selamat membaca🤍
-
malam hari dikediaman mahanta. sebelum berita mengenai keluarganya tersebar dimedia.
tuan mahanta melempar satu map coklat ke atas meja. dihadapannya sudah ada harsa dan sankara yang duduk berdampingan. sang adik tak berani menatap netra tajam itu, bahkan untuk mengangkat kepalanya saja ia tidak mau.
"apa ini?", tanya harsa.
"papa udah urus semuanya, kamu tinggal berangkat"
"maksud papa berangkat kemana?!" hardik sankara.
"duduk san" harsa menarik lengan sang adik untuk kembali duduk disampingnya.
harsa lantas membuka map yang kini sudah ada ditangannya. seakan tidak percaya dengan apa yang baru saja ia lihat, harsa menatap papanya meminta penjelasan.
"ini buat harsa?" ia bertanya.
"tadi siang orang-orang media datang ke kantor dan mereka minta penjelasan langsung sama papa. maaf harsa, papa ga bisa nutup-nutupin semuanya. lagipula ini kan mau kamu? kamu mau semua orang ngeliat papa sebagai orang yang jahat kan?"
harsa diam, tak mampu menjawab pertanyaan papa.
"papa ucapin selamat karna kamu udah berhasil bikin nama baik papa jadi kotor dan privasi keluarga kita terganggu. kamu tau? orang-orang diluar sana mulai berfikir kalo papa selingkuh sama sarah disaat mama kamu sakit. mereka bilang ammar mahanta itu ga punya hati, ga punya otak! kamu ini seharusnya sadar diri harsa. kamu ini anaknya siapa, kamu lahir dikeluarga yang seperti apa. atau kamu lupa sebenarnya papa ini siapa?"
harsa menggelengkan kepalanya.
"kalo kamu masih ingat papa ini siapa harusnya kamu mikir pake otak. konsekuensi apa yang bakal terjadi akibat tindakan kamu itu, bukannya malah malu-maluin keluarga mahanta. semua fasilitas kamu papa ambil, dan mulai besok, kamu harus hidup mandiri disana. itu hukuman dari papa untuk kamu!"
harsa berdecak kesal, ia tak setuju dengan keputusan papanya barusan, "papa cuma mikirin itu! reputasi keluarga, nama baik keluarga, itu terus yang papa pikirin! coba sesekali papa buka hati dan pikiran papa, liat dan rasain gimana perasaan harsa yang sebenarnya"
ditengah perdebatan mereka berdua, sankara diam-diam mengambil map coklat yang kini tergeletak diatas meja. dibukanya map itu dan ia mengambil satu barang secara acak.
"hm? apa ini?" gumam sankara.
rasa tak percaya dan terkejut jadi satu saat barang yang ia ambil bukanlah buku catatan kecil seperti yang ia bayangkan, melainkan passport.
"papa?!"
perdebatan harsa dan papa langsung terhenti begitu saja.
"papa setega ini sama anak sendiri?!"
"sankara duduk"
"abang itu masih anak papa kalo papa lupa! emang harus sampe kaya gini buat ngasih hukuman sama dia?! ngirim harsa ke luar negri bukan solusi terbaik pa!"
situasi diantara mereka bertiga kini semakin memanas lantaran sankara ikut tersulut emosi setelah tau kalau kakaknya diusir secara halus dari rumah oleh papa.
"memangnya sehancur apa sih reputasi papa cuma gara-gara masalah sepele kaya gini? papa kan bisa nutup mulut orang-orang media, kenapa papa ga ngelakuin itu?!"
dengan cepat harsa menjawab, "papa bukannya ga bisa, papa ga mau"
mendengar jawaban menohok dari putranya, papa hanya bisa terdiam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fix You
Teen Fiction"lights will guide you home, and ignite your bones, and i will try to fix you" - ❗disclaimer❗ -bxb -semua nama tokoh, alur, latar belakang cerita merupakan karangan penulis. jika ada kesamaan hanya kebetulan semata -beberapa part mengandung kekerasa...