-Keajaiban- (2)

402 43 7
                                    

Mix

"Bagaimana kita bisa berubah lagi, apa yang sudah kita lakukan?" sambil berjalan dengan hati-hati melewati tanah yang basah, karena badai semalaman.

"Aku juga gak tau, semua aneh" tanggap nanon sembari mengayungkan kayu basah ke pohon disekitar kami,

Hutan tempat kami bersembunyi sebenarnya tidak jauh dari tempat pemandian kami biasanya, hanya saja tempat ini lebih lebat dan berada di dekat air terjun. Kami terus berjalan tanpa tahu dimana ujungnya, sementara tangan nanon terus sibuk mencari sinyal untuk menghubungi Ohm.

Sejujurnya aku sendiri merasa ngeri berada di dalam hutan lebat ini, walaubagaimanapun itu tetaplah hutan, pasti banyak hal-hal menyeramkan yang tersembunyi. Ditambah lagi, semakin dalam kami berjalan masuk semakin gelap dan lembab suasana yang menyelimuti. Tanpa aba-aba, seketika Nanon menghentikan langkahnya sejenak dan tertegun. Ia yang berdiri di depanku, terlihat seperti patung yang tak bergerak. Aku segera menepuk pundaknya dengan keras, hingga iapun terkejut.

"Shiaa...." bentaknya,

Dia menatapku kesal, sementara aku hanya membalasnya dengan raut bingung. Dia menyuruhku untuk melihat kea rah pohon beringin besar di sebelah kiri jalan setapak itu.

"A..A..apa itu tengkorak,?" tanyaku sembari gemetar hebat,

"aku juga tidak tau, siapa orang iseng yang menggantung tengkorak manusia sebanyak itu di atas pohon"

Itu pasti bukan pekerjaan orang iseng semata, pasti ada sesuatu yang tersembunyi di tempat ini. aku menggenggam lengan Nanoon dengan erat, dia dengan wajah tengilnya malah menjahiliku yang ketakutan. Aku mencoba untuk tidak mengumpatnya, tapi aku langsung memukul perut nanon dengan sedikit keras.

Kami berjalan pelan mendekati pohon beringin dengan tengkorak manusia yang menggantung bebas, seakan tanpa pemilik. Beberapa diantaranya masih menggunakan pakaian dan sebagian lagi, sudah tidak utuh lagi. Sesekali angin menggoyangkan tulang belulang yang tergantung itu hingga saling membentur, seakan tengah menghidupkan suasana mencekam di bawah pohon itu.

Semakin erat aku mendekap lengan Nanon, dengan sesekali menoleh kekiri dan kanan. Apakah aka nada yang mendekat? Roh? Hantu? Ditenga kegelisahanku itu, nanon hanya diam dan terus menelisik dengan kedua matanya, mengamati setiap sudut disekitar, tanpa ada tanda rasa takut.

"Ayo pergi dari sini.. "ajakku sembari menarik lengan pemuda itu,

"Apa kau tidak penasaran? Siapa mereka? Kenapa mereka ada disini?"Tanya nanoon seakan mengenyampingkan perasaan takutku yang sudah diubun-ubun,

"Mana kutahu, kumohon.. ayo kita pergi dari sini, " pintaku dengan memohon langsung di depan Nanoon,

Dengan sekuat tenaga, aku membujuk nanon untuk mau pergi dari sana. Akhirnya ia menurut, meskipun langkahnya terasa masih berat meninggalkan pohon menyeramkan itu.

Sepanjang jalan, dia terus bergumam sendiri.

"Sudahlah, jangan terlalu kepo.. biasanya mereka yang terlalu kepo, di dalam film, mereka yang mati duluan" kataku asal,

"AKu hanya penasaran, bagaimana dupa dan persembahan masih hangat ditempat itu..." gumamnya lagi,

Sungguh aku tidak perduli, ini membuatku tak tahan lagi, aku harus segera menemukan ujung hutan ini.

Setelah berjalan selama 30 menit, kami akhirnya sampai di tepi sungai yang cukup dekat dengan area air terjun besar tempat Ohm membuat pembangkit listrik bersama prof. kami beristirahat sejenak di gubuk bekas di pinggir sungai.

"Aku lapar, kita belum sempat makan apapun.. "keluhku sambil duduk di batang kayu, dekat gubuk.

" aku akan mencoba masuk ke dalam gubuk, siapa tahu ada yang berguna" lalu dia masuk sebentar, kemudian membawa beberapa alat pancing tua dari dalam

MAGIC IN THE STORM (ohmnanon x earthmix )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang