selamat membaca🤍
slight 18+-
enam bulan kemudian..
"kak dhista cepetan, adek telat nih!"
"bentarr! sepatu gue sebelah lagi mana si?!"
begitulah suasana pagi hari dirumah kakak beradik itu. sebenarnya, sepasang sepatu yang kini sudah dipakai oleh dhista bukan faktor utama keterlambatan mereka untuk pergi ke sekolah. namun, ini semua berawal dari dhista yang bangun kesiangan lantaran begadang karena harus menyelesaikan tugasnya yang harus dikumpulkan pagi hari ini.
mereka berdua kini sudah naik kelas 12, yang artinya sebentar lagi mereka akan lulus dan harus serius belajar untuk persiapan masuk perguruan tinggi.
"lagian kamu nyimpen sepatunya asal banget sih kak?"
"ya maaf yah.. dhista lupa"
"udah udah, cepet jalan yah, adek ada ulangan harian nih!"
ah, omong-omong, hubungannya dengan sang ayah sudah membaik. semenjak hari dimana dhista pulang dari rumah sakit, ayah tidak pernah bersikap buruk lagi padanya. meski begitu, dhista masih butuh waktu untuk terbiasa dengan situasi baru dan mengakrabkan diri dengan sang ayah.
tapi sejauh ini, mereka berdua bisa dibilang cukup dekat. dhista sering kali pergi memancing bersama ayah di akhir pekan, walaupun masih harus ditemani oleh arka atau mahesa karena dhista masih belum nyaman kalau harus pergi berdua saja dengan ayah.
"dhista masuk dulu yah, dek. hati-hati dijalannya, sampai ketemu nanti!"
"daah kakak! semangat buat hari ini!"
dhista melambaikan tangannya pada mobil hitam yang kini sudah kembali melaju menuju sekolah arka.
dhista menghela nafas, senyum yang awalnya tercetak dengan manis diwajahnya seketika luntur saat dhista melangkah masuk ke dalam sekolah.
semenjak harsa dan bintang lulus dari sekolah, dhista jadi kesepian lantaran ia harus melakukan semuanya sendiri. contohnya ia harus pergi ke kantin sendirian untuk makan siang, bolos pelajaran sendirian, atau disaat perasaan cemasnya muncul ia harus berusaha menenangkan dirinya sendiri.
kesehatan mentalnya bisa dikatakan belum cukup baik, ketika berada di sekolah dhista sering tiba-tiba merasa cemas dan gelisah sampai kesulitan bernafas saat beberapa hal berhasil mengingatkannya pada trauma di masa lalu.
saat rasa cemas dan gelisah datang menghampirinya, mau tidak mau dhista harus memakan makan siangnya didalam bilik toilet sambil menangis.
itulah mengapa akhir-akhir ini arka selalu memberinya kata-kata penyemangat sebelum masuk sekolah.
namun, beruntungnya dhista masih dikelilingi oleh orang baik. beberapa teman kelasnya berusaha merangkul dan mengajak dhista untuk bisa berbaur dengan orang lain.
tidak begitu buruk, pikirnya. lagi pula sebentar lagi ia akan disibukan dengan ujian dan belajar untuk masuk perguruan tinggi.
"pagi dhista"
"oh hai.. pagi deva"
salah satu teman sekelasnya tiba-tiba saja menghampiri dhista dan kini ikut berjalan bersama menuju ke kelas.
"gimana tugas lo? udah kelar?"
"udah nih, baru kelar jam satu pagi. kalo lo?"
"belom kelar", deva tertawa kecil saat melihat raut wajah dhista yang nampak keheranan, "santai ajalah, paling pak agus sama bu hera nyuruh nyabutin rumput atau lari keliling lapangan"
![](https://img.wattpad.com/cover/303292730-288-k892017.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Fix You
Ficção Adolescente"lights will guide you home, and ignite your bones, and i will try to fix you" - ❗disclaimer❗ -bxb -semua nama tokoh, alur, latar belakang cerita merupakan karangan penulis. jika ada kesamaan hanya kebetulan semata -beberapa part mengandung kekerasa...