fix you

315 39 4
                                    

selamat membaca🤍

-

belum ada yang berubah setelah kejadian hari itu, harsa masih tetap dengan pendiriannya kalau perbuatan papa itu salah karena papa mengkhianati mama. harsa bahkan enggan untuk keluar dari kamarnya, untuk bertemu dengan sankara saja harsa tidak mau. ia mengunci semua pintu yang bisa terhubung dengan kamarnya.

hal ini harsa lakukan karena ia masih merasa bersalah kepada adiknya, karena egonya, sankara jadi ikut terseret kedalam masalah ini.

kedua sahabatnya tau soal rencana untuk memisahkan papa dan tante sarah. sankara bahkan turut serta dalam rencana ini, tapi teror itu tidak pernah ada didalam rencananya bersama sankara. bintang dan dhista juga tidak pernah tau kalau selama ini harsa lah pelaku teror itu.

aksi teror yang ia lakukan cukup membuat seisi rumah ketakutan, pasalnya, teror itu bukan hanya sekedar pesan yang berisikan ancaman, tapi juga beberapa benda aneh yang selalu tergeletak di halaman rumah setiap harinya.

misalnya, beberapa helai rambut, pisau, dan darah yang ia letakan didepan pintu rumah dengan surat yang berisikan suruhan untuk bercerai dengan tuan mahanta. harsa juga pernah meletakan boneka yang ditusuk dengan pisau tepat di halaman depan rumahnya.

banyak teror yang sudah ia lakukan tanpa sepengetahuan siapapun.

lantas kenapa bintang dan dhista tidak menghentikan aksi harsa untuk berusaha memisahkan tante sarah dan papa?

bintang dan dhista sering kali menasehatinya namun tidak ada satu nasehatpun yang harsa dengar. harsa malah menyuruh mereka untuk tidak usah ikut campur soal masalah keluarganya. tidak ada seorangpun yang bisa menghentikan harsa, ia terlalu keras kepala.

rencana ini sudah berlangsung cukup lama. sejak sankara masih duduk dibangku SMP, hingga saat ini harsa dan sankara masih menjalankan rencananya, walaupun sankara sudah mulai menerima yasa dan tante sarah, tapi harsa masih tetap menyuruh sankara untuk melakukan hal-hal sesuai suruhannya.

sejak malam itu, harsa tidak pernah makan satu meja lagi dengan mereka, harsa juga tidak pernah ikut berkumpul bersama dengan mereka. harsa hanya keluar kamar untuk pergi ke rumah bintang atau pergi ke sekolah.

tok tok tok!

"bang, maen ps yuk? gue bosen nih maen ps sendirian mulu", ucap sankara sambil mengetuk pintu yang terhubung dengan kamar harsa.

"lo mau apa gue beliin deh, asal keluar dari sana", tak ada jawaban dari harsa.

"kenapa lo ga ikut makan malem lagi bang? lo pasti belom makan kan? gue bawain ke sini ya?", lagi, tak ada jawaban dari balik pintu itu.

"akhir-akhir ini gue liat lo kurusan, muka lo juga kusut kaya baju belom disetrika, perlu gue setrikain ga? hehe.. tolol, abang lu bisa marah san! telapak tangan lo masih sakit bang? gue obatin ya? bukain pintunya, biarin gue masuk"

benar apa yang dikatakan sankara, tangan-tangan itu terlihat kurus, kedua pipinya juga terlihat lebih tirus. harsa hanya makan saat disekolah, itupun bintang yang menyuapinya, selama ada di rumah harsa hanya bertahan dengan meminum air dan menghisap rokok.

"maafin gue, gue bukan kakak yang baik buat lo san"

ia menekuk kedua lututnya dan menelungkupkan kepala diatas kedua tangannya, ia menangis di pojok ruangan sambil sesekali memukul kepalanya sendiri.

namun ketukan pintu diluar sana semakin keras, diikuti suara sankara yang kian meninggi.

harsa lantas mengusap air matanya dan berjalan ke arah pintu yang terhubung dengan kamar adiknya. ia menghela nafas sebelum akhirnya membuka pintu.

Fix You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang