-Bayang-bayang semu (1)-

191 11 1
                                    

Mix

**

Aku berjalan pelan masuk ke dalam apartement, dengan kaki lemas dan wajah sayu. Kulihat puluhan notifikasi panggilan dari Earth, namun kuabaikan. Rasanya tenggorakanku kering, aku bergegas mengambil minuman di kulkas. Sejenak aku ingat, dimana Nanoon? Seharusnya dia sudah pulang ke rumah. Namun aku hanya diam, aku yakin dia hanya lembur.

"bagaimana ini? hidupku sudah sulit, apakah aku harus jujur ke kakak?" gumamku, sembari mengelus perutku yang masih datar

Entah itu sebuah kebetulan, atau firasat dari kakakku, tiba-tiba saja dia menelpon. Aku segera mengangkat panggilan darinya.

"Halo kak,"

"Kamu dimana? Aku ada di depan apartemenmu.. kakak bawa jajan loh" ungkapnya riang,

Mataku mendadak perih, rasanya aku ingin menangis di pelukan kakak.

"aku akan segera keluar kak, " jawabku sembari mengusap air mata,

Aku membuka pintu dan menemukan sosok kakakku yang berdiri dengan tegap, sembari membawa beberapa kantong makanan. Aku segera merangkul lengan kevin dan memeluk tubuhnya.

"Kamu kenapa ?"

"enggak kok, ayo makan di taman ya"

"yaudah, ayo"

Kami berangkat ke taman yang berada di sekitar gedung apartemen, dimana disana banyak tempat-tempat untuk makan dan nongkrong. Ketika malam, tempat itu menjadi ramai dengan mahasiswa atau pekerja yang beristirahat sambil melepas lelah. Kami duduk di salah satu gazebo yang ada di dalam taman.

Kevin membuka makanan yang ia beli, sesekali ia menyuapiku dengan tersenyum.

"Sejujurnya, aku sangat kangen bisa melakukan seperti ini denganmu" ujarnya dengan lembut,

"aku juga kangen, kumpul kumpul seperti ini, apalagi kalau ada ayah dan ibu"

Tiba-tiba wajah cerah kevin berubah, ia terlihat kesal ketika mendengar kata-kataku,

"Kenapa tiba-tiba menyebut kata ibu? Bukannya kau membencinya?"

"entahlah, mendadak aku teringat padanya"

"tidak usah, jangan pikirkan perempuan itu. dia jahat" tekannya,

Aku hanya diam, sambil menelan makanan yang disuapkan kevin padaku. Aku menatap sosok kakakku itu, dan tersenyum manis kearahnya.

"kakak, aku..." kataku ragu, aku merasa akan semakin menjadi beban bagi kakakku, karena kehamilanku.

Di kala aku dan kevin yang sedang menikmati waktu berdua, tiba –tiba saja seseorang datang dan memukul Kevin dengan keras. Sepersekian detik, aku membeku melihat kejadian itu.

"Jadi, kau Cuma alasan mencari mix, sebenarnya kau mengincar melody kan? Dia pacarku.. " bentak earth penuh kemarahan,

" Apa-apaan kau!!" bentak kevin keras pada Earth,

Kejadian itu membuat suasana di taman berubah chaos. Earth seakan tidak dapat dicegah, ia terus menyerang Kevin tanpa melihat aku yang terus mencoba memisahkan mereka. Aku tidak bisa mengatakan bahwa kevin adalah kakakku, sementara semua orang tau kalu kevin adalah kakakknya mix, dan mereka hanya dua bersaudara.

"Aku bisa melaporkanmu ke polisi" ancam kevin,

"aku tidak takut, !!" teriak earth menantang,

"Hentikan!!!" bentakku menengahi mereka,

Aku menarik tangan earth menjauh dari Kakakku, dan memohon untuk kakakku menenangkan dirinya.

"Kamu apa apaan sih, kenapa kau menyerang kakakku!"

"jadi selama ini kau selingkuh di belakangku.. "

"selingkuh? Aku? Apa kabar kamu dan tunanganmu itu hah?!!" tantangku,

"jangan-jangan, anak itu bukan anakku, tapi anak lelaki itu.. " tuduh Earth sembari menunjuk perutku,

Seketika emosiku meningkat, dan segera menampar wajah Earth dengan keras. Kevin yang mendengar kata-kata earth segera diam, seakan membeku menahan emosinya.

"aku hanya tidur denganmu, dan kau yang mengambil keperawananku, apa kau lupa? Dan sekarang dengan entengnya kau menuduhku, mengatakan anak ini bukan anakmu.. kau bahkan tidak mau bertanggung jawab, lalu untuk apa kau masih menyakitiku dan anakku" kataku dengan suara gemetaran, tanpa terasa air mataku jatuh dengan derasnya. Mataku menatap tajam pada earth yang mulai menyadari kesalahanya.

"Sayang.. " katanya lembut sembari memegang tanganku,

Kevin yang melihat semua itu, segera menarik tubuhku dan membawaku pergi dari earth. Kami berjalan menjauh dari sosok earth yang terduduk lemas di gazebo itu.

****

Kami berdiri berdua di depan gedung appartement, dia melihatku menangis di depannya. Kevin tidak berkata, hanya menahan rasa kecewanya dan memelukku kembali.

"Kakak akan berusaha untuk membantumu, kamu jangan takut, anakmu juga adalah keponakanku. Mix.. " ucapnya dengan suara gemetar,

"aku berharap anak ini bisa merasakan keluarga yang sempurna, bukan seperti yang kita rasakan.. tapi ternyata.. itu jauh dari apa yang kuharapkan.. "

"Tenanglah, kalau soal uang, jangan khawatir, kakak akan menanggung semuanya. Kakak punya tabungan, jadi tenanglah"

"Jangan pakai uangmu terus-terusan untukku," ucapku memohon,

"kakak menyayangimu, hanya kamu yang kakak miliki, kau tahu sendiri hubunganku dengan ayah tidak baik, dan kita sudah kehilangan ibu. Apapun akan kulakukan untukmu.. adikku.. mau kau mix, melody, atau siapapun, bagiku kau selamanya adalah adikku" ungkapnya menenangkanku,

Kevin masih memelukku, dan mengelus rambut panjangku. Aku masih menangis tersedu di dada bidang kakakku, sambil terus bergumam di dekapannya. 

 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MAGIC IN THE STORM (ohmnanon x earthmix )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang