fix you

271 43 7
                                    

⚠️suicide attempt!!!
selamat membaca

-

tok tok tok!

"masuk!" teriak papa dari dalam, "oh, yasa? ada apa?", tanyanya saat melihat yasa yang kini berdiri dibalik pintu sambil membawa secangkir kopi panas.

"papa sibuk? yasa mau bicara"

"ngga, masuk, tutup pintunya"

yasa menurut, ia menutup pintu dengan sebelah tangannya.

ia meletakan secangkir kopi panas yang dibawa olehnya diatas meja kerja papa, kemudian ia duduk di sofa yang posisinya tak jauh dari meja kerja papa.

yasa mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan yang jarang masuki ini. ruang kerja papa adalah ruangan paling rapih di rumah, itu semua karena papa suka kerapihan. papa bilang kalau ia tidak bisa bekerja jika ruangannya kotor dan berantakan. selain itu, papa juga tidak suka kalau seseorang mengganggunya ketika sedang bekerja didalam sini.

disekeliling ruangan ada rak buku tinggi dengan buku yang tersusun rapih dan beberapa dokumen yang ditumpuk diatas meja lain.

ruang kerja yang benar-benar padat tapi juga sangat rapih dan bersih.

kemudian netranya menangkap sebuah foto keluarga yang disimpan persis diujung meja kerja papa. foto itu adalah foto keluarganya. mama, papa, harsa, sankara, dan dirinya.

yasa tersenyum tipis melihat ekspresi wajah harsa yang menahan rasa sakit, senyumnya terlihat sangat dipaksakan karena saat itu papa menyuruh harsa untuk tersenyum sambil mencubit kecil punggung anaknya.

"yasa, ada apa? kok ngelamun gitu?"

"eh? a-aku gapapa kok pa"

"ada yang mau kamu bicarakan?"

ditatap papa dengan tatapan curiga seperti itu membuat yasa meneguk ludahnya, tiba-tiba saja ia gugup.

"iya, ada yang mau aku bicarain. soal.. kak harsa"

"kalo kamu mau bicara soal dia, mending keluar, papa ga mau denger apapun lagi tentang dia yang udah malu-maluin keluarga kita"

ucapan papa tepat seperti apa yang sudah ia perkirakan sebelum masuk kesini. papa pasti menolak untuk diajak berbicara mengenai harsa. namun, penolakan papa tidak menyurutkan niatnya untuk berbicara empat mata dengan papa.

"papa dengerin aku dulu–"

"ngga, keluar dari sini!"

"kak harsa ga sepantasnya dihukum kaya gitu sama papa!"

teriakan tiba-tiba dari yasa membuat papa yang berdiri tak jauh darinya langsung terdiam.

"aku tau papa pasti kecewa dan marah sama kak harsa, tapi apa papa ga sadar kalo tindakan papa ini bikin kak harsa semakin jauh dari papa?"

"dia yang lebih dulu menjauh dari papa"

"mau papa ni sebenernya apa sih? bukan gini caranya kalo mau bikin kak harsa ngerti atas semua kesalahan yang dia lakuin! aku kan udah sering banget bilang sama papa kalo kak harsa cuma butuh pengertian sama kasih sayang papa!"

"papa kaya gini karena papa sayang sama harsa!"

"ini cara papa nunjukin rasa sayang ke kak harsa? pantesan kak harsa ngejauh dari papa"

buku catatan kecil dan album foto tiba-tiba saja yasa letakan diatas meja kerja papa.

"liat dan baca, biar papa tau perasaan kak harsa yang sebenernya"

Fix You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang