Season II -Love bird-

270 15 2
                                    

Nanoon

Pemotretan selesai lebih cepat dari dugaanku sebelumnya, belum sampai siang hari. Meskipun harus bergonta ganti baju, tapi pekerjaan ini cukup menyenangkan. Setelah pemotretan, ibu Ohm datang dengan asistennya, dia mengajakku untuk makan siang bersama di sebuah restoran. Ohm juga ikut bersama kami, karena dia juga menjadi model dalam project ini.

"Bagaimana pemotretannya? Seru?" Tanya ibu Ohm sembari memesan makanan ke waitress,

"menyenangkan bu" jawabku sesopan mungkin,

Ohm yang melihatku hanya tersenyum tipis, mungkin baginya itu menggelikan melihatku menjaga perilaku seperti ini.

Setelah makanan tiba, kami hanya makan dan berbincang ringan. Kemudian, ibu Ohm mengeluarkan satu amplop berisi uang untukku, dan selembar kontrak kerja.

"aku masih membutuhkanmu, kedepannya akan banyak project yang membutuhkan model pemotretan dan cat walk, kau akan mendapatkan pelatihan modelling, aku ingin kau yang memakai gaun rancanganku di event fashion bulan depan. Bagaimana?" tawarnya pada Nanoon.

"benarkah..?" aku menatap ragu pada ohm, seakan menunggu bagaimana responnya, Ohm diam sejenak lalu memandangku dengan lembut, dia mengangguk.

"baiklah.. saya akan melakukannya.. " kataku sembari menarik kertas yang sudah berisi namaku, Jasmine.

Aku menandatanginya, meskipun aku masih belum tahu bagaimana nasibku kedepannya, tapi aku percaya pada Ohm dan keluarganya. Setelah dirasa semua sudah sesuai, ibu Ohm memberikan amplop itu dan menyuruh Ohm mengantarkanku pulang.

****

Selama perjalanan pulang, aku hanya menggoda Ohm dengan mengatakan bahwa pose-posenya tadi sangat luwes, seperti sudah biasa.

"Aku sejak kecil selalu dipaksa ibuku menjadi model.. makanya.. " katanya dengan malu-malu,

"sejujurnya aku sempat kaget, mengingat kau tidak terlalu suka dengan hal semacam ini"

"itulah kenapa aku memilih masuk asrama.. kalau aku semakin sering di rumah, aku bisa dipaksa terus-terusan untuk menjadi model baju baju anehnya.. " gerutunya lucu,

"menurutku kau cocok kok dengan baju itu, terutama dengan jas putih yang konsep pernikahan itu.. " kataku memujinya, namun aku bisa melihat dengan jelas wajah merah padamnya,

"apa aku benar cocok dengan konsep itu?" ujarnya mencoba mencari validasi sekali lagi dariku,

"iyah.. bagaimana denganku?"

"kau menawan dengan baju apapun, tapi dibanding semuanya, aku suka ketika kau memakai gaun pengantin polos itu.. bagaimana itu memperlihatkan kecantikanmu..kau menggodaku dan seketika membuatku ingin memelukmu"

Aku tercengang mendengar kata-kata panjang yang dipenuhi dengan pujian itu,

"kau lupa aku nanoon, " kataku lemah,

"Aku ingat, meskipun nanoon atau Jasmine, kalian tetap orang yang sama. " tegasnya.

"Jika suatu saat nanti, aku kembali ke tubuhku sebagai nanoon.. kau tau aku tak akan bisa bersamamu.. "

Dia terdiam, matanya tajam menatap jalanan. Ekspresi marah macam apa itu, dia seakan menahan kata-katanya dan memilih diam. Apa yang sedang dipikirkannya? Aku sama sekali tidak bisa membacanya, terkadang dia menakutiku dengan sikap diamnya. Hal yang bahkan tak pernah kutemukan ketika kita masih menjadi roommate.

***

Pada akhirnya kami hanya diam sepanjang jalan, aku tidak tahu dimana letak kesalahanku, tapi aku mencoba meminta maaf padanya.

MAGIC IN THE STORM (ohmnanon x earthmix )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang