"capek banget bi?", harsa menyeka keringat didahi bintang. bintang mengangguk dengan nafas yang masih tersengal. "kakinya lurusin jangan ditekuk", kakinya langsung diluruskan menuruti ucapan harsa.
"sebenernya aku ga kuat sa, udah lemes banget tadi", harsa menatap bintang kemudian tersenyum, "pindah yuk bi jangan disini panas, kakimu masih kuat jalan ga?", bintang menggeleng.
harsa kemudian berjongkok didepan bintang, "ayo naik", harsa menepuk punggungnya menyuruh bintang untuk naik kesana.
"aku berat harsa, kasian kamu"
"mana ada berat? minggu lalu aku gendong kamu ke kamar, kuat kuat aja tuh? ayo cepet naik!", bintang tersenyum lalu sedetik kemudian dadanya menyentuh punggung kokoh itu dan mengalungkan lengannya di leher harsa.
eitsss! jangan berpikir yang tidak-tidak! mereka berdua sedang berada di lapangan dan tengah mengikuti pelajaran olahraga, berlari mengelilingi lapangan. jam pelajaran olahraga memang sudah selesai sejak 5 menit yang lalu tapi semua anak kelas masih duduk duduk santai dipinggir lapangan.
kecuali harsa yang kini menggendong bintang menuju toilet. bukan, bukan ingin berbuat mesum! mereka hendak bersih-bersih sebentar dan mengganti pakaiannya kembali.
seperti janjinya pada dhista tadi pagi, harsa dan bintang akan menunggunya di kantin untuk makan siang bersama. tapi sampai saat ini dhista tak kunjung datang.
"dhista mana ni sa?"
"tuh", tunjuk harsa.
bintang mengisyaratkan tangannya menyuruh dhista untuk duduk bergabung bersamanya. dhista berjalan dengan lesu, sepertinya hari ini tidak berjalan dengan baik.
"kok lama banget ta, habis darimana?", tanya bintang.
dhista menghela nafas, "ulangan.. fisika. mau nangis aja gue liat soalnya. gue lupa belajar kak, hueee gimana kalo nilai ulangan gue jelek?!", dhista mengambil minuman milik harsa dan meminumnya sampai habis.
"ck, ta gue haus tau! malah lo abisin", harsa beranjak dari tempat duduknya, ia kembali memesan dua minuman untuknya dan dhista.
"kak bin, kalo nilai fisika gue jelek gimana?! gue bener bener lupa kalo ada ulangan makannya gue ga belajar fisika tadi malem. mana pak hasan pelit kalo ngasih nilai, aduh mampus deh gue. bisa dikunci dalem kamar lagi", racau dhista.
bintang dan harsa tau semua rahasia keluarga dhista. termasuk ayahnya yang berprilaku tempramen kepada dhista.
dikunci di dalam kamar adalah hal yang biasa bagi dhista, bintang juga sering kali mendengar hal itu dilakukan oleh ayahnya ketika dhista tidak bisa melakukan perintah ayah.
harsa kembali dengan membawa dua buah gelas, ia memberikannya satu kepada dhista. "kalo dikunciin dikamar kabur ta atau ngelawan kek, lo tuh takut atau nurut sih sama om ardi?! emang dia siapa? bapak lo?!", harsa menggebrak meja setelahnya.
bintang melotot, memberi isyarat pada harsa untuk diam. bego, gerakan mulut bintang tanpa bersuara. bintang pikir dhista akan sedih atau murung seperti dulu ketika harsa atau bintang tidak sengaja menyinggung soal om ardi, dugaannya salah. kali ini..
"yaa.. bapak sih, bapak tiri", jawaban dhista tentu membuat bintang heran. dhista hari ini salah makan kah? atau kepalanya sempat terbentur sesuatu? pikir bintang.
iya, kalian tidak salah dengar. om ardi-ayah kandung arka-adalah ayah tiri dhista.
harsa yang kini duduk disamping dhista juga ikut kebingungan dan menatapnya dengan aneh, "apa? kok pada ngeliatin sih?", harsa balas menempelkan punggung tangannya dikening dhista. suhu tubuhnya normal. dhista tidak sakit. "apaan si bang, kotor tuh tangan lu kena jidat gue. bisa jerawatan", dhista menghempaskan tangan harsa.
"aelah sok bersih banget lu, nih, nih, nih!", telapak tangan harsa ditangkupkan pada kedua pipi dhista dengan sengaja.
"anji-"
"UDAH BERANI LO SAMA GUE?! NGOMONG APA BARUSAN!"
"anjing bang, hewan ituu"
"KURANG AJAR! SINI LO!"
"KAK BINTANGGGG TOLONGG!!"
-
harsa dan dhista memang memiliki hubungan yang cukup unik menurut bintang. keduanya benar-benar seperti adik dan kakak kandung yang menunjukan sikap love-hate relationship. keduanya terkadang bisa saling menyayangi dan bisa saling membenci satu sama lain, meskipun lebih sering membenci daripada menyayangi. tapi menurut bintang cara harsa menyayangi dhista sebagai adik memang seperti itu.
hari-hari bintang selalu diisi dengan kegaduhan yang mereka perbuat. setelah adegan mematahkan kursi kantin karena tidak sengaja ditendang harsa, kini mereka bertiga harus berurusan dengan guru BK.
"yang salah mereka berdua, kenapa aku jadi kebawa bawa sih?", gumam bintang.
guru BK disekolah mereka terkenal galak, bahkan kepala sekolah saja takut kalau harus berurusan dengan bu wati.
"kalian bertiga ini selalu saja membuat onar! seminggu ada 5 hari kalian masuk sekolah, tapi kalian masuk ruangan saya 10 kali dalam seminggu! saya sampe bosen liat muka kalian terus. terutama kamu harsa, kalau bukan karena ayahmu, saya ga akan segan untuk ngirim surat peringatan", bu wati sampai mengehela nafas atas kelakuan mereka bertiga, ah bukan! atas kelakuan harsa dan dhista lebih tepatnya.
"maaf bu, hari ini saya ga sengaja nendang kursi kantin sampe patah. saya kira kursinya kuat kuat aja, ternyata rapuh kaya ibu waktu diputusin pak hendra", bintang memejam, menyumpah serapahi harsa dalam hatinya. permintaan maaf macam apa itu?!
bu wati yang tadinya memasang raut kesal kini berganti sendu, "hiks.. saya juga ga tau kurang saya apa", air matanya tiba-tiba keluar, harsa tersenyum. rencananya kali ini berhasil.
"ibu sempurna kok, pak hendranya aja yang kurang bersyukur", ucap harsa sambil melangkah menuju bu wati yang duduk di kursi sebrang. ia menatap dhista untuk ikut membantu membuat suasana jadi sedih.
"hiks.. hiks.. memang saya ga cantik ya?!"
"aduh, pak hendra itu buta kali bu! ibu guru bk paling cantik di sekolah ini", dhista menyaut. ikut berdiri disamping bu wati sambil berusaha menenangkannya.
"betul apa kata dhista! hendra itu buta, saya cantik kaya gini kok ditinggal nikah, hiksss.."
bintang yang melihat itu memijat kepalanya, pening dengan skenario yang dibuat oleh harsa dan dhista.
"kalo ga percaya coba ibu tanya sama bintang", kata harsa.
"saya cantikkan bintang?"
bu wati, harsa, dan dhista menatap kearahnya dan bintang hanya bisa diam kebingungan. kenapa harsa malah menyeretnya juga!
"saya jelek ya bintang?", bu wati kembali menangis.
"eh aduhhh", bintang langsung duduk dihadapan bu wati, "ibu cantik banget, udah ya bu jangan nangis, kalo nangis cantiknya hilang", ia memberi beberapa lembar tisu untuk bu wati.
kemudian bintang berucap tanpa suara, kalian berdua ikut aku habis ini!
TBC
anyway jangan lupa streaming guerrilla🤍
KAMU SEDANG MEMBACA
Fix You
Teen Fiction"lights will guide you home, and ignite your bones, and i will try to fix you" - ❗disclaimer❗ -bxb -semua nama tokoh, alur, latar belakang cerita merupakan karangan penulis. jika ada kesamaan hanya kebetulan semata -beberapa part mengandung kekerasa...