bisa memberi tahunya, aku takut.. "

"Hah...yah... itu semua adalah criminal.." tambahnya,

Aku mulai hanyut dalam pikiranku sendiri, setelah sekian lama, akhirnya aku malah menemukan sisi lain kakakku. Dia seorang yang berbeda, meskipun ia pendengar yang baik. Tatapan hangat,senyum lembut itu, rasanya asing dimataku.

(**)

Malam hari..

Makan malam sudah siap di meja makan kecil, di apartemenku. Tapi sampai jam segini, nanoon masih belum ada tanda-tanda pulang. Phi yok mulai khawatir, dia terus berjalan kekiri dan kekanan, sembari memegang handphonenya. Aku yang hanya memperhatikannya dengan seksama, mulai merasa bosan melihat manusia itu terus bergumam kesal.

MAGIC IN THE STORM (ohmnanon x earthmix )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang