fix you

285 38 0
                                    

"jangan lupa jemput arka jam 4 sore"

adalah pesan dari ayahnya tadi pagi. seperti biasanya dhista harus datang lebih awal untuk pergi ke sekolah arka, ia menghindari macet, juga supaya arka tidak menunggu terlalu lama.

kadang saat mengemudi dhista merasa muak akan semua ini. kenapa dhista harus repot-repot menjemput arka yang bahkan bukan anak kecil lagi, ia ingin sekali menyuruh arka untuk belajar menyetir mobil atau mengendarai motor.

ayolah, dhista bahkan belajar mengemudi demi adiknya.

tapi semua keinginannya ia simpan rapat. mana mungkin ayah mengizinkan putra kesayangannya mengendarai kendaraan sendirian.

akhirnya dhista sampai di sekolah arka 25 menit lebih awal. daripada bosan menunggu ia memutuskan untuk keluar dari mobil dan membeli minuman di minimarket samping sekolah arka.

selesai membeli minuman untuk dirinya dan juga arka ia duduk di kursi depan minimarket. dhista malah asyik dengan bayangan di masa lalunya, sampai ia tidak menyadari seseorang duduk dihadapannya.

"dhista?"

dhista yang dipanggil namanya langsung tersadar dan terkejut saat melihat mahesa duduk didepannya. ditambah seragam sekolah mahesa adalah seragam yang sama dengan yang arka gunakan.

"mahesa", balas dhista.

jadi.. mahesa satu sekolahan sama arka?

mahesa terkekeh kecil, "gue ngagetin lo lagi? makannya jangan kebanyakan ngelamun"

sore itu mahesa dan dhista kembali bertemu tanpa sengaja. keduanya banyak mengobrol, sesaat kemudian dhista teringat adiknya yang mungkin saja sudah menunggu di parkiran cukup lama, "eh gue duluan ya mahesa, adek gue kayanya udah nunggu di parkiran"

"oh adek lo sekolah disini juga? yaudah kalo gitu, sampe ketemu lagi dhista"

sedetik kemudian dhista berlari ke arah parkiran dan tidak menemukan arka disana. dhista terpaksa harus mencari arka kedalam sekolah, siapa tau adiknya itu masih ada kegiatan seperti tempo hari di ruang musik.

dhista bahkan menunggu satu jam lebih lama dari biasanya, dan tidak ada tanda-tanda kalau arka akan menghampirinya di parkiran. ia sudah berusaha menghubungi arka tapi tidak ada satupun dari panggilannya yang dijawab.

sial, dhista tau malam ini akan jadi malam yang panjang.

-

dhista sampai di rumah pukul setengah 8 malam. satu jam lebih lama karena terus-terusan mencari arka yang sampai saat ini dhista rasa adiknya itu belum pulang. ia menghela nafas frustasi, kenapa arka sangat suka menempatkannya pada situasi seperti ini?

apalagi mama tidak ada di rumah karena harus menjaga nenek di rumah sakit. siapa yang akan membelanya kali ini?

dhista masuk melalui pintu garasi yang terhubung dengan dapur, ia mengambil segelas air putih kemudian meminumnya sampai habis. belum sempat menaruh gelas itu di wastafel, dhista dikejutkan dengan suara ayah yang memanggilnya tepat di belakang tubuh dhista.

"dhista, mana arka?", dhista memejamkan matanya dan berbalik menatap ayah.

benar tebakannya, arka memang belum pulang dan ini sudah hampir pukul 9 malam, "arka belum pulang?", dalam hati ia merutuki dirinya sendiri. apa hanya itu yang bisa terucap dari mulutnya?

"kalo arka sudah pulang saya ga bakal nanya sama kamu. emangnya kamu keluyuran kemana aja sampe arka ga pulang bareng kamu?"

dhista ga keluyuran yah..

"maaf yah.."

tanpa disangka ayah menampar kedua pipi dhista secara bergantian, "kalo ga mau jemput arka harusnya kamu bilang", ayah mendorong dhista hingga terjatuh dan kepalanya membentur rak piring cukup keras.

"kalo arka belum pulang kamu juga ga usah pulang. sana cari arka!", ayah melempar gelas kaca ke arah dhista dan mengenai pelipisnya. tanpa rasa bersalah ayah meninggalkan dhista sendirian di dapur.

ah.. lagi lagi dhista terluka.

tanpa berlama-lama ia segera membersihkan pecahan gelas di lantai, rasanya kepala dhista sedikit pusing karena lemparan gelas tadi. ia menyeka pelipisnya yang terasa basah, mungkin sisa air di dalam gelas tadi pikir dhista. tapi sesaat setelah itu bisa ia lihat ada darah di punggung tangannya.

ia meringis, lukanya kini terasa perih.

setelah selesai membersihkan pecahan gelas, dhista bergegas menyetir mobilnya berusaha mencari arka.

"lo dimana sih ka? jangan bikin gue susah terus"

-

mobil dhista kembali berhenti di minimarket dekat sekolah arka, tapi kali ini ia memilih diam di dalam mobil untuk mengirim pesan pada yasa, satu-satunya teman arka yang dhista simpan nomornya.

arka pulang bareng san kak, emangnya kak dhista ga dikasih tau sama arka?

begitu isi pesan dari yasa.

ia kembali menghubungi arka dan kali ini panggilannya diangkat.

"adek dimana?"

"aku di tempat makan ice cream yang biasa kak"

"udah malem dek dicariin ayah, kakak kesitu sekarang"

"eh! adek kira baru jam 7. adek tunggu disini ya kak, hati-hati dijalan"

sambungan terputus.

dhista menyetir dengan kecepatan yang cukup tinggi, ia merasa sedikit tidak sabar ingin segera membawa arka pulang. karena dhista tidak tau apa yang akan terjadi setelah ini, bahkan setelah arka pulang dengannya. ayah bisa saja menghukumnya lagi.

arka dan sankara langsung menghampiri dhista yang kini bersandar pada body mobil sambil melipat kedua tangannya.

"dhista maaf, tadi niatnya gue mau nganterin arka pulang tapi kita malah main dulu. sampe kemaleman kaya gini", ucap sankara.

"gapapa kok. ini arka dicariin ayahnya, disuruh pulang udah malem", dhista berusaha menahan amarahnya dan berbicara selembut mungkin. padahal dalam hatinya ia ingin sekali memaki keduanya saat ini.

"lo bawa mobil?", tanya dhista.

"ngga, gue bawa motor. mobil gue dipake bang harsa", jawab san.

"dipake pacaran sama kak bintang pasti. yaudah kalo gitu gue pulang duluan ya san, gapapa kan kalo arka jadinya pulang bareng gue?"

san mengangguk, "gue minta maaf banget ya ta, harusnya tadi gue langsung nganterin arka pulang"

setelah berpamitan dhista langsung mengendarai mobilnya dengan kecepatan yang tinggi, baik arka maupun dhista memilih untuk diam. meskipun dhista tau sesekali arka meliriknya dengan tatapan bersalah tapi dhista berusaha abai.

kak.. maafin adek



















segitu dulu buat malem ini, makasih buat yang udah mau baca. have a good night!
TBC🤍

Fix You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang