-Trigger (2)-

430 47 1
                                    

Nanoon

Hujan telah berhenti, menyisakan hawa dingin yang diselingi rintik sisa hujan. Ohm dan Earth berjalan dengan membawa payung, bersama dengan kami. Lucunya, aku dan mix berjalan dengan jas hujan berbentuk hewan yang kami bawa, dengan bentuk harimau dan dinosaurus yang imut.

"Jangan tertawa " rajuk Mix kesal pada Ohm dan Earth yang tertawa geli,

"Kenapa kau membeli jas hujan model ini sih?" tanyaku dengan pipi mengembang menahan malu,

"Sial, mana kutahu, kemarin aku ambil yang ada aja. Aku tidak menyangka akan berbentuk seperti ini"

"Kita seperti berjalan dengan dua anak TK" goda Ohm menyenggol Earth,

" Kalian seperti om om pedofil, " rajuk Mix lucu

Jalanan berbatu dan berlumpur kami lewati, sesekali jalanan menjadi lebih licin. Aku memegang tangan Ohm dengan reflek, yang langsung dibalas pegangan erat oleh Ohm. Dia menarikku ke bawah payungnya, dan berjalan bersama berdampingan. Sementara Mix berjalan dengan memegang baju Earth, dan sesekali mereka bergurau manja.

Jarak rumah pak kepala desa tidak terlalu jauh dari rumah persinggahan kami, sekitar 7 menit berjalan kaki. Selama perjalanan, kami melewati sekolah rakyat, dan kantor desa. Sekitar 4 rumah dari kantor desa, kami menemukan rumah kepala desa yang sudah ramai dengan masyarakat yang berkumpul. Mereka tengah bersiap untuk berkeliling desa menjaga kandang hewan dan rumah-rumah yang tidak memiliki lelaki di dalamnya.

" Loh kalian sudah datang, silahkan masuk ke dalam, sudah ditunggu kepala desa" kata salah satu warga yang bersiap berkeliling dengan obornya.

Kami hanya tersenyum dan menganggukkan kepala, lalu masuk dengan sopan. Sebelum bertemu dengan kepala desa, Ohm dan Earth meminta izin untuk numpang mandi dan membersihkan diri di rumah pak kepala desa. Pak kepala desa mempersilahkan mereka untuk mandi di kamar mandi yang berada di bagian belakang rumah.

Di lain sisi, aku dan Mix duduk bersama para wanita desa dan istri kepala desa. Mereka duduk memutar di sekitar kami, dan memuji paras cantik yang kami miliki. Sedangkan anak-anak mereka bermain dengan jas hujan yang tadi kami pakai.

"Haduh, cantik sekali kalian, kulitnya mulus dan rambutnya hitam lurus" kata salah satu wanita yang sudah berumur,

" Eh, apa kalian sudah memiliki pasangan? "

"Hei, kan mereka kesini bersama dengan pasangan mereka, itu, dua lelaki tampan dan kekar tadi" kata wanita lainnya,

"Mohon maaf, mereka hanya teman kami" sahut halus Mix,

Tiba – tiba seorang anak membuat masalah, dan bertengkar membuat keributan di belakang tubuhku. Ibunya yang melihat hal itu, langsung memarahi dan memukul anaknya yang masih berebutan jas hujan dengan temannya. Sekutika suara dentuman dari kepalaku kembali terdengar, dan disusul dengan dengungan yang panjang. Aku memegang kepalaku dari suara-suara yang mulai muncul dan penuh kebisingan.

Keributan anak-anak itu semakin bertambah, dengan suara keras beberapa wanita yang saling berargumen memperebutkan kami.

" Eh, nak.. saya kenalkan dengan putra saya ya.. dia tidak kalah tampan dengan kedua teman kalian" bujuk wanita lainnya padaku dan Mix,

Keadaan yang mulai membuatku semakin sesak, dan menimbulkan bisikan jahat di otakku. Mix yang melihatku terus memegang kepalaku, dan mulai bernafas dengan berat, menarik perhatiannya.

" Kau baik-baik saja? apa ini membuatmu kambuh? Kau belum minum obat?" bisiknya padaku, namun sama sekali tidak kuhiraukan.

Kata kata jahat di otakku semakin menyakitkan.

MAGIC IN THE STORM (ohmnanon x earthmix )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang