💚 12. Kristal 💛

391 41 13
                                    

sebenarnya aku itu kepingin Hiatus kisah ini
soalnya sepi banget yang baca apalagi yang Vote
tapi karena prinsip aku tak ingin menggangtung cerita seperti kebanyakan penulis yang kecewa dan akhirnya memilih hiatus
akhirnya aku memutuskan Up juga
tapi tidak sesering sebelumnya

kalau ternyata masih sepi juga
ya sudah terpaksa kisah ini aku hiatus kan dulu

Terimakasih yang masih setia disini

Mau Vote atau komen ?
Boleh banget kok
Ok
Happy reading

💜💛💜💛

🔻🔺🔻🔺🔻🔺🔻🔺🔻🔺🔻🔺🔻🔺
.
.

Sinar Mentari mulai menyinari bumi, warnanya kuning kemerah merahan menghiasi langit, kicauan burung membelah kesunyian pagi terdengar dari celah jendela yang perlahan terbuka memberi jalan pada angin yang berhembus , hawa dinginnya masih sangat terasa akibat hujan yang turun semalaman, menyeruak masuk kedalam kamar seorang gadis , yang tidurnya tak terusik sama sekali meski cahaya mentari menyorot kearah wajahnya, membuat Yoo Jin sang eomma yang membuka jendela terseyum melihat nya, kemudian perlahan wanita itu mendekati tempat tidur sang gadis untuk membangunkannya.

"Lalisa sayang ... i-reo-na " tangan halus nya mengusap lembut surai gadis itu yang sama sekali tak bereaksi apapun.

Yoo Jin tak mau menyerah begitu saja, sekali lagi dia membangunkan putrinya, kali ini dengan menepuk pelan pipinya berkali kali, dan berhasil, gadis itu melenguh kecil, tidurnya terusik, perlahan matanya mulai terbuka meski rasa kantuk seakan enggan untuk menghilang.

"i-reo-na Lalisa ... sudah pagi ..." Lalisa tersenyum mendapatkan kecupan dikeningnya dari sang eomma.

"pagi eomma ... " suara serak khas bangun pagi terucap menyapa dari bibir Lalisa.

"pagi sayang ... ayo bangun dan segeralah mandi, kami tunggu di meja makan hmm.." Yoon Jin meninggalkan gadis itu yang mulai menggerakkan tubuhnya untuk bangun, Lalisa menggeliat untuk merenggangkan otot ototnya yang terasa kaku, dan perlahan mulai menurunkan kedua kakinya kelantai, sebelum dia bangkit berdiri gadis itu sempat melirik ke arah jam weker yang berada di atas nakas, waktu sudah menunjukkan jam 7 pagi.

"aah ... " masih dalam keadaan mengantuk Lalisa memaksakan dirinya untuk bergegas kekamar mandi atau dia akan benar benar kesiangan.
.
.

selang setengah jam berikutnya.

"Noona, apa tidur dengan nyenyak ?"Tanya Haruto mengkhawatirkan keadaan kakaknya yang terlihat masih sangat mengantuk, Lalisa menggeleng seraya tersenyum.

"Tentu Haru, aku bahkan tidak mendengar jam wekerku berbunyi." sahut Lalisa sambil meminum susu coklat hangatnya.

Yoo Jin dan Hae Joon tersenyum melihat kekhawatiran Haru , putra bungsu mereka merasa bersalah karena menyebabkan kakaknya harus bekerja keras gara gara kecerobohan yang dia perbuat.

"Appa akan mengantarkan kamu terlebih dahulu Lalisa, baru setelah itu mengantar Haru." ujar Hae Joon pada putrinya.

"jangan appa, nanti Haru bisa terlambat, lagi pula Lalisa sudah mendapat izin dari Sehun-nim untuk datang jam 9 pagi setiap hari senin." Lalisa tak mungkin mengiyakan, selain tak ingin merepotkan appa nya, Haru bisa terlambat sekolah jika harus mengantarkannya terlebih dahulu.

"apa Bos mu sudah tahu jika kamu bekerja di restaurant setiap hari minggu?" Lalisa mengangguk.

"nee appa, tentu saja Lalisa memberitahukan Sehun-nim, awalnya dia keberatan karena tak ingin Lalisa sakit, bahkan dia menawarkan pinjaman uang untuk mengganti semua biaya yang sudah dikeluarkan oleh tuan Kim untuk pengobatan Haru dan juga kerusakan mobilnya, sudah pasti Lalisa menolak." Hae Joon dan Yoo Jin sangat faham jika putri sulung mereka tidak akan pernah mau bergantung pada siapapun.

3 Hati 1 Cinta | TaeLiceKook - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang