SEASON II -Renjana-

402 28 2
                                    

Nanoon

Sepulang dari desa, kami berempat kembali ke rutinitas seperti sebelumnya. Meskipun, sesampainya di kampus para dosen kembali menyerbuku dengan berbagai pertanyaan. Lagi-lagi, aku menyandang label sebagai mahasiswa bermasalah. Mau tidak mau, aku mendapat poin minus yang membuatku harus membantu penelitian dosen di jurusanku.

Setelah 2 hari beristirahat sepulan dari desa, kami kembali masuk kuliah. Siang itu, aku duduk di bawah pohon dekat fakultas Ekonomi dan Bisnis, tepat di tempat istirahat yang terdapat kursi dan meja.

"Ah, gimana ini.. aku sama sekali tidak mengerti penelitian ini" rengekku pada Ohm, yang disambut dengan senyum manisnya

"Sudah kerjakan, setidaknya kau tidak ditendang keluar dari kampus. Untung saja, professor melindungimu dan pengaruh ibunya Ohm juga membantumu" celoteh Mix sambil memukul pundaku,

Aku memandang Ohm yang masih sibuk membaca penelitian yang harus kukerjakan, dia sesekali mencoret-coret di kertas. Aku tahu pasti dia sedang membantuku saat ini.

'Ting' suara pesan masuk di handphoneku. Terlihat pesan dari Phi yok yang dipenuhi dengan emoticon kaget.

"Ada apa phi?" balasku dengan singkat, lalu tak berapa lama dia menelponku. Dengan cepat aku mengangkatnya di depan Mix dan Ohm.

**

"Phi, Ada apa? Ada masalahkah?" tanyaku mencoba mengorek informasi,

"Hei, ayahmu habis ke apartemenmu yang lama.. aku tidak sengaja kesana dan melihatnya keluar dari apartemen." Jawabnya dengan gagap setengah berbisik,

" lalu bagaimana Phi?"

" Dia sepertinya datang bersama dengan seorang anak lelaki, apa itu adikmu.. yang dulu kau ceritakan?"

"Mungkin iya.. "

"Ah.. sekarang dia seperti menelpon seseorang, hati-hati.. aku yakin dia mencoba menghubungimu.. pemilik apartemen pasti sudah memberi tahunya soal dirimu" katanya lalu memutus panggilan begitu saja,

Mix menatapku dengan khawatir, seakan matanya menangkap sesuatu dari balik telpon tadi.

" ada apa?" tanyanya penasaran,

"Ayahku sepertinya sudah tahu tentangku, dia datang ke apartemenku yang dulu" jelasku dengan nada bingung,

"Dia tahu kalau kalian menghilang?" tambah Ohm menegaskan,

"Yah, " jawabku lemas dengan helaan nafas,

Segera aku memeriksa Mbankingku, dan yah.. sesuai dugaan, tidak ada dana masuk sama sekali sejak pesan terakhir di desa itu. apakah ayah khawatir tentang keselamatanku? Atau khawatir jika kartunya akan terbongkar dengan lenyapnya aku?sialan... pastinya dia hanya takut aku dibawa oleh lawannya untuk membongkar identitasku yang sebenarnya.

"AHHHH.." teriakku tiba-tiba, mengagetkan dua manusia di dekatku,

"kau gila ya.. " bentak Mix,

"Bagaimana aku hidup untuk kedepannya.. " rengekku,

Mix hanya menggelengkan kepalanya, aku menatapnya, tapi aku juga tidak mungkin menjadi benalu dengan menumpang uang dari kiriman ayah dan kakak Mix.

**

Sial, firasatku benar terjadi..

Ayah menelpon ke nomor lamaku, aku harus segera mematikannya. Aku tidak mau dia melacakku, atau situasiku akan terbongkar. Ohm dan mix hanya memperhatikanku yang membongkar hp ku dan memotong kartunya. Berkali-kali aku menggigit bibirku, hingga tanpa terasa berdarah.

MAGIC IN THE STORM (ohmnanon x earthmix )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang