-Keajaiban-

458 50 3
                                    

Mix

Setelah sampai di rumah, kami segera membersihkan diri. Ternyata badai hanya reda sesaat, tak berapa lama kami berada di ruma, badai besar kembali datang. Kami berempat duduk di depan perapian dengan masing-masing memakai selimut, dan membuat minuman hangat. Earth yang duduk disebelahku terlihat lemas, dan sedikit pucat.

"Apa kau sakit?" tanyaku khawatir,

"tidak, santai saja.." katanya dengan suara yang sedikit serak,

Aku yakin Earth pasti tidak enak badan, walaubagaimanapun menarik gerobak dengan perempuan hamil diatasnya di tengah hujan badai bukan hal yang mudah. Aku melingkarkan tanganku, memeluk lengan Earth yang kekar dibalik kaos merahnya. Dia terlihat kaget dengan perilakuku yang mendadak, dan membuatnya mengalihkan pandangannya menyembunyikannya pipinya yang memerah. Aku menaruh kepalaku di lengannya seakan bersikap manja pada Earth. Dia sama sekali tidak menolak, dan membiarkanku menyandarkan kepalaku di lengannya sembari memeluknya lengan kekarnya dengan kedua tanganku.

Sekitar lima belas menit kami bertahan seperti itu, hingga suara panggilan nanoon membuatku harus beranjak dari sisi earth.

"Aku harus tidur, istirahatlah... " kataku lalu pergi meninggalkan Earth yang masih duduk di depan perapian ditemani Ohm.

Kemudian aku masuk ke dalam kamar tidur, di atas Kasur sudah terbaring nanoon dengan wajah cemberutnya. Aku menutup pintu kamar kami, dan melihat tajam kea rah nanoon. Sambil berjalan mendekat, aku bertanya pelan padanya.

"Ada apa?"tanyaku dengan suara pelan,

"aku kesal dengan Ohm," katanya dengan wajah masamnya,

"loh kenapa? Perasaan tadi masih mesra," sindirku, sembari membenarkan posisiku disampingnya

"Bodo ah, kenapa sih dia sangat terkenal di desa.. "

Eih, ternyata anak ini sedang cemburu. Apakah karena gadis desa yang membawakan kami makan malam tadi. Memang sih, jika kulihat sekilas, gadis itu terlihat menggoda ohm dan ohm hanya menjawabnya dengan ramah. Tapi mungkin senyuman ramah ohm, diartikan berbeda dengan Nanoon yang melihat interaksi mereka.

"Cantikan mana aku dengan gadis itu?" Tanya Nanoon tiba-tiba,

"aih, tiba-tiba.."

"Jawab aja sih.." sautnya dengan kesal,

"hmm... cantikan dialah.. kan dia perempuan tulen, sementara kita.. " sindirku dengan berbisik,

"sekarang kan kita perempuan, apa bedanya dengan dia?" elaknya,

"Jadi sekarang kau sudah menerima dengan kondisi kita yang seperti ini? apa kau tidak ingin kembali menjadi Nanoon?" tanyaku sedikit serius, namun hanya dijawab nanoon dengan diam seribu kata dan memalingkan wajahnya.

Sejujurnya itu sedikit menyakiti hatiku, apakah hanya aku yang masih ingin kembali menjadi Mix? Aku sangat ingin kembali menjadi mix, kembali mendapatkan kehidupan nyamanku. Aku menutup tubuhku dengan selimut, namun pikiranku melayang dengan berbagai gumaman. Aku ingin bertemu kakakku, Aku ingin menemui ayahku, meskipun dia selalu keras dan kaku padaku. Setidaknya aku ingin mendengar suara ayahku, tanpa takut ayahku akan mengusirku karena tidak mengenalku. Aku masih ingin bertemu dengan nanny, pengasuhku sejak kecil yang selalu menyayangiku dengan tulus. Aku bahkan tidak berani menelpon mereka.

Mimpi

"Mix sayang, kamu disini ya... ibu mau pergi dulu dengan teman ibu, ayah akan menjemputmu..."kata seorang perempuan yang kupanggil ibu, ketika ia dengan ringannya melepas genggaman tangannya dari tangan kecilku.

Aku menatapnya dengan nanar, seakan aku tidak mengikhlaskan ibuku berjalan bersama lelaki yang sudah merebutnya dari kami.lelaki yang selalu kulihat masuk ke dalam kamar bersama ibuku, dan mengabaikan aku yang terus menangis memanggil ibuku. Hari itu, aku benar-benar harus menerima ibuku berjalan menjauh dariku, memeluk lengan pria itu dan pergi dengan mobil. Dia meninggalkanku di depan sekolahku, sendirian.

MAGIC IN THE STORM (ohmnanon x earthmix )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang