-Nafsu-

628 47 7
                                    

Mix

Aku membuka mataku perlahan, dengan selimut hangat yang masih menutupi setengah tubuhku. Nanoon duduk disamping tubuhku dengan sebaskom air dingin untuk mengompressku. Dia melihatku yang menatapnya dengan tatapan kosong, dan senyum lega terlihat dari wajahnya.

"kau baik-baik saja?" tanyanya lembut,

Aku hanya menjawab dengan anggukan pelan, sembari mengambil handuk basah di atas keningku. Aku mencoba menegakkan tubuhku dan duduk di atas Kasur.

"Berapa lama aku tertidur?" tanyaku pelan,

"Ah, hanya sehari kok, ... emm.."

"Ada apa?"

"Terima kasih, seharusnya aku yang digigit ular itu... " kata Nanoon dengan suara pelannya,

"Kenapa sih, santai aja kali.." jawabku ringan,

"Santai? Kau hampi mati, dan kau menyuruhku santai?" bentaknya penuh kekhawatiran,

Sejenak kami berdua diam, berkali-kali aku menelan ludahku dengan berat. Sejujurnya aku melakukan itu, aku juga tidak tahu kenapa, mungkin karena aku sudah menyayangi Nanoon seperti kakakku sendiri.

Beberapa saat kemudian, Ohm datang dengan wajah paniknya dan memanggil Nanoon untuk keluar sebentar. Sayup-sayup aku mendengar suara pertengkaran di depan rumah. Siapa yang berteriak? Apa yang terjadi? Tanpa menunggu, Nanoon langsung berdiri dan meninggalkanku sendiri. penasaran, aku mengumpulkan keping-keping tenaga yang tersisa, meskipun pusing masih singgah, namun aku tetap memaksakan diri untuk melangkah.

Sesekali aku berpegangan dengan apapun yang dapat kujangkau, pintu, kursi hingga akhirnya aku mendapati lengan kurus Nanoon.

"ngapain ikut kesini?"

"Kenapa Earth berteriak? Dia bertengkar dengan siapa?" tanyaku pelan dan lemah,

Nanoon tidak menjawab, namun samar-samar aku dapat melihat 3 lelaki kekar yang kapan hari datang bersama si Brengsek itu. dengan keangkuhan mereka, ketiga orang itu menantang Earth dan Ohm seakan tanpa rasa takut. Sementara prof Mac dan kepala desa mencoba menghentikan emosi yang meledak-ledak diantara kedua kubu itu.

"Suruh mereka pergi, kamu kan kepala desa!!!" bentak Prof. Mac kepada pak kepala desa, namun seakan takut, ia hanya diam.

"Aku tidak bisa..Bahaya bahaya.. sudah turuti saja" bisik pak kepala desa,

"Bangsat!!" bentak Earth semakin keras,

Lalu tanpa aba-aba, Earth melayangkan pukulannya dan mengenai telak pria kekar di depannya. Ohm yang notabene juga seorang mantan atlet beladiri, jelas akan memasang pertahanan dan perlawanan. Aku dapat melihat raut wajah takut pada nanoon.

"Apa yang mereka mau?" tanyaku lagi pada Nanoon,

"mereka ingin membawamu, "

"Aku?"

"Aish.. si Brengsek itu" geram nanoon,

Nanoon mencoba menyeretku masuk, karena terlalu berbahaya jika aku terus diluar. Namun rasa khawatirku pada Earth membuatku tak bergeming dari ajakan Nanoon. Dia memasang wajah bingung dan kesal, sesekali dia mendecak karena keras kepalaku. Sementara aku memandang memohon pada Nanoon.

"Jika Earth terluka bagaimana?" tanyaku khawatir,

"Earth akan baik-baik saja, yang mereka targetkan itu dirimu, bodoh!!" bentak Nanoon,

Baru saja aku berdebat dengan nanoon, tiba-tiba seorang wanita datang dengan kasarnya dan menarik rambutku dengan keras. Dia menggenggam rambutku yang panjang tanpa memberi waktuku untuk melawan. Kuakui untuk ukuran seorang wanita, kekuatannya tidak main-main.

MAGIC IN THE STORM (ohmnanon x earthmix )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang