-Season II : Kenyataan -

178 11 2
                                    

-Mix-

****

Earth membawaku ke restaurant keluarganya, dan aku diperkenalkan dengan kedua orang tuanya. Mereka menerimaku dengan baik, dan menjelaskan berapa gaji serta apa saja tugas- tugasku. Aku juga sempat bertemu dengan dua kakak perempuan earth, kuakui mereka benar-benar cantik. Si centil maya juga memikat perhatianku, gadis kecil yang berusia 4 tahun dengan dress seperti princess.

"ini bidadari kecilku, cantik kan?" ucap earth sembari menggendong maya,

Maya adalah keponakan earth, putri semata wayang kakak laki-lakinya yang sudah lama meninggal. Terlihat dari tatapannya, ia begitu menyayangi gadis kecil itu. tanpa sadar, aku mencubit pipinya yang gembul dan membuat gadis kecil itu tertawa malu. Mereka saling menggoda seperti seorang ayah dan putrinya.

Tak berapa lama, ayah earth membawakan seragam restaurant yang sudah disiapkan untukku. Aku segera berterima kasih dan memakainya, sebuah apron berwarna hitam. Banyak tugas yang harus kukerjakan, mulai dari membersihkan meja pelanggan, mengantarkan pesanan dan mencatat pesanan, terkadang aku juga harus mem-backup urusan di dapur seperti cuci piring dan menyiapkan bahan – bahan makanan. Tapi dengan gaji yang lumayan tinggi dan masa kerja yang tak lama, kurasa ini cukup worth it.

***

Di hari pertama bekerja, pelanggan di restaurant sangat banyak. Sekitar ratusan orang yang baru saja mengunjungi kuil datang untuk makan malam di restaurant. Berbagai tour and travel juga singgah untuk menikmati hidangan khas dari kota ini. dengan pelanggan yang membludak, Earth dan kedua adiknya juga sigap membantu pekerjaan. Sementara kedua orang tua earth sibuk di dalam dapur. pekerja yang lain juga dirundung banyak pekerjaan. Sedangkan kedua kakak earth tidak bisa membantu karena mereka harus berangkat kerja di tempat lainnya.

Bahkan kesabaranku diuji, ketika ada beberapa pelanggan yang menjengkelkan dan marah-marah tanpa sebab. Kebisingan ini bahkan tidak pernah kubayangkan sebelumnya.

Tepat pukul 00.00 malam, restaurant tutup dan akhirnya kami semua bisa istirahat. Aku segera menyelesaikan tugas-tugas terakhir, dan bersiap untuk kembali.

"Hei, melody, tunggu sebentar... rumahmu jauh dari sini kan?" Tanya ayah earth,

"lumayan paman"

"kusuruh earth untuk mengantarmu, tidak baik pulang sendiri, ini tengah malam"

"bagaimana earth?" sahut ibu earth,

"Siap " seru earth dengan semangat,

Aku hanya tersenyum geli melihat kelakuan earth

****

Akhirnya aku pulang bersama dengan earth dengan sepeda tuanya yang selalu membuatku kesal. Seperti biasa, sepeda earth selalu susah untuk dinyalakan, belajar dari kesialan sebelumnya, kali ini aku berdiri sejauh mungkin dari sepeda motor sialan itu. bahkan aku sudah berganti helm glow in the dark itu menjadi helm normal meskipun dengan gambar minion yang mencolok, setidaknya tidak sememalukan sebelumnya.

"Masih belum nyala kah?" tanyaku mulai kesal,

"sebentar sayang, ini masih mencoba.. " ucapnya sembari menenangkanku,

Aku masih memperhatikannya yang masih mencoba mengeluarkan segala tenaganya untuk menyetel sepeda tua yang selayaknya sudah di museum-kan itu. sekitar 10 menit kemudian, mesin sepeda motor itu akhirnya hidup, dengan senyum sumringah dia menoleh ke arahku.

"Ayo sayang" teriaknya, dengan kesal aku akhirnya naik ke atas sepeda motor itu. tepat saat ia mulai mengegas sepeda motor tua itu, mesin sepeda itu kembali mati. Seketika suasana hening, aku mengatur helaan nafasku untuk menumbuhkan kembali kesabaranku.

"Jadi bagaimana earth.. " sindirku di belakang punggung lebarnya,

"Sayang bisa turun sebentar, aku masuk dulu, aku ambil mobil saja ya" katanya dengan suara lemah, seakan merasa bersalah.

Aku hanya mengangguk pelan, rasanya ingin ku buang motor tua sialan itu. kukembalikan helm itu padanya, dan dia segera mendorong motor itu dengan cepat untuk mengambil mobil. Sementara aku masih menunggu di depan restaurant. Posisi rumah earth hanya berdampingan dengan restaurant, sementara garasinya berada di belakang rumahnya. Beberapa kali aku melihat jam tanganku, dan waktu menunjukan pukul 12.30. aku masih menunggu dengan kesal, hingga sebuah angkutan travel berhenti tepat di depanku. Lalu dari dalam mobil itu keluar seorang gadis dengan membawa banyak tas. Gadis cantik itu menatapku dan tersenyum.

"Halo kak, apakah ini restauran milik keluarga bapak Ming?"tanyanya dengan ramah,

"Ah, iya.. ini restaurantnya," jawab melody sambil menunjuk restaurant di belakangnya.

"terima kasih banyak, "

Gadis itu segera berjalan masuk ke dalam restaurant dan disambut hangat oleh pelukan kedua orang tua earth. Aku bisa melihat dari depan, mereka seakan kenal akrab dengan gadis itu, mungkin dia adalah keluarga jauh earth. Beberapa saat kemudian, earth keluar dari garasi bersama dengan mobilnya yang mewah. Ia berhenti di depanku, dan aku segera masuk ke dalam mobil itu. wajah earth terlihat lega dan sumringah selagi melihat wajahku yang tersenyum.

"Gimana? Sudah lama aku tidak membawa mobil ini"

"Kenapa jarang kau bawa?"

"kalau pakai mobil, kan kamu gak bisa peluk-peluk aku" katanya menggoda,

"Ah, dasar.." seruku dengan malu,

***

Disepanjang jalan, tangan earth sesekali meremas pahaku yang terbungkus celana jeans.

"Ups, maaf.. salah pegang" alihnya dengan berbagai modus,

Dasar mesum, apanya yang salah pegang. Tiba-tiba, hp earth berbunyi dan ternyata telpon dari ayahnya. Terlihat wajah earth berubah ketika ia menjawab panggilan itu, seakan ada sesuatu yang tak terduga terjadi. Sesekali ia menatapku dengan wajah bingung, sepanjang panggilan itu, ia hanya menjawab 'iya' saja. lalu ia memutuskan panggilan itu, kemudian ia hanya terdiam tanpa kata.

"ada apa? Ada masalah" tanyaku penasaran,

"tidak ada,"

"yakin..?" kataku meyakinkan,

"benar sayangku, yang manis.. " godanya lagi,

Aku hanya tersipu malu mendengar caranya memanggilku. Mataku teralihkan pada cahaya malam di sepanjang malam menuju apartemenku. Suasana di mobil mendadak begitu tenang ditambah dengan lagu yang mengiringi perjalanan singkat kami. Mendadak, mulutku terbuka dalam ketidaksadaranku.

"Earth, maukah kau menjadi pacarku?"

"Hah?!!" seru earth kaget, hingga dengan seketika dia meminggirkan mobilnya dan berhenti,

"Mau nggak?" bentakku kesal karena menahan malu,

"Mauu.. " ucapnya dengan nada manja,

"beneran?" tegasku,

"kau akan menjadi pacar terakhirku," janjinya padaku, lalu dengan cepat dia menciumku

Aku mendorongnya agar tidak berjalan jauh, ini masih di jalan, takut ada yang lihat. Aku menyuruhnya untuk kembali melanjutkan perjalanan. Dia dengan semangat menginjak gas mobilnya dan melaju dengan cepat ke apartemenku. Sepanjang jalan, dia terus tersenyum. Aku yakin dia mulai membayangkan hal-hal yang ingin dia lakukan di masa depan. Yah, aku sudah kalah sebagai mix. Untuk pertama kalinya, aku mengalah, apalagi dengan earth lagi.

**** 

**** 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


MAGIC IN THE STORM (ohmnanon x earthmix )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang