MAGIC IN THE STORM (ohmnanon x earthmix )

Perjalanan menuju jawaban (Mix)

Ketika sinar matahari menerobos masuk dari cela-cela jendela, aku tahu hari baru datang lagi. Mataku sudah terbuka dengan lebar, tapi tubuhku rasanya enggan beranjak dari Kasur. Sementara Nanon yang sekarang sudah menjadi jasmine, sibuk menyisir rambut panjangnya di depan kaca. Kenapa pagi ini rasanya seluruh tubuhku sakit?

" Bangun Mix, jangan sampai kita terlambat karena menunggumu..." teriak nanoon yang sudah siap berdandan, dan beranjak untuk menarik selimutku.

" Ah, sial.. kenapa seluruh tubuhku sakit semua, rasanya aku benar-benar buruk hari ini, " gerutuku,

" Kita harus berangkat pagi, ada banyak kuil yang harus kita datangi... "

"iya,iya tahu.. " masih dengan nada malas, dan berjalan ke kamar mandi,

Di dalam kamar mandi, aku melihat wajahku di depan cermin. Aku merasa wajahku seperti kelelahan dan sedikit pucat, rasanya seluruh tubuhku pegal. Tapi kupaksa tubuhku bergerak, aku tak mau menjadi beban mereka. Dengan cepat, aku mandi dan membersihkan tubuhku.

Setelah mandi, aku langsung memakai pakaian yang cocok untuk perjalanan melelahkan di weekend ini. Bukan tamasya, kami ingin datang ke kuil untuk mencari jawaban dan jalan keluar dari permasalahan rumit tubuh kami ini. Ternyata menjadi perempuan, serumit ini.

Sekitar pukul 7 pagi, Phi yok datang bersama dengan Ohm ke apartement kami. Nanoon membuka pintu untuk mereka, dan mempersilahkan mereka masuk. Sementara aku masih menyibukkan diriku untuk menata rambut panjangku. Sepertinya Phi yok melihatku yang malas –malasan menyisir rambutku, dan merasa rishi melihatku bergerak seperti kukang.

"kau menyisir sangat lambat dan lemas, bagaimana bisa rapi.. mana tingkahmu yang ekstra, seperti biasanya.. ?"

" Maaf phi, tubuhku rasanya remuk tanpa alasan, sakit sekali.. " kataku dengan lemas,

"Kau sakit?" Tanya Ohm khawatir,

" Tidak apa-apa, aku bisa berangkat kok.. hanya pegal-pegal"

" sini, biar aku membantumu bersiap" ucap Phi Yok yang langsung mengambil sisir dari tanganku, dan menyisir rambut panjangku.

Nanon mempersiapkan berbagai keperluan untuk persembahan kepada biksu-biksu nantinya, yang sudah kami beli kemarin. Ohm dan nanoon membawa semua perlengkapan itu turun ke parkiran mobil, sedangkan aku dan Phi yok menyusul di belakang mereka. Tiba-tiba Phi yok mengambil satu pcs pembalut yang beberapa hari sebelumnya dia beli untuk kami, dan memasukkannya ke dalam tasku.

" Kenapa kau mengambil itu Phi?" tanyaku heran,

" Hush, kita tidak tahu kalau mungkin kalian membutuhkannya, " katanya sembari menarikku dalam rangkulannya.

Aku menutup pintu dan berjalan menyusul Ohm dan nanoon yang sudah menunggu di mobil. Nanoon terlihat mengkhawatirkanku, dan memberiku sebuah pil dan minuman.

" minumlah, ini obat untuk meredakan pegal-pegal, bisa diminum sebelum sarapan" ucapnya dengan mengelus rambutku, seperti sosok kakak yang menjaga adiknya. Aku melihat senyum tipis Ohm melihat perhatian nanoon padaku. Ouh... seperti pemandangan seorang lesbian ya...

Kami masuk ke dalam mobil hitam milik Ohm, dan tentunya Ohm yang menyetir mobil itu. aku dan Phi Yok duduk di belakang, bersama dengan tumpukan barang-barang persembahan. Mendadak aku sedikit mual karena mencium bau bunga yang cukup menyengat, dari tumpukan barang-barang itu. Phi yok yang melihatku yang sudah mulai mual, memberiku aromatherapy dan memijat pundakku. Oh.. rasanya aku malah jadi beban.

Perjalanan kami dimulai menuju kuil yang dekat dengan lokasi kami bertemu dengan shamla dulu. Sekitar 40 menit perjalanan kami lalui untuk sampai kesana, dan sepanjang perjalanan aku hanya tertidur sambil menahan mual. Sesampainya di kawasan kuil, dan mobil kami sudah terparkir, aku bergegas keluar dan berlari menuju kamar mandi untuk muntah. Aku tidak tahu bagaimana ekspresi orang-orang yang melihatku berlari dengan cepat, menuju kamar mandi. Setelah selesai muntah, aku melihat Phi yok dan nanoon yang menungguku dengan khawatir.