Mix
Kusenderkan kepalaku di pundak tegap Earth, dan ia menaruh kepalanya di atas rambutku. Kami saling bersandar satu sama lain, hingga dapat kurasakan hembusan nafasnya di atas kepalaku. Setelah beberapa jam perjalanan, kurasakan jalanan mulai tak lagi mulus, seakan mobil yang kami tumpangi mulai melewati jalanan penuh bebatuan.
" Anak-anak, bangun... sebentar lagi, kita harus turun dan berganti ke sepeda motor, Ayo .. bangun" kata Prof Mac, sembari membangunkan kami berempat.
Rasanya tubuhku masih pegal, dan kepalaku sedikit pusing. Aku membuka mataku dengan perlahan, dan berat. Kulihat wajah bantal dan lelah yang diperlihatkan Earth, sangat polos dan apa adanya. Sementara Ohm dan Nanoon sibuk dengan barang – barang mereka, aku mulai meregangkan tubuhku.
Setelah mobil yang kami tumpangi berhenti di dekat gerbang masuk, beberapa orang telah menunggu dengan sepeda motor mereka. Aku memperhatikan roda ban sepeda motor mereka dipasang rantai yang tebal.
" Rantai itu untuk apa?" tanyaku pada Ohm,
" Ah, sepertinya untuk memudahkan kita melewati medan curam, dan berlumpur." Jawabnya datar,
" Ayo anak-anak, jangan membuang waktu... para bapak sudah menunggu, ini sudah mulai gelap" teriak Prof Mac yang sudah berada di atas motor.
Segera kami bergegas mengangkat koper -koper kami, dan menaruhnya di atas motor. Bukan hanya itu, kami juga mengangkat beberapa alat yang dibawa prof. Mac dan membawa barang kami. Aku mengambil motor yang berada paling belakang, sementara di depanku ada motor yang ditumpangi Ohm. Tentu saja, motor paling depan adalah motor yang ditumpangi Prof. Mac. Kuakui, dengan usianya yang sudah tak muda lagi, prof mac memiliki semangat dan fisik yang kuat. Sedangkan aku, entah karena sekarang aku adalah perempuan, atau factor aku yang malas olahraga, rasanya tubuhku jadi sangat lelah dan sakit.
Sepanjang perjalanan dengan Sepeda motor, banyak ketegangan dan spot jantung yang kurasakan. Ini pengalama pertamaku melewati medan jalan yang sangat sulit seperti ini. Jalan yang berkelok, berlumpur, dan terkadang naik turun serta berbatu terus kita hadapi. Suara mesin sepeda motor seakan beradu dengan kesunyian hutan yang mulai mencekam.
Kegelapan berangsur datang, sedangkan kami baru melewati setengah perjalanan.
"Pak, apa masih jauh?" tanyaku dengan suara bergetar karena mesin motor,
" Ah, sebentar lagi.. " jawab bapak yang memboncengku dengan santai,
Sayangnya, bapak ini sudah mengatakan sebentar lagi sebanyak 3 kali sejak kita berangkat. Bahkan aku sama sekali belum melihat kehidupan selain kami.
"Mbak gak usah takut, kalau ada hantu... tutup mata aja" candanya,
" Loh jangan gitu pak, " ucapku dengan takut,
Aku semakin erat menggenggam tubuh bapak itu, dan ia hanya tertawa kecil.
***
Setelah perjalan panjang, kami sampai di gerbang transit ke desa. Meskipun namanya gerbang, namun nyatanya itu hanya sebuah reruntuhan atau bangunan berbentuk gerbang dengan anak tangga tua berlumut yang membelah hutan. Aku memperhatikan betul, bagaimana gerbang ini berdiri, seakan sudah berumur ratusan tahun.
" Prof, kenapa ada reruntuhan seperti ini di tengah hutan.. ?" Tanya nanoon penasaran,
" Hmm.. apakah aku harus memulai kuliah sejarah saat ini? Hahahaha" tawa lepas Prof Mac,
" saya hanya penasaran, karena bayangan saya berbeda dengan ini"
" Akan lebih jelas, jika kalian bertemu dengan kepala desanya langsung... " jawab singkat Prof Mac,
KAMU SEDANG MEMBACA
MAGIC IN THE STORM (ohmnanon x earthmix )
FanfictionDua Playboy kelas berat tiba-tiba berubah menjadi perempuan karena sebuah kutukan? Nanon dan Mix, Dua mahasiswa yang terkenal tampan namun playboy mendapat karma dari dosa mereka karena menyakiti hati wanita. pertemuan mereka dengan sosok nenek mist...