fix you

254 39 4
                                    

selamat membaca🤍

-

"yah.. gue meluk guling lagi deh malem ini"

mahesa duduk di samping dhista yang kini tengah merapikan kembali baju-bajunya ke dalam tas. tadi pagi setelah mereka membersihkan diri dan sarapan, mahesa langsung melajukan motornya kembali ke tempat kos karena dhista harus pulang ke rumah sore hari nanti.

"yaelah, tiap hari juga lo melukin gue, apa ga cukup?"

"ngga. abisnya lo gemes, pengen gue kekepin terus kalo bisa"

cup!

satu kecupan medarat di pipi gembul dhista.

mahesa membantu dhista untuk melipat baju-baju kotornya dan memasukannya kembali ke dalam tas. setelah selesai, dhista kembali membaringkan tubuhnya diatas kasur sambil mencari alasan paling masuk akal kalau-kalau arka bertanya soal ia yang tiba-tiba pergi dari rumah.

dhista merogoh ponsel dari dalam saku celananya, baru saja ia memikirkan soal arka, nama adiknya itu muncul dilayar ponselnya.

From: Arka
kak dhista bales chat adek! :(
kak dhista kemana sih?! emang kak dhista ga mau ketemu sama keluarganya ayah? pulang ya kak.. sepi nih ga ada kakak dirumah

nyatanya hanya arka yang terus mengirim pesan sejak ia pergi dari rumah. mama tidak pernah bertanya soal kabarnya selama beberapa hari kebelakang, mengirim pesan saja tidak.

mungkin mama udah bahagia sama keluarga barunya, batin dhista.

disaat seperti ini rasanya dhista tidak ingin pulang ke rumah, kalau untuk menyakiti dirinya sendiri untuk apa ia pulang ke rumah? andai saja papa masih ada, dhista mungkin akan pulang ke rumah papa dan tinggal bersamanya.

atau haruskah ia menyusul papa?

"dhista? kenapa ngelamun gitu?", mahesa naik ke atas kasur dan ikut berbaring disamping dhista.

"sa.. gue cuma mau bilang makasih udah mau jadi rumah disaat gue lagi ga baik-baik aja, makasih udah selalu ngertiin gue selama ini, makasih karna lo selalu ada buat gue"

"ga perlu berterimakasih ta, itu udah keharusan gue sebagai rumah lo. kenapa sih, hm? tiba-tiba bilang makasih segala, pasti ada sesuatu yang ganggu pikiran lo lagi"

bukannya menjawab, dhista malah membuka kedua tangannya dengan lebar, menyuruh mahesa untuk memeluknya.

"gue balik dulu ya sa, baik-baik di kosan"

"hmm.. kalo ada apa-apa langsung kabarin gue ya ta"

-

dhista sampai di rumah tepat pukul 6 sore, ia sengaja pulang terlambat agar tidak bertemu dengan keluarga ayah, dan perkiraannya benar, saat ia turun dari motor mahesa, keadaan rumah sudah kembali seperti semula.

setelah berpamitan pada mahesa ia langsung masuk melalui pintu samping yang terhubung dengan dapur.

baru beberapa langkah memasuki area dapur, perasaan sesak datang ketika melihat arka, mama, dan ayah yang kini tengah duduk bersama di ruang tv. dari sini dhista bisa melihat dengan jelas raut wajah mama yang terlihat bahagia. dhista bahkan sudah lama tidak pernah melihat mama yang tertawa lepas seperti itu.

"mama beneran udah bahagia sama keluarga barunya", gumam dhista.

dhista menarik kedua sudut bibirnya, mencoba untuk menutupi rasa sesaknya dengan senyuman. ia melangkah dari sana dengan hati-hati untuk menaiki tangga, namun baru saja ia berbalik untuk menaiki tangga, suara ayah lebih dulu menghentikannya.

"masuk rumah tuh salam sama orang tua, bukannya nyelonong gitu aja!", dhista langsung berbalik menatap ketiga orang yang duduk disana.

"malam ma, yah, adek", ucap dhista.

"kak dhista", gumam arka.

"pintu gerbang udah dikunci lagi kak?", tanya mama.

"udah ma"

dhista tersenyum getir, ada rasa kecewa mendengar pertanyaan mama. bukannya bertanya soal kabar anaknya, mama malah bertanya soal hal lain. mama bahkan tidak memalingkan pandangannya kepada dhsta yang masih berdiri tak jauh darinya.

"ada sisa makanan di kulkas, kalo kamu belum makan angetin sendiri ya kak"

"iya makasih ma, yaudah kalo gitu.. dhista naik dulu, permisi", tanpa menunggu jawaban dari mereka, dhista langsung menaiki anak tangga menuju kamarnya.

dhista masuk ke dalam kamarnya yang kini benar-benar berantakan, sepertinya beberapa saudara yang tidur dikamarnya adalah anak kecil, lantaran banyak sampah makanan anak kecil yang berserakan di lantai.

"pulang bukannya istirahat malah disuguhin kamar yang berantakan", gumamnya.

dhista ingin segera beristirahat, jadi tanpa berlama-lama lagi dhista langsung membersihkan kamarnya. tidak terlalu bersih tidak apa-apa yang penting ia bisa tidur dengan nyaman malam ini.

tanpa mengganti baju ia membaringkan tubuhnya diatas kasur empuk itu sambil memejamkan mata.

"kenapa sakit ya pa?", ia memukul dadanya yang terasa sesak, "dhista harusnya seneng, mama udah nemuin kebahagiaannya lagi sekarang. tapi, kenapa jarak mama sama dhista semakin jauh? dhista mulai asing sama mama. dhista ngerasa sendirian disini pa, apa dhista harus nyusul papa kesana?"

dhista terkekeh, "tapi kata mahesa, ada banyak alasan untuk bertahan. emang bener ya? atau mahesa cuma ngarang aja supaya keliatan keren di depan dhista?"

"eh, papa tau mahesa ga sih? mahesa itu.. pacarnya dhista hehe. anak papa udah gede, udah punya pacar sekarang. mahesa baik banget sama dhista, dia selalu ada buat dhista, mahesa kaya dititipin sama semesta buat hadir di hidup dhista. dia datang bukan tanpa alasan pa, sama kaya bang harsa dan kak bintang", dhista membuang nafasnya kasar.

"andai papa masih ada disini, dhista yakin pasti papa bakalan deket banget sama esa. soalnya dia juga jago nyanyi sama main gitar, sama kaya papa. kapan-kapan dhista kenalin esa ke papa deh", ucap dhista.

ya, seperti itulah dhista. terkadang dikala rindu yang tak tertahan lantaran jarak yang sangat jauh memisahkan mereka berdua, ia sering bicara sendirian, bertanya lalu dijawab oleh dirinya sendiri didalam hati, seolah-olah papa ada disana bersamanya.

"malem ini papa harus dateng ke mimpinya dhista, pokoknya harus kalo ngga dhista ngambek", ia terkekeh diakhir kalimat, "dhista tidur ya pa, selamat malam, sampe ketemu di mimpi"

dhista menyamankan posisi tidurnya, tidak menunggu waktu yang lama kedua mata itu tertutup dan mengantarkan dhista menuju alam mimpi.

namun tanpa disadari oleh dhista, seseorang telah berdiri cukup lama didepan pintu kamarnya, ia mendengar semua kata-kata yang keluar dari mulut dhista dengan perasaan yang sulit untuk dijelaskan.

"kakak.."




Fix You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang