fix you

263 34 0
                                    

selamat membaca🤍

-

sudah 30 menit yasa menangis di depan jaren, ia hanya bisa menenangkan dan mengusap lelehan air mata yang tercetak jelas diwajah kekasih cantiknya itu. jaren sendiri sampai bingung harus melakukan apa lagi, karena setiap kali ia bertanya tentang apa yang terjadi, yasa tidak mengeluarkan jawaban apapun.

"aya.. bisa cerita ga? udah jangan nangis terus", aya, panggilan spesial dari jaren untuk kekasihnya. biasanya yasa akan luluh dengan nama panggilan itu, namun sepertinya kali ini jurus itu tidak mempan karena yasa masih saja menangis.

"okay, take your time", jaren mengecup pipi yasa sekilas dan memberi yasa usapan pada punggungnya.

jujur saja, jaren tidak tau kenapa yasa bisa menangis sesenggukan seperti ini. tapi pasti telah terjadi sesuatu karena yasa tidak mau beranjak dari tempat duduknya saat dikelas. kalau sudah begitu jaren tidak bisa memaksa, dan ia memilih untuk membelikan beberapa makanan dan minum untuk yasa di jam istirahat.

jaren yang tau kekasihnya itu tidak baik-baik saja langsung membawanya masuk ke dalam mobil saat bel pulang sekolah berbunyi, jaren melajukan mobilnya keluar dari area sekolah menuju tempat yang lebih aman, sekiranya yasa ingin bercerita bisa lebih leluasa, dan terbukti, yasa langsung menangis hanya karena jaren bertanya, "kenapa?"

"arka marah sama aku ren", akhirnya ada kata-kata yang keluar dari mulut yasa.

"hm? arka marah gara-gara apa?"

"arka salah paham soal aku sama kak san..", jaren sebenarnya cukup terkejut namun ia berusaha mentupi rasa kagetnya dengan mengusap sudut mata yasa yang basah, "arka marah, dia ga mau dengerin penjelasan aku, dia pasti kecewa sama aku ya kan?"

jaren menghela nafasnya, tidak menyangka kalau semua ini akan terjadi hari ini. lantas apa yang selanjutnya akan terjadi?

"aku malu banget waktu arka terang-terangan bilang dia ga mau duduk disamping pengkhianat didepan temen-temen kelas, tapi itu semua sebanding kan sama apa yang aku lakuin ke dia selama ini? aku takut"

"yasa, denger-"

"bukan cuma arka, tapi semua orang bakal tau ren, cepat atau lambat. aku ga siap, aku takut jaren.."

ini semua pasti ulah sankara, ada sesuatu yang terjadi diantara yasa dan san, pikir jaren.

jaren jadi pusing sendiri akibat terjebak disituasi yang rumit, ia bahkan belum mencari jalan keluar dari masalah ini apa.

"tenang, oke? kita cari jalan keluarnya bareng-bareng", ucap jaren.

tangis yasa perlahan reda, ia akhirnya berani untuk menceritakan apa yang terjadi dengan sankara dan arka.

dari cerita yang yasa sampaikan, jaren belum bisa menentukan siapa yang salah, karena memang disini bukan tentang siapa yang salah, namun tentang bagaimana caranya menerima takdir.

setelah menangis begitu lama yasa menolak untuk pulang ke rumah dengan alasan masih ingin menghabiskan waktu bersama jaren, padahal malam ini jaren harus menghadiri acara makan malam keluarganya. jaren sadar, ini hanya akal-akalan yasa untuk mengulur waktu karena ia takut untuk bertemu dengan mereka di rumah.

"yaudah, kita cari makan dulu mau ga?"

"mau! drive thru boleh?"

"apa sih yang ngga buat aya?"

meskipun begitu tetap ada rasa mengganjal dihati jaren yang sulit untuk diungkapkan, jaren jadi ikut merasa sedih saat mendengar penjelasan yasa. jaren memasang senyum walau dihatinya ia ingin sekali memukuli temannya itu.

sankara sama kakaknya kelewatan banget! batin jaren.

dua buah burger, kentang, dan minuman bersoda, dan satu ice cream adalah menu andalan yang sering mereka berdua pesan. setelah menerima pesanan dan membayar, mereka berdua memutuskan untuk makan didalam mobil saja.

ada sedikit rasa lega saat jaren melihat yasa yang memakan ice cream dan kentang secara bersamaan, kekasihnya itu terlihat sangat menggemaskan.

jaren mencondongkan badannya ke arah yasa, lantas terkekeh gemas, "lo kalo makan ga pernah rapih, gemes, kaya anak kecil", yasa seketika menahan nafas saat jaren mengecup kedua sudut bibirnya.

"kaget ya? sampe nahan nafas kaya gitu", sekali lagi jaren mengecup yasa tepat di bibirnya, wajah yasa seketika memerah sampai ke telinga, ia juga tidak bisa menahan sudut bibirnya yang naik membentuk senyuman.

"ini bukan pertama kalinya kita ciuman-"

"jarennn!"

"lho? bener kan?"

"jangan diperjelas!"

kayanya gue harus bikin perhitungan sama sankara, sorry, kali ini gue ada dipihak yasa.

saat jaren pertama kali mengenal seseorang disampingnya ini, yasa adalah sosok yang tidak banyak bicara dan jarang sekali tertawa. selain arka, jaren adalah orang yang bisa membuat yasa tertawa lepas seperti ini.

bagi jaren, tawa yasa adalah sebuah candu, tidak ada rasa bosan saat mendengar tawa yang mengalun di indra pendengarannya.

sejak mereka saling mengenal satu sama lain, ada rasa ingin melindungi yang timbul dari hati jaren. karena ia tau bagaimana bingung dan sakitnya menjadi yasa yang harus mementingkan kebahagiaan orang lain daripada dirinya sendiri.

disaat kehilangan arah, selalu ada jaren, tempat paling aman untuk pulang.

kalo dunia jahat dan ga ada dipihak lo, ga perlu takut, akan selalu ada gue disamping lo. kalo lo terlalu takut untuk pulang, akan selalu ada gue, tempat paling aman untuk lo pulang.








Fix You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang