⚠️ 🔞
aku gatau ini nulis apa yang minor atau yang ga nyaman bisa skip part ini.-
setelah ungkapan rasa sayang keluar dari mulut mahesa, keduanya lantas berciuman, saling melumat, mengobrak-abrik isi rongga mulut satu sama lain. ciuman itu perlahan turun ke leher, sesekali mahesa menggigit tulang selangka milik dhista.
"j-jangan disitu", gerakannya sempat terhenti namun dengan cepat mahesa membuka kancing baju kemeja yang dikenakan dhista dan mulai memberi tanda disekitar dada hingga perut.
"ngh! esa- hmmh"
tangan besar milik mahesa meremas pinggang dhista yang membuatnya tidak bisa menahan suara laknat itu keluar dari mulutnya yang kini memerah. jemari mahesa juga perlahan menari diatas kedua tonjolan kecil milik dhista.
"m-mahesa.. ahh!"
mahesa terus menorehkan afeksi pada tubuh itu sampai laki-laki dibawahnya melemas, ia mencium, mengigit kecil serta menjilat, menghadirkan sensasi geli sekaligus nikmat.
kedua tangan dhista yang menganggur ia kalungkan pada leher mahesa, sesekali ia meremas rambut dan pundak kokoh itu ketika tak kuasa menahan rasa nikmat.
kedua mata mahesa menatapnya dengan tatapan penuh nafsu, satu tangan besarnya perlahan turun dan meremas sesuatu yang ada dibalik celana dhista.
"ahh.. hngg..", dhista berusaha menghentikan mahesa yang hendak melepas celana yang ia gunakan. ditepisnya tangan dhista oleh mahesa, dan perlahan-lahan celana itu terlepas dari sana menampilkan kepunyaan dhista yang masih dibalut celana dalam.
mahesa beranjak untuk membuka baju dan melemparnya ke sembarang arah.
dari sini mahesa bisa melihat kedua kaki dhista yang menekuk untuk menutupi kepunyaannya, baju yang acak-acakan, bercak kemerahan disekitar perut hingga dada, dan saliva membasahi bibir merah yang kini membengkak.
sungguh cantik, dhista terlihat sangat cantik.
"m-mahesa..", dhista merasa ditelanjangi hanya dengan tatapan tajam itu, walaupun kini ia sudah setengah telanjang, tapi dhista tetap merasa malu saat mahesa sama sekali tidak berkedip melihatnya.
"cantik, cantik banget"
mahesa mulai mencium pergelangan kaki dhista, perlahan naik ke betis, dan paha. tak sabaran ia lantas menarik kain terakhir yang membungkus kepunyaan dhista.
"already wet huh?", semburat merah timbul dikedua pipi dhista lantaran malu saat dirinya basah hanya karena sentuhan yang mahesa torehkan.
mahesa mengulum kedua jarinya agar mempermudah jalan masuk. dhista berani bersumpah, mahesa terlihat sangat seksi dari bawah sini.
"relax, take a deep breath", titah mahesa, dhista mengangguk seraya memejamkan matanya. ini pertama kalinya lagi ia bermain bersama orang lain.
jemari panjang itu satu persatu mulai masuk ke dalam sana, mahesa memberi jeda beberapa saat untuk dhista agar terbiasa dengan kedua jarinya. setelah dirasa nyaman, mahesa mulai menggerakan jarinya, ia bahkan menambah satu jarinya lagi untuk masuk.
tadi pagi dhista sempat membersihkan diri, sejak hari dimana ia melihat mahesa bertelanjang dada di depannya, dhista jadi punya firasat kalau hal ini akan terjadi, entah ia yang memulai duluan atau sebaliknya.
"anghhh.. m-mahesa.. hng- ah!", kedua ujung matanya berair kala mahesa menemukan titik favoritnya.
"disini?"
"ahhh!"
mahesa menarik ketiga jarinya keluar dari sana, ia berhasil menemukan sweet spot milik dhista.
dengan terburu-buru ia membuka celana yang masih melekat, tak lupa ia merogoh saku celananya dan mengeluarkan benda yang tak asing bagi dhista.
"lo k-kapan beli.."
"tadi.. persiapan aja siapa tau butuh, and, sekarang kepake"
dhista menutup matanya dengan erat sambil mencengkram sprei kasur, ketika melihat kepunyaan mahesa yang besar, ia tak yakin kalau itu bisa masuk ke dalam sana.
mahesa terkekeh pelan, ia lantas mengecup pelipis dhista.
"pegangan sini", mahesa mengalungkan kedua tangan dhista ke lehernya, "ini bakalan sakit, tapi gue pelan-pelan kok. i'm in ya?", dhista mengangguk.
dhista mengerutkan keningnya, menahan rasa sakit ketika benda besar itu masuk. mahesa mencium bibir dhista untuk mengalihkan rasa sakitnya sambil terus berusaha memasukan kejantanannya dengan pelan.
"ahhh..", keduanya mendesah saat akhirnya milik mahesa berhasil masuk. ia juga memberi jeda untuk dhista agar terbiasa sebelum ia bergerak.
"gerak, sa" bisik dhista.
"are you sure?"
dhista mengangguk.
mahesa lantas mulai bergerak mencari kenikmatan didalam sana, sesekali jemarinya itu meremas pinggang dhista, memberikan rasa nikmat yang luar biasa bagi sang pihak bawah.
"ahh.. shh.. hmmh.. ngh!", suara desah yang tertahan terus keluar dari mulut dhista. mahesa yang masih terus bergerak langsung menarik pergelangan tangan yang menutupi mulut dhista, ditariknya dan dikuncinya kedua tangan itu ke atas kepala dhista.
"desahin nama gue, jangan ditahan"
"m-mahesa.. hah- angh!"
"shit! sempit banget ta.."
dhista tak tinggal diam, ia juga menggerakan pinggulnya berlawanan arah dengan mahesa, mengejar rasa nikmat.
"c-cium, mau cium mahesa", kedua bibir mereka kembali bertemu, mahesa membiarkan dhista untuk menciumnya. desah tertahan dari mahesa ketika mereka berciuman semakin menambah kesan panas dalam permainan mereka.
"suka, hm?"
"haah- s-suka-", terlalu panas, dhista sampai tak mampu untuk melanjutkan kata-katanya.
bunyi kulit yang beradu kini mengiringi desahan mereka, saling memuji, saling memberikan rasa nikmat satu sama lain. mahesa menambah kecepatan gerakannya, membuat dhista tak henti-hentinya mendesahkan nama mahesa.
"cantik, punya mahesa cantik"
"saa.. anghh! ahh!"
"sa.. i'm close- hng ahh...", dhista kembali menggerakan pinggulnya membantu mahesa untuk mencapai pelepasannya agar mereka bisa mencapai pelepasan bersama.
"ahhh!"
"ahh-"
keduanya mencapai pelepasan secara bersamaan, dhista mengotori perut hingga dadanya yang memerah akibat ditandai oleh mahesa, sementara mahesa mencabut kejantanannya dari dalam sana dan melepas alat kontrasepsi yang kini penuh dengan cairan putih miliknya.
mahesa menjatuhkan dirinya disamping dhista. ia melayangkan senyum untuk dhista, lantas mengecup bibirnya sekali lagi.
"cantik, lo cantik banget ada dibawah gue", ia menarik dhista masuk ke dalam dekapannya.
"mahesa juga.. gede hehe.. gue suka", suaranya teredam didada mahesa. sontak keduanya tertawa, dhista yang merasa malu tapi mau dan mahesa yang merasa gemas akan tingkah dhista.
"gue ngantuk sa, capek..", dhista merengek.
"iya ayo tidur, kita bersih-bersihnya besok aja ya?", dhista mengangguk kecil. tak berselang lama dhista sudah tertidur di dalam dekapannya, mahesa terkekeh saat melihat wajah polos dhista yang kelelahan. ia menarik selimut dan mengecup pucuk kepala dhista dengan sayang.
"selamat tidur bayi besar punya mahesa"
sampe sini dulu ya, sampe ketemu di part selanjutnya!🤍
![](https://img.wattpad.com/cover/303292730-288-k892017.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Fix You
Novela Juvenil"lights will guide you home, and ignite your bones, and i will try to fix you" - ❗disclaimer❗ -bxb -semua nama tokoh, alur, latar belakang cerita merupakan karangan penulis. jika ada kesamaan hanya kebetulan semata -beberapa part mengandung kekerasa...