Nanoon
Waktu menunjukan makan siang, namun diantara banyaknya orang aku merasa terasingkan. Di lokasi pemotretan, mereka yang sudah lama menjadi model hanya akan berkumpul dengan model yang selevel dengan mereka. Sementara aku satu-satunya model baru di projek baru ini. seharian ini, aku sudah kenyang dimarahi dan dicaci oleh fotografer dan stylish. Belum lagi, kejadian tadi pagi yang masih membekas di pikiranku. Ah.. andaikan saja Ohm menelponku untuk memberiku semangat, pasti akan sangat menyenangkan untuk mendengar suaranya.
Sesaat beberapa helai daun salad masuk ke dalam mulutku, suara kemarahan muncul dari salah satu model, dia adalah salah satu model senior.
"Apa-apaan ini, makanan sampah ini, kan sudah kubilang pesan di tempat yang sudah kukatakan.. " bentaknya pada salah satu staff,
"Maaf, tapi ditempat itu sudah habis, kami hanya mencoba memenuhi apa yang kalian semua mau" ungkap staff itu sembari menahan tangisnya.
Sejenak aku jadi teringat dengan diriku yang dulu, aku juga kerap memperlakukan pelayan atau orang lain dengan kasar seperti itu, tak jarang aku juga memukul mereka. Aku dulu berfikir,ah, mereka semua dibayar untuk melayaniku. Tapi saat kini aku melihat kembali perlakuan itu, rasanya itu adalah hal yang kejam.
"Aku benar-benar sudah berubah"gumamku,
Aku berdiri dari tempat duduku, dan berjalan mendekati staff itu. aku membantunya membersihkan kekacauan yang ada, lalu menegur model senior itu. yah, aku memang mencoba menjadi hero yang tidak berguna, pengalaman di desa pedalaman yang lalu mengajarkan aku banyak hal, termasuk bagaimana memperlakukan orang lain.
***
"Bukankah makanan itu rasanya sama saja? lalu kenapa harus membuat keributan hanya karena dia membeli ditempat lain?" tegurku dengan tetap mengontrol nada suaraku,
"halahh... bacot, emang gak becus dia, udah di bayar juga"
"memang kau yang membayarnya? Kau disini juga dibayar, kita semua bekerja disini karena dibayar, jadi harap jaga ucapan dan kelakuanmu" tegasku dengan suara sedikit meninggi,
"Heh, lacur, emang kita gak ada yang tau.. berapa harga tubuhmu sampai bisa jadi model di project ini hah? Special sekali dirimu.. " ungkap wanita itu merendahkanku,
"Jaga ucapanmu, aku hanya menerima kesempatan yang diberikan, aku sama sekali tidak menjual tubuhku.. entah ya, kalau kamu.. " ejekku lebih menantang,
Para staff disana mulai panic dengan keributan yang kubuat, hingga Moon akhirnya turun tangan melerai kami berdua. Dengan suara tinggi, Moon membentak kami dan membuat kami terdiam beberapa saat.
"Kalian berdua memalukan!!!" teriaknya dengan keras,
Tangan moon menarikku dengan keras ke belakang dan menampar wajahku hingga memerah. Aku tertegun, suaraku terhenti di kerongkongan. Dia menatapku dengan tajam seakan aku yang paling salah disini. Moon mendorongku dan menyuruh staff itu untuk membawaku pergi menjauh. Aku hanya pasrah sembari melirik tajam pada wanita menyebalkan itu.
***
Staff itu membawaku minuman dingin untuk mengompres pipiku yang memerah, dia duduk dengan tenang di teras studio. Ah...aku tidak tahu bagaimana, situasi ini begitu canggung untukku.
"Maaf, kamu juga jadi terseret karena kecerobohanku" katanya dengan lembut,
Aku melirik pada gadis yang jauh lebih muda dariku itu, dia hanya terdiam dengan menundukkan wajahnya penuh penyesalan dan ketakutan.
Aku menghela nafas, ini juga salahku, aku terlalu gampang terpancing emosi. Aku mencoba memberi senyuman kecil, lalu menatapnya dengan lembut,
" Tidak apa apa kok" kataku, namun gadis itu malah semakin ketakutan setelah melihat wajahku,
KAMU SEDANG MEMBACA
MAGIC IN THE STORM (ohmnanon x earthmix )
FanfictionDua Playboy kelas berat tiba-tiba berubah menjadi perempuan karena sebuah kutukan? Nanon dan Mix, Dua mahasiswa yang terkenal tampan namun playboy mendapat karma dari dosa mereka karena menyakiti hati wanita. pertemuan mereka dengan sosok nenek mist...