-Menjura (4)-

429 51 4
                                    

Mix

Rasanya aku benar-benar menyesal dan tidak enak hati dengan prof. Mac, karena kejadian tadi pagi, membuat perjalanan kami harus diundur beberapa jam. Seharusnya kami berangkat pagi-pagi buta, tapi karena menunggu kondisiku stabil, maka kami baru bisa menaiki perahu di saat matahari mulai meninggi. Berkali-kali aku meminta maaf kepada prof. Mac, namun ia hanya tersenyum ramah dan menepuk punggungku lembut.

"Tidak apa apa, kita tidak seburu-buru itu, bagaimana kondisimu? Sudah enakan?" tanyanya ramah,

"Iya prof, saya merasa baik-baik saja, rasanya hanya sedikit aneh" jawabku sedikit bingung,

"sudah jangan terlalu banyak pikiran,biarkan Earth yang membawa barang-barangmu bersama dengan bapak bapak ini"

Prof mac mengambil koper dan barang-barangku, lalu menyerahkannya ke Earth dan Ohm yang sudah siap di belakang. Sementara nanoon berjalan pelan di sisi Ohm, sembari terus menatap punggungku yang berjalan di depan bersama Prof. Mac.

Kami berjalan masuk ke dalam perahu yang sudah disiapkan di pinggir sungai, dekat dengan rumah tempat kami beristirahat. Aku duduk bersama Nanoon, sementara di belakang kami ada Ohm dan earth, dan di depan kami, Prof Mac duduk dengan baju khas petualangnya.

"adik-adik, pegang erat-erat ya, jangan banyak tingkah, hati-hati, karena nanti kita akan melewati bagian yang penuh dengan buaya." Kata Panji dengan entengnya,

"Buaya? Katanya buaya?" nanoon mulai panic,

"se-spesies lah kita, bedanya mereka sungai, kita dulu buaya darat" godaku ke nanon, yang langsung mendapat pukulan di lenganku. Earth dengan cepat mengelus lenganku dengan lembut, seakan aku kesakitan, padahal hanya seperti dicolek saja.

Perahu kami mulai mengarungi sungai dengan pemandangan yang jarang kami temui

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perahu kami mulai mengarungi sungai dengan pemandangan yang jarang kami temui. Berbagai pohon-pohon rindang nan lebat, sesekali kami melewati air terjun kecil, tebing – tebing kecil, dan merasakan ganasnya arus sungai yang diselingi beberapa hewan buas yang wira wiri. Sekitar satu jam lebih, akhirnya kami sampai di sebuah tempat pelabuhan kecil. Pelabuhan itu dibangun dengan beberapa bamboo dan kayu yang diikat bersama, dibelakang tempat sandar itu, terdapat sebuah terowongan yang terbuat dari batu seperti gua.

"tempat apa itu?" Tanya nanoon sembari turun dari perahu,

" Itu pintu masuk menuju desa kami,"jawab anung,

" Baguskan? Haha, kalian akan menemukan hal yang lebih menakjubkan di dalam nanti.. " goda prof mac,

Aku sih tidak terlalu peduli, tapi apakah masih harus jalan lagi?

Ternyata aku masih harus berjalan lagi, masuk ke dalam lubang gua itu dan menemukan berbagai reruntuhan bangunan yang lebih besar lagi. Di sisi anak tangga licin yang harus kami lalui, kami bertemu dengan sebuah patung perempuan yang seakan tengah memohon pengampunan. Gaunnya? Wajahnya? Kenapa serupa dengan perempuan di dalam mimpiku? Aku termenung menatap dalam pada patung itu.

MAGIC IN THE STORM (ohmnanon x earthmix )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang