-I have liked you since first time I met you- (4)

399 47 1
                                    

Nanoon

Keringat membahasi kening wanita itu, dengan jeritan dan secercah kekuatan yang masih dimiliki, ia berjuang dalam batas menuju maut. Aku menyerahkan tanganku untuk digenggam dengan erat olehnya, sementara Mix terus memberi dukungan dengan sepenuh hati.

"Ayo terus ibu, anda pasti bisa" teriak Mix menyemangati wanita ini,

"Aaaahhh.....sakiiiit...enggg.. "jerit wanita itu penuh sakit,

Dia terus menggenggam erat tanganku, semakin lama semakin erat, bersama dengan jeritan yang semakin lama semakin terdengar perih. Melihat raut wajah wanita ini, membawaku pada gambaran kabur masa kecilku, ketika aku masih diasuh oleh mendiang nenekku. Seorang wanita tua yang tanpa lelah, membawaku kemanapun, dengan langkah terseok-seoknya. Aku hidup dengan nenek sejak bayi hingga berumur 5 tahun. Tidak banyak kenangan yang tersisa, hanya suara lembut dan kasih sayang tulus seorang nenek.

Mengapa aku tiba – tiba mengingat nenekku? Aku hanya mengingat bagaimana dia berjalan dengan tumpukan kayu di punggungnya, sembari menggandeng tangan kecilku, berjalan berkilo-kilo meter. Kenapa selama ini aku melupakan sosok nenekku?

"oooeeeee..." tangis bayi merah terdengar nyaring,

Sosok yang masih terselimuti darah itu digendong oleh ibu bidan dengan hati-hati. Mix menyiapkan air hangat yang tadi sudah disiapkan, dan memandikannya dengan perlahan. Lalu placenta yang masih menempel itu digunting oleh Mix dengan hati-hati, pastinya dengan arahan ibu bidan. Aku menatap wanita itu, ia tersenyum lelah bercampur lega.

"Anda sudah melakukannya dengan baik" kataku lembut,

"Anakku, anakku... " ungkapnya dengan tangis yang mulai keluar,

Dengan cekatan, Ibu bidan menyelesaikan pekerjaannya. Sementara mix dengan hati-hati merawat bayi yang bahkan belum bisa membuka mata. Aku berjalan mendekati Mix, dan melihat bayi itu dengan seksama. Mix sempat memandangku dengan curiga dan khawatir.

"Kau ingin menggendongnya"kata Mix,

"Aku takut, nanti..."

"tenang, selama hati-hati.. semua akan aman-aman aja"

"Apakah kita dulu juga.. seperti anak ini?" tanyaku ragu,

"Iya, percaya atau tidak, kita semua bermula dari sini"

Apakah dulu ibuku juga berjuang seperti ini? Lalu kenapa, ketika aku di dunia, dia dengan jahatnya membuatku sengsara. Aku terus terluka dan terjebak dalam trauma tak berkesudahan, gilanya luka itu dibuat oleh orang yang dengan sepenuh hati memberiku kesempatan untuk hidup.

Mix mengangkat bayi itu secara perlahan, dan menyodorkan sosok rapuh itu padaku. Aku melihat raut wajah sedih dan terluka, dari mix. Yah, dia sedang menggendong bayi yang dulu begitu ia hindari dan membuat semua wanita yang ada didekatnya menderita. Dia membunuh anak-anaknya, dan kini menggendong lembut anak orang lain.

"kau sangat telaten" sindirku,

"Masuklah ke jurusanku, kau akan dipaksa untuk memahami hal-hal semacam ini" jawabnya ketus,

Aku mencoba menggendong bayi itu, benar-benar rapuh. Dia sangat kecil, imut, dan terlihat lemah, tapi suara tangisnya begitu nyaring. Wanita itu melihat kami dengan senyuman hangat, sementara ibu bidan berjalan mendekati kami.

"Suatu saat kalian juga akan menjadi ibu," ucap ibu bidan dengan tersenyum,

Kami hanya tersenyum kecut, mendengar kata kata ibu bidan. Kami masih memikirkan bagaimana sakitnya melahirkan, dan sejenak membuat perut kami sedikit nyeri.

Tak berapa lama, Ohm dan Earth masuk ke dalam ruangan bersama dengan Prof.Mac dan seorang nenek. Ia berlari mendekati wanita itu dengan tangis histeris, sementara Ohm yang melihatku menggendong bayi, memandangku dengan senyuman lembut penuh arti. Sesekali aku bermain dengan wajah polos bayi itu, mencoleknya lembut dan membiarkan jariku digenggam dengan erat. Entah mengapa, hatiku terasa begitu bahagia dan ikut berbunga-bunga setiap kali melihat wajah kecil itu.

"Kamu sangat mempesona, jika tersenyum lembut seperti ini." Tutur Ohm sembari menempelkan tubuhnya di dekatku.

"Aku merasa benar-benar...emm.. bahagia" kataku lembut,

Tiba tiba saja, ohm menyentuh pipiku dengan bibirnya yang lembut. Kecupan itu sontak membuatku terkejut, dan langsung memalingkan wajahku kepadanya. Matanya seakan mengatakan cinta sekaligus bangga padaku. Sementara Mix dan earth yang melihat itu, membuat mereka hanya tersenyum geli.

Aku kembalikan bayi itu ke rengkuhan ibunya, dan berjalan keluar dari ruangan bersama dengan earth,Mix dan Ohm. Kami berdiri berempat di teras bangunan, sambil menikmati sisa rintik hujan dan angin sepoi-sepoi malam.

Tangan Ohm dengan santai melingkat di pinggangku, dan kali ini aku hanya menerima itu tanpa berkomentar. Mix melihatku dengan mata yang penuh curiga, sembari menaruh lengannya di pundak Earth.

"Sepertinya kita ketinggalan cerita?" sindir Mix ke Earth, yang dibalas dengan senyuman mengejek.

"Kita yang hujan-hujanan, mereka yang mesra-mesraan" jawab Earth tak kalah tajam,

"Kalian sendiri, bagaimana? Hubungan kalian?" alihku,

"jangan mengalihkan pembicaraan," tegas Mix,

Tiba- tiba Prof Mac muncul dari balim tubuh Mix, dan merangkul mix dan earth dengan ramah.

"Sudah-sudah, aku memang sudah curiga kalian berdua memiliki tujuan tersembunyi untuk ikut kesini" ujar Prof mac menyindir Earth dan Ohm,

Mereka hanya saling melirik, lalu memalingkan muka seakan sudah ketangkap basah.

"Jasmine, bagaimana perasaanmu ketika melihat kejadian tadi? Apakah kau merasa pusing?mual? atau bagaimana" Tanya serius padaku,

"tidak ada, hanya tadi sempat sesak sejenak, tapi tak parah dan aku berhasil mengendalikannya"

"kau sesak?" Tanya ohm khawatir,

"aku sempat mengingat sesuatu yang lama kulupakan, hanya itu kok" kataku menenangkan,

"setelah ini, segera minum obat dan istirahatlah. Jangan skip obat dulu, dan pastikan untuk tidak mengingat hal – hal yang buruk dulu" pesan Prof. Mac.

Aku mengangguk pelan, sepertinya ketika aku mengingat kenangan tentang nenekku, aku sempat hampir kambuh lagi. Untung aku bisa mengendalikannya, dan sepertinya efek obatnya cukup bagus.

"Cepat pulang, keringkan badan kalian dan istirahat, biarkan aku yang menyelesaikan urusan disini"

Setelah mendengar itu, kami bergegas berjalan pulang dengan meminjam payung dari warga. Sepanjang jalan, ohm memayungiku, sementara Earth memayungi Mix dengan sesekali bercanda. 

-------

-------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MAGIC IN THE STORM (ohmnanon x earthmix )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang