5. Di waktu Dhuha

6.1K 450 8
                                    

Assalamualaikum semuanya 💙💙

Udah pada absen belum nih?

Sebelum baca bunnes mau sampaikan sesuatu, akhir-akhir ini kan sering terjadi PLAGIAT karya orang lain!!! Jadi bunnes harap nggak ada yang plagiat karya ini ya!!! Bunnes sering lihat beberapa author kesel kalau karya nya di plagiat!!! Termasuk bunnes tentunya, yang plagiat mungkin nggak akan mikir bagaimana author susah nyari alur serta topik untuk ceritanya. Namun dengan seenak jidat, orang lain jiplak karya author!!!

Semoga karya bunnes nggak ada yang plagiat ygy😑 demi apapun nggak rela plus nggak ridho jika itu benar-benar terjadi 🙂 💙💙🥰

Oke ke ceritanya aja yuk💙💙💙💙
Jangan lupa tinggalkan vote setelah membaca ya🥰🥰🥰🥰☺️☺️☺️☺️☺️

بسم الله الرحمن الرحيم

~SELAMAT MEMBACA~

~SELAMAT MEMBACA~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Jika tahajud ku tak mampu membolak-balikkan hati mu padaku. Maka izinkanlah Dhuha ku menyapa mu, sampai kita bertemu di pertarungan doa yang ku langitkan. Karena aku percaya, mau sejauh apapun kamu pergi, jika memang itu jodoh pasti bertemu. Sesungguhnya mencintai mu adalah sebuah candu bagi ku, namun memiliki mu aku harus merayu Rabb-Mu, karena hanya dialah yang dapat menjawab doa yang selalu ku panjatkan di seperti malam ku."

~Alfarezel Rayant Jonathan~




OPACRAPHILE

Karya
Diahsulia












~🌼~











Mobil yang dikendarai oleh Syafa berhenti disebuah pekarangan rumah besar bernuansa Eropa itu, di teras rumah terlihat Aurora dan Azzam tengah menikmati semilir angin malam. Syafa segera turun dari mobilnya, di balik cadar yang tengah di kenakan nya itu terukir senyuman tipis.

"Assalamualaikum." Syafa mengucapkan salam, disertai mencium punggung wanita yang menyandang sebagai bunda nya itu.

"Waalaikumsalam." Balas Aurora tersenyum melihat putrinya pulang dengan selamat. "Sini duduk dulu nak." Syafa mengangguk, ia duduk di sebelah Aurora.

"Kak sapa pulang nggak bawa leo-leo." Kesal Azzam, pasalnya biasanya Syafa pulang sembari membawa makanan ringan.

"Maaf kapten, lupa." Hormat Syafa kepada bocah lelaki itu, sedangkan Azzam mengalihkan pandangannya tidak mau melihat ke arahnya. Syafa melihat ke arah sebuah buku novel, seperti biasa Aurora selalu membaca novel setiap hari. "Ini judulnya apa bund?" Tanya Syafa.

OPACRAPHILE [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang