-Aroma Harum-

510 40 5
                                    

Mix

Tubuhku terasa berat, dan perut bagian bawahku terasa nyeri. Aku merasakan ada sebuah beban yang menekan tubuhku, seakan ada seseorang yang memelukku dengan erat. Aku bahkan bisa mendengar suara dengkuran di telingaku. Dengkuran?

"HHmmmm... "

Mataku terbuka pelan, dan beberapa kali menggeliat malas. Saat kesadaranku masih seperempat, aku mencoba mengangkat tangan kekar yang mendarat di dadaku. Rasanya tubuhku seperti habis dipukuli berkali-kali.

"Siaall.. " teriakku kaget,

Apa-apaan ini, aku telanjang dengan Earth yang tidur disampingku. Aku melihat beberapa jejak merah di tubuhku, seakan aku dicumbu habis-habisan. Si Bajingan ini..

"Earrrthh... sialan kau!!" bentakku sembari memukul lengan Earth, namun itu sama sekali tidak membangunkannya.

Bagaimana ini? apakah dia keluar di dalam? Apakah dia tidak memakai pengaman? Segera aku masuk ke dalam selimut dan memeriksa bagian kemaluanku. Aku hanya menghela nafas panjang dengan berat, saat aku mendapati cairan putih kental yang masih keluar dari bagian bawahku.

Aku bisa merasakan kedua mataku mulai mengeluarkan air mata, yah, aku menangis. Entah mengapa aku merasakan hancur dan menyesal yang tak dapat kuhitung. Ada perasaan takut yang teramat sangat keluar dari diriku, takut hamil, takut tertular penyakit dan entahlan ketakutan yang tak dapat kujelaskan. Apakah ini juga yang dirasakan perempuan-perempuan yang kutiduri secara paksa atau pertama kali? apakah ini yang membuat mereka tidak mau melepaskanku dengan mudah?

Tanpa sadar, isak tangisku membuat Earth yang sulit dibangunkan mendadak bangun dengan kaget dan wajah shock. Seketika dia meloncat dan berdiri sembari menutupi bagian bawah tubuhnya dengan kain sprai, dia mematung sembari melihatku yang menangis dengan menutupi wajahku.

"Apa yang kita lakukan?ah.. bagaimana ini?" tanyanya heran,

"hngg.. aku tidak tahu" jawabku dengan bergetar,

Dia mencoba menenangkan dirinya dengan menarik nafasnya berkali-kali, bahkan dia menahan dirinya agar tetap tidak panic. Setelah dirasa tenang, ia mulai berjalan pelan ke arahku dan duduk di sampingku dengan tenang.

"apakah ada yang sakit?" tanyanya lembut,

"Perutku..hngg.. seluruh tubuhku.. "

"maafkan aku.. aku benar-benar minta maaf" katanya dengan lemah lembut,

"entahlah, aku takut.. " jawabku sembari kaki yang menendang-nendang di balik selimut,

Earth merentangkan kedua tangannya dan memelukku dengan tangan kekarnya. Dia mengelus-elus kepalaku dengan lembut, sembari menenangkanku.

" Aku akan bertanggung jawab" katanya,

Aku dapat mendengar suara keraguan di dalam kata-katanya, jelas dia juga tidak yakin dengan apa yang dikatakannya. Tapi apa aku punya pilihan lainnya?

***

Earth datang membawakanku makanan dan membawa kain hangat untuk mengompres perutku. Sementara aku cukup kesulitan untuk menegakkan tubuhku, dan hanya bersender di Kasur dengan wajah lesu ku.

"Apakah masih nyeri?" tanyanya sembari memberikan kain hangat padaku,

aku hanya mengangguk pelan sembari membuka sebagian bajuku untuk mengompres perutku dengan kain hangat. Terlihat mata Earth beberapa kali mencuri panjang menatap perutku yang ramping. Apakah dia masih tergoda dengan tubuhku?

Dia mengupas apel yang ia ambil di dapur, seperti dulu, dia mengupas apel dengan bentuk kelinci yang lucu. Dia menyuapiku dengan pelan dan kami hanya diam. Rasanya canggung sekali duduk berdampingan seperti ini, sementara baru setengah jam lalu kami baru saja bercinta dengan panasnya. Beberapa kali ingatan selama bercint muncul di otakku, bagaimana aku menyentuh perut sixpacknya earth, atau bagaimana kami berciuman dengan panas. Rasanya aku benar-benar bingung dengan perasaanku, di satu sisi terasa kesedihan yang dalam namun disisi lainnya, aku merasa puas. Puas?

MAGIC IN THE STORM (ohmnanon x earthmix )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang