-Aroma Harum (2)-

425 35 1
                                    

Nanoon

Aku memberinya satu kaplet pil penunda kehamilan ke Mix, meskipun sepertinya agak terlambat. Untung saja, aku ingat membelinya saat ke pasar tadi. Aku melipat kedua tanganku sembari memandang ke arah Mix yang menunduk sembari meminum obat, setelah selesai, ia menatap kesal padaku. Aku memandangnya dengan tatapan marah yang tertahan.

"kau tau sekarang kita perempuan, bisakah kau menjaga birahimu.. " bentakku, yang langsung membuat mix bergetar ketakutan,

Ah tidak, aku tidak bisa memarahinya. Meskipun aku biasa saja, tapi mengingat situasi kita sedang tidak baik, untuk melakukan hal hal semacam itu. aku menenangkannya, yap, aku tahu ini tidak semua salah mix, semua juga karena minuman penambah stamina itu.

**

Keesokan harinya, Mix bangun lebih cepat dariku. Dia bergegas untuk berangkat mengajar, karena sudah meliburkan diri beberapa hari.

"kau berangkat sangat pagi?" tanyaku pada Mix,

"Aku tidak enak pada anak-anak, mereka pasti sedang menungguku"

"Kau benar, aku juga akan berangkat ke balai desa, banyak pekerjaan yang harus kulakukan"

Aku melempar selimut tebal itu, dan bersiap untuk mengambil peralatan mandi saat kudengar suara berisik di luar rumah. Ada apa? Aku segera berjalan keluar kamar, dan membuka pintu rumah. 'tong-tong-tong' suara berisik dari beberapa orang yang membawa gong besar berkeliling. Mix datang mendekatiku yang masi tertegun di ambang pintu rumah.

"Ada apa? Kenapa mereka memukul gong terus" tanyanya dengan heran,

"Jasmine, Melody, ada apa? Kenapa ramai sekali" Ohm juga datang dengan wajah bantalnya,

Beberapa orang itu berteriak memanggil – manggil seseorang, namun dengan tatapan khawatir.

"Eliizz.. kembalikan Row,Row pulanglah!!!" teriak mereka bersahutan,

Aku membalikkan wajahku pada sosok Ohm yang berdiri dengan wajah serius disampingku, apakah yang difikirkan Ohm sama dengan dugaanku? Apakah ini ada hubungannya dengan yang kulihat kemarin? Seusai melihat rombongan orang-orang yang riuh ramai, Ohm dan Earth memutuskan untuk ikut membantu mereka mencari, sekaligus mencari tahu informasi lebih detail.

Anehnya, setelah melihat rombongan tadi membuat Mix termangu di depan meja. Ia memasang wajah bingung dan seakan sedih.

"Ada apa?" tanyaku penasaran,

"Aku rasa, ini bukan perbuatan eliz, kenapa hilangnya orang-orang disangkutpautkan dengan eliz"

Yah,apakah aku harus memberitahukan tentang kecurigaan dan rencana kami terkait desa ini pada Mix? Tapi, Mix saat ini tengah lemah karena beberapa kejadian kemarin. Jika aku menambah pekerjaannya, akan membuat ia semakin stress dan kesehatannya menurun. Aku juga seharusnya tahu diri, akulah yang membuatnya berada di desa bermasalah ini.

"Tenang, jangan banyak pikiran." Ucapku menenangkan,

"Sepertinya emosimu saat ini lebih stabil,"

"Iya, aku juga merasa, mentalku sudah stabil"

Aku bohong, mentalku tidak banyak berubah, hanya lebih membaik sedikit. Setidaknya, aku harus rajin meminum obat dan selalu menenangkan diriku.

**

Aku berjalan menuju balai desa, tepat setelah aku berpisah dengan Mix yang langsung masuk ked alam bangunan sekolah. Dari wajahnya, ia mencoba ceria di depan anak-anak, meskipun perasaannya pasti masih kelabu. Aku memandang layar hpku, beberapa email masuk dari ayahku, dengan kata-kata cacian dan masih mempertanyakan cutiku. Aku tidak berani mengangkat calling darinya, itu sama dengan membuka lubang kematian untuk Nanoon.

MAGIC IN THE STORM (ohmnanon x earthmix )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang