-I have liked you since first time I met you- (3)

376 47 1
                                    

Nanoon

Gemuruh hujan datang, bersama dengan angin yang silih Berganti menyapa. Hujan menghantam perjalanan pulangku dan Ohm. Sial, semakin lama hujan semakin lebat, sementara jarak kami dengan rumah masih cukup jauh.

"bagaimana kalau kita berteduh dulu di bangunan itu?" ajak Ohm,

"Bangunan apa itu?"

"Entahlah, aku tidak perlu tahu, hujannya terlalu lebat" ungkap ohm dengan membuka kemejanya untuk menghalangi hujan menghantam tubuhku terlalu keras.

Kami berlari naik ke atas bangunan itu, tepatnya di teras bangunan itu. bangunan yang terbuat dari kayu itu, terlihat begitu tua. Aku sempat mengintip dari balik jendela, namun sama sekali tidak bisa kulihat apapun karena gelap. Akhirnya aku menyerah dan kembali berdiri di sebelah Ohm.

"ehem... boleh aku Tanya sesuatu..?" Tanyaku memecah keheningan diantara kami,

"Tanya apa?"

"kamu pernah mengatakan suka padaku? Apa yang kau sukai Jasmine, atau Nanoon?" tanyaku dengan to the point,

Dia terdiam sejenak dan menunduk, sambil menahan tawanya. Tentu, aku merasa dipermainkan dengan reaksi Ohm.

"Kukira aku sudah dengan jelas memperlihatkan perasaanku padamu sejak dulu, tapi kali ini aku akan terang-terangan padamu" suara Ohm berubah serius,

"maksudmu? Hah, kalau Cuma mau menertawakanku, atau mempermainkanku.. " kata-kataku terpotong,

"Aku mencintaimu, baik sebagai Nanoon atau Jasmine" katanya dengan tegas, bahkan tanpa ada keraguan

"sejak..kapan?"

"Bisa dikatakan sejak pertama kali bertemu denganmu, saat kau menerimaku sebagai teman dengan apa adanya... " senyumnya mengembang sembari menatapku tajam,

" kenapa baru sekarang?"

" Bagaimana aku bisa mengungkapkan dengan jelas padamu, kau selalu memiliki pasangan.selain itu aku juga masih ragu, apakah aku seorang gay atau aku hanya menyukai dirimu seorang"

Aku terdiam sebentar, lalu melihat kearah Ohm yang tubuhnya lebih tinggi dariku.

" Lalu bagaimana perasaanmu setelah aku menjadi perempuan?"

"awalnya aku bingung, tapi hatiku percaya bahwa itu memang dirimu.. jadi disinilah aku sekarang, berdiri dengan orang yang aku cintai sepenuh hati. aku tidak memaksamu untuk menerimaku, tapi..biarkan aku melindungi dan melayanimu.. sampai aku bisa melepaskanmu dengan ikhlas suatu hari nanti.. " ujarnya dengan dalam padaku,

Kata-kataku terhenti, bagaimana ini? Aku juga sekarang mulai ragu dengan perasaanku pada Ohm. Dia dulu hanya roommate yang perhatian dan baik kepadaku, sekarang dia menjadi pemuda yang begitu menarik dan membuatku terpesona setiap detiknya. Bagaimana dia menjadi seseorang yang tulus mencintaiku sepenuh hati?

"aku bukan seseorang yang pantas untuk dicintai oleh orang yang sesempurna dan sebaik dirimu?" kataku dengan suara lemah padanya,

" Tidak ada yang berhak menghakimi dengan siapa dan untuk siapa cintaku, " tangannya mulai menggenggam kedua tanganku dengan hangat,

"karena hanya tuhan yang tahu, kenapa aku menjatuhkan hatiku padamu. Dan aku juga tidak perlu alasan untuk mencintaimu, aku menerimamu dengan seluruh hati dan hidupku" lanjut Ohm dengan mata yang berbinar-binar, seakan kesungguhan benar menyeruak dari hatinya.

Aku hanya bisa menelan ludah dengan berat, sementara angin dingin semakin gencar datang. Dia menarik tubuhku ke dalam pelukannya, dan mendekapku dengan erat. Aku menyandarkan wajahku di atas dada bidang dan berototnya yang terbungkus dengan kaos hitam basah yang dipakainya. Sesekali aku mendongakan wajahku untuk menatap wajahnya yang mulai kemerahan. Jelas sekali, aku melihat wajah malunya yang coba disembunyikan dengan rapat. Aku menekan dadaku untuk menempel ke tubuh tegap Ohm, dan membuat dia semakin kaget. Aku bisa merasakan tubuhnya sedikit bergetar dan mulai memanas.

" Kamu kenapa?" tanyaku berpura pura polos,

" tidak, hanya udaranya berubah panas" elaknya,

Bagaimana udaranya panas, padahal cuacanya sedang hujan deras dengan petir dan angin yang datang silih berganti.

Kami berpelukan hampir sekitar 15 menit, dan membuatnya semakin salah tingkah. Aku bahkan bisa mendengar detak jantungnya, yang seakan cepat dan melambat tak terkendali.

Tak berapa lama..

"Ohm.. Jasmine" suara teriakan dari balik kegelapan malam, dan lebatnya hujan.

"Earth..?" teriakku memastikan,

Tiba –tiba sosok earth yang tengah menarik gerobak, dengan seorang wanita yang berada di atas gerobak. Sementara Mix berjalan mendorong dari belakang, dibantu dengan seorang wanita yang membawa tas. Mereka terlihat begitu panic dan kelelahan. Aku berlari bersama Ohm menemui Earth yang sudah kehilangan banyak oksigen, seakan dia sudah menarik gerobak itu dari jauh.

" Ohm bantu gendong ibu ini untuk ke dalam balai kesehatan, aku sudah kehilangan energy" keluh Earth

"Okay, aku akan menggendongnya"

Ohm langsung mengangkat tubuh perempuan hamil itu, dan membawanya ke dalam bangunan itu. sementara Mix dan perempuan yang bersamanya tadi sibuk membuka pintu bangunan.

"Nona Melody, bisa ambilkan air sebaskom dan handuk di belakang" perintah perempuan yang bersamanya, yang merupakan seorang bidan.

" baik ibu"

"apakah ada yang bisa saya bantu bu?" tanyaku dengan wajah bingung,

"anda bisa bantu saya membantu mempersiapkan disini," perintahnya padaku,

Ohm keluar dari ruangan dan menutup pintu ruanga tersebut dengan rapat. Sementara aku dan bu bidan itu bersiap dengan berbagai alat dan keperluan yang dibutuhkan.

"Saaaakkiiiiit..." erang perempuan itu, sembari meremas bantal di atas ranjang denga erat.

"Tahan ibu, terus dorong, buka kedua kakinya dengan lebar" ujar bidan kepada perempuan itu,

Aku hanya memperhatikan sembari membantu sebisaku, ini kali pertama aku melihat seorang perempuan melahirkan. Sejenak aku merasakan rasa takut bersanding dengan rasa sedih yang entah keluar darimana.

Beberapa menit kemudian, Mix datang dengan membawa sebaskom air dan handuk hangat. Lalu aku menyiapkan banyak baskom dan air, sementara bu bidan menyiapkan oksigen dan berbagai keperluan lainnya.

Kami menyaksikan proses kelahiran manusia untuk pertama kalinya. Wajah Mix sama tegangnya dengan ku, melihat bagaimana perempuan itu mengerang dan mendorong dengan sekuat tenaga, darimana kekuatan itu muncul? Dia menahan sakit yang luar biasa hanya untuk melahirkan seorang anak rapuh dan lemah, yang mungkin kedepannya belum tentu memberi kebahagiaan padanya. Tapi kenapa dia begitu berjuang sekuat itu?

---- 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MAGIC IN THE STORM (ohmnanon x earthmix )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang