selamat membaca🤍
-
pukul 2 malam mahesa terbangun dari tidurnya karena terusik dengan suara air mengalir dari kamar mandi yang terletak di depan kamar, samar-samar ia juga mendengar suara mama dari sana.
mahesa membuka pintu kamar mandi, ia melihat mama sedang duduk bersimpuh di lantai sambil memegang perutnya.
"sakit..", suara mama terdengar lirih ditelinga mahesa. ia buru-buru mengangkat tubuh ringan mamanya ke luar kamar mandi, mendudukannya dengan hati-hati di atas kursi meja makan.
ini bukan pertama kalinya mama seperti ini, mahesa yakin pasti mama belum makan apapun sejak kemarin malam dan ia minum terlalu banyak. mahesa lantas memberi mama satu gelas air hangat.
"kita ke rumah sakit ya?"
mama menggeleng, "ga usah", jawabnya pelan.
mahesa terdiam, begitupun mama yang duduk di sampingnya. sejak kecil hubungan antara ibu dan anak satu-satunya ini memang tidak baik, mahesa jarang bisa berbicara secara baik-baik dengan mama. situasi sekarang bahkan terasa sangat sangat canggung.
ayo say something mahesa!
lama keduanya terdiam, mama memutuskan untuk merebahkan diri di sofa ruang tv. mahesa yang melihat itu membuntutinya dari belakang, jaga-jaga bila terjadi sesuatu pada mama.
"tidur di kamar aja ma, disini dingin"
"ga usah sok peduli", mama kembali menutup matanya dengan posisi badan yang menyamping menghadap ke arah sandaran sofa.
satu hal yang mahesa tidak ketahui adalah mama tidak tidur. diam-diam ia menangis, ia ingat betul saat memukul, mencakar, dan menampar wajah anak semata wayangnya itu. perasaan bersalah kembali muncul, apalagi saat ia melihat mahesa hanya diam dan tidak menghindar sama sekali.
ditengah tangisnya yang tidak bersuara itu, mahesa mengambil selimut untuk mama dan menyelimuti tubuh kurus mama.
"mama inget ga? hari ini mahesa ulang taun. mama ga perlu mukulin mahesa lagi, tahun ini mahesa ga minta apa-apa kok. yang penting mama sehat, jangan minum-minum lagi, jangan inget laki-laki itu lagi. mahesa ga suka, dia bikin mama sedih terus", diusapnya lengan mama dengan pelan, "mulai hari ini, mahesa mau berdamai sama keadaan. mama ga perlu minta maaf sama mahesa, mahesa yang harusnya minta maaf sama mama"
air mata turun semakin deras dari kedua mata mama, ia sendiri lupa ulang tahun putra semata wayangnya ini. mama tau kalau ia tidak membesarkan mahesa dengan baik, tapi setiap hari ia selalu berharap kalau putranya akan menjadi seseorang yang jauh lebih baik daripada dirinya, dan terbukti, putranya kini sudah besar. mahesanya sudah dewasa.
"selamat ulang tahun anak mama"
-
prang!
bruk!
mahesa terbangun lagi karena suara bising yang berasal dapur. ternyata ia tertidur di ruang tv dengan posisi duduk dilantai. ia meregangkan otot-ototnya yang terasa pegal karena tidur dengan posisi kepala yang terus menunduk.
ia segera berlari ke dapur, khawatir terjadi sesuatu pada mama. selain itu ia juga mencium bau hangus yang kuat dari sana.
"ma.. ma?"
ini adalah pertama kali dalam tiga tahun terakhir mahesa melihat mama memasak.
"sana duduk", mama menunjuk ke arah meja makan.
satu piring nasi goreng dan telur dadar tersaji di atas meja makan. dari tampilannya saja mahesa tidak yakin bisa memakannya, tapi ini adalah masakan pertama mamanya selama tiga tahun terakhir, mana mungkin ia tidak memakannya.
"mm.. gimana? enak?", tanya mama saat melihat mahesa memakan nasi goreng buatannya. putra sulungnya itu mengangguk sambil tersenyum kecil.
hanya ini yang bisa ia buat di hari ulang tahun anaknya. mama tidak pandai memasak atau membuat kue, tapi hari ini rasanya mama ingin sekali membuat sesuatu untuk mahesa. mama merasa senang begitu melihat mahesa yang makan dengan lahap di depannya, pemandangan yang jarang ia lihat karena sudah tiga tahun mahesa tidak tinggal bersamanya.
"uhuk uhuk!"
mama mengambil segelas air dan memberikannya pada mahesa. apa rasa nasi goreng itu pedas? sampai wajah anaknya memerah, matanya berair, mungkin karena tersedak pikir mama. ia bahkan belum mencicipi masakannya sendiri, dan alangkah terkejutnya ia saat nasi goreng itu masuk ke dalam mulutnya.
rasanya asin sekali!
"jangan di makan!", mama mengambil piring itu dan menjauhkannya dari mahesa.
"lho kenapa?"
"nasinya asin, telurnya gosong!", mama sampai mengernyitkan dahinya. bagaimana bisa mahesa menghabiskan setengah piring nasi goreng tak layak makan ini?
"ngga kok, masakan mama enak, sini mahesa habisin"
mama membuang nasi goreng dan telur dadar ke tempat sampah tanpa mendengar ucapan mahesa yang menyuruhnya untuk tidak membuang makanan. ia kesal dan kecewa pada dirinya sendiri, memasak nasi goreng dan telur dadar saja tidak becus.
mahesa sangat menghargai segala sesuatu yang mama lakukan untuknya, termasuk memasak makanan di hari ulang tahunnya. walaupun mahesa sendiri tidak yakin kalau mama ingat hari ulang tahun anak satu-satunya ini.
dengan bahan masakan yang seadanya, mahesa memilih untuk memasak ulang semuanya. tentu aksi itu tak luput dari perhatian mama yang kini berdiri di sampingnya sambil memperhatikan cara mahesa memasak.
"nih, mama cobain", mahesa mengambil sendok dan menyuapi mama.
mama menganggukan kepalanya, mahesa, anak laki-lakinya pandai memasak, "enak", ucap mama dengan suara pelan.
"mama duduk dulu, mahesa siapin buat mama makan ya"
"mahesa"
"iya ma?"
"selamat ulang tahun.. anak mama"
KAMU SEDANG MEMBACA
Fix You
Teen Fiction"lights will guide you home, and ignite your bones, and i will try to fix you" - ❗disclaimer❗ -bxb -semua nama tokoh, alur, latar belakang cerita merupakan karangan penulis. jika ada kesamaan hanya kebetulan semata -beberapa part mengandung kekerasa...